Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

13 Restoran Baru di Bali

Kiri-kanan: Suasana hijau di D’Roemah; sajian bubur Manado kreasi Lonny Gerungan.

D’Roemah

Lonny Gerungan adalah nama yang asing, kecuali jika Anda pernah menetap di Belanda. Pria berdarah blasteran Ambon, Manado, dan Bali ini pernah menulis 17 buku masak berbahasa Belanda, dengan 15 di antaranya bertema kuliner Nusantara. Dia juga pernah memimpin sebuah restoran Indonesia di Amsterdam dan mengasuh beberapa program memasak di televisi Belanda. Wajahnya sempat tayang di monitor pesawat Garuda Indonesia jurusan Jakarta-Amsterdam.

Di Bali, sang koki kini bermarkas di D’Roemah, sebuah restoran sederhana yang menempati rumah joglo di seberang sawah. Tempat ini meracik menu Indonesia autentik yang dimasak dengan teknik autentik. Lonny belajar memasak langsung dari sumbernya. Dia tahu cara mengukus babi dengan batu panas khas Papua. Dia bisa bercerita panjang tentang teknik memasak bebek betutu memakai oven tradisional berbahan gabah. Dan dia mengulek semua sambal di restorannya. Lonny adalah William Wongso yang belum kita kenal.

Kiri-kanan: Eksterior D’Roemah; Lonny Gerungan, koki sekaligus pemilik D’Roemah.

D’Roemah menyajikan antara lain soto ayam, nasi campur, bubur Manado, gado-gado, dan dendeng balado. Seluruh menu disuguhkan di atas bokor oleh para pramusaji yang dibalut kamen Bali. Khusus menu sate ayam dan dadar gulung, sang koki akan menggelar live cooking menggunakan “mobile kitchen” berupa gerobak mungil berisi kompor. Tak ada elemen fusion atau molekuler gastronomi. D’roemah mengembalikan masakan Indonesia ke khitahnya dengan harga bersahabat yang juga sesuai dengan khitahnya. (Harga satu appetizer di Republik45 setara dengan satu main course di D’Roemah.)

Atmosfer restoran sangat “rumahan.” Kita seperti sedang bertamu ke rumah teman yang kebetulan hobi memasak. Tak jarang, di tengah sesi makan, Lonny akan mengambil mike dan membawakan nomor-nomor nostalgia seperti Fly Me to the Moon dan L-O-V-E. Suaranya selezat masakannya.

“Sekitar 80% tamu di sini orang Belanda,” kata sang koki. Banyak tamu datang tak sekadar untuk mengisi perut, tapi juga bertegur sapa dalam bahasa Belanda dengan sang koki. Datang di Minggu siang, atmosfernya lebih meriah saat D’roemah menggelar sesi prasmanan Sunday Market yang menyulap restoran ini menjadi “Little Holland” di Kerobokan.—CR

Jl. Merta Agung 48,Kerobokan; 0812-3999-4365; facebook.com/droemah; operasional: Rabu-Senin, 11:00-17:00, 18:00-22:00.

Show CommentsClose Comments

1 Comment

Leave a comment

0.0/5