by Cristian Rahadiansyah 04 August, 2020
3 Hotel Seni di Yogyakarta
Yogyakarta memiliki kampus seni bergengsi, bursa seni terbesar di Indonesia, bandara dengan rasa galeri, serta puluhan studio dan sanggar. Melengkapi tawarannya, provinsi ini memiliki pula hotel seni. Penginapan-penginapan ini didesain artistik, dipercantik karya seni, kadang dilengkapi ruang ekshibisi. Berikut tiga contohnya:
Greenhost Boutique Hotel
Lokasinya di jalan sempit, tanpa lahan parkir yang memadai. Akan tetapi, bagi pencinta seni, hotel bintang tiga ini menawarkan alamat yang strategis untuk menjangkau sejumlah institusi bergengsi, sebut saja Kedai Kebun, Cemeti, serta Langgeng Art Foundation.
Dalam gedung beton polos yang digerayangi tanaman, Greenhost mengoleksi 96 kamar yang didesain oleh tiga arsitek dan artis, yakni Ivan Christianto, Paulus Mintarga, dan Erick Dangian. Tiap kamarnya didesain minimalis dan diperkaya elemen kayu, dari mebel hingga plafon.
Hotel butik yang berlokasi di Jalan Prawirotaman ini juga memiliki spa dan ruang pertemuan. Di dekat kolam renangnya terdapat Art Kitchen Resto yang bersanding dengan ruang pamer Green Art Space.
Jl. Prawirotaman II No.629, Yogyakarta; 0274/389-777; greenhosthotel.com; mulai dari Rp415.000 untuk 25-26 Agustus 2020.
Artotel Yogyakarta
Di keluarga Artotel, seni adalah bagian integral dari identitas desain, bukan semata pemanis ruangan. Karena itu, para artis sewaannya terlibat dalam proses perancangan dan konstruksi bangunan. Untuk cabang Yogyakarta, Artotel bermitra dengan enam seniman: Uji Hahan, Apri Kusbiantoro, Ronald Apriyan, Fatoni Makturodi, Tempa Studio, serta Soni Irawan. Semuanya diberi tugas serupa: memberi sentuhan artistik berkarakter Jawa pada tubuh bangunan.
Artotel Yogyakarta diresmikan pada akhir 2017. Kehadirannya cukup menyita sorotan. Maklum, hotel nyeni ini hadir di provinsi yang rajin mencetak seniman. Dalam bangunan 10 lantai, penginapan ini menaungi 105 kamar. Tergantung pada kategori kamar, tema mural di interior antara lain Dewi Sri, Bandung Bondowoso, dan Punakawan.
Sesuai pakem bisnis Artotel, cabang Yogyakarta dilengkapi ruang pamer. Rampung menyewa seniman, hotel ini ingin terus menjadi ruang eksplorasi seni. Fasilitas lainnya ialah restoran ROCA, Slide Bar, serta kolam renang. Satu fitur uniknya ialah The Golden Brass Slide, perosotan yang mengantarkan tamu dari lantai mezzanine menuju lobi, secara ekspres.
Jl. Kaliurang KM 5.6 No.14, Sleman; 0274/6000-333; artotelgroup.com; mulai dari Rp607.500 untuk 25-26 Agustus 2020.
Lokal Hotel
Sesuainya namanya, hotel ini dirakit dari bahan lokal oleh orang lokal memakai selera lokal. Gayanya trendi sekaligus rustic—sebuah tafsir kontemporer atas rumah tradisional Jawa. Di area interior, firma desain MISC menempatkan mebel kayu minimalis, mural, kandil berbentuk tripod, serta tegel warna-warni bermotif batik kawung.
Lokal Hotel menaungi 12 kamar dalam tiga kategori. Kecuali dalam hal luas, tak banyak perbedaan rasa dan tampilan di antara ketiganya. Kamar Tipe A memiliki tempat tidur ganda. Tipe B berkonsep loft dua lantai. Sementara Tipe C lebih cocok untuk tamu pasangan.
Properti ini dimiliki oleh tiga pengusaha: Ari Respati, Gempa Tri Muryono, Hadi Wijaya. Mereka memulainya dengan restoran Lokal pada Februari 2014. Hingga kini, restorannya masih menjadi aset andalan. Walau beralamat di jalan cupet kawasan indekos, tempat ini acap ramai. Fenomena yang langka memang. Tak banyak restoran hotel yang laris di Yogyakarta. Walau tentu perlu dicatat, sebagian turis datang ke sini dalam rangka napak tilas Ada Apa dengan Cinta 2.
Jl. Jembatan Merah 104C, Sleman; 0274/524-334; lokalindonesia.com; mulai dari Rp449.999 untuk 25-26 Agustus 2020.