Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Fakta Unik Raffles Singapore

Riwayat
Namanya telah beberapa kali berganti, dari Beach House, menjadi Emmerson’s Hotel, menjadi Hotel Des Indes. Nama Raffles mulai dipakai pada 1 Desember 1887 saat hotel berisi 10 kamar ini dikelola oleh Sarkies Brothers, empat pengusaha berdarah Armenia. Nama itu dipilih untuk menghormati bapak pendiri Singapura, Sir Thomas Stamford Raffles. Pada masa penjajahan Jepang, Raffles Hotel kembali berubah nama menjadi Syonan Ryokan. Konon, di ujung Perang Dunia II, 300 serdadu menggelar pesta sake di hotel ini, kemudian melakoni bunuh diri massal. Selepas kebangkrutan Sarkies Brothers pada 1931, Raffles Hotel telah beberapa kali berganti pemilik, hingga akhirnya bernaung di bawah Accor sejak 2015.

Spesifikasi
Total terdapat 103 kamar di hotel ini. Fasilitasnya antara lain spa, kolam renang, area belanja, teater, taman, serta 14 restoran dan bar. Dua layanan andalannya adalah butler yang siaga selama 24 jam, serta moda transportasi klasik merek Daimler dan Bentley. Pada 1987, di usia satu abad, Raffles Singapore diganjar predikat National Monument oleh pemerintah Singapura. Hotel ini merupakan objek wisata sejarah yang populer, dan tamu diundang untuk menyelami kisahnya melalui paket Raffles Walk of Fame yang berdurasi 45 menit.

Tamu
Hotel ini pernah ditinggali banyak figur dunia, mulai dari Elizabeth Taylor, Rudyard Kipling, George Bush, Michael Jackson, hingga perancang kondang Karl Lagerfeld dan Christian Louboutin. Tapi hotel ini juga pernah disambangi tamu yang tak diundang, tak memiliki bukti reservasi, bahkan tak punya sepeser pun uang. Dulu, saat Singapura belum didominasi pencakar langit, ular piton dan babi hutan pernah mampir di Raffles Singapore. Insiden yang paling terkenal terjadi pada 1902 saat seekor harimau melarikan diri dari arena sirkus dan memasuki Billiard Room hotel, hingga akhirnya terpaksa ditembak.

Becak ‘rickshaw coolie’ di pelataran Raffles Hotel pada 1911.

Renovasi
Renovasi besar-besaran pertama bergulir pada 1989-1991. Dua kreasi terpenting dari proyek itu adalah Raffles Hotel Museum dan Jubilee Hall. Tahun ini, Raffles Singapore kembali menggelar renovasi. Fase pertama mencakup perombakan beberapa gerai F&B dan zona belanja. Fase kedua dimulai di pertengahan Agustus dengan cakupan sejumlah kamar dan gerai Writers Bar. Sepanjang proses renovasi, beberapa fasilitas seperti spa, kolam renang, dan pusat kebugaran akan ditutup. Pada fase ketiga yang bergulir mulai akhir 2017, hotel akan ditutup sepenuhnya dan dijadwalkan dibuka kembali dengan wajah baru pada medio 2018.

Budaya Pop
Koktail Singapore Sling, salah satu ekspor terbaik Singapura, diciptakan di Raffles Singapore pada 1915 oleh bartender Ngiam Tong Boon. Minuman lain yang menyimpan jejak hotel ini adalah Raffles 1915 Gin yang diluncurkan pada 2015. Raffles Singapore juga pernah dipakai sebagai lokasi syuting film,antara lain Pretty Polly, Paradise Road, serta Raffles Hotel yang diadaptasi dari novel Ryu Mur kami. Pada 2004, merayakan ulang tahunnya ke-117, Raffles Singapore bekerja sama dengan Longines meluncurkan Longines Raffles Collection. Sementara pada 2012, Jaeger-LeCoultre menciptakan arloji edisi khusus yang dihiasi ukiran “Raffles Hotel 1887-2012 Singapore.”

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi September/Oktober 2017 (“Legenda Singapura”).

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5