Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Alasan Baru Berkunjung ke Macao

Kiri-kanan: Travessa da Paixão, gang romantis yang terkoneksi dengan situs sejarah Ruins of St. Paul dan laris dijadikan lokasi foto turis pasangan. (Busana: Fendi); Senado Square, ruang publik kebanggaan warga Macao. (Busana: Valentino)

Dalam hal akses, Macao juga menawarkan kemudahan, walaupun penerbangan langsung dari Indonesia belum tersedia. Banyak turis mengombinasikan trip Macao dengan wisata ke Hong Kong. Sejak Oktober 2018, akses di antara kedua kota ini kian mudah usai diresmikannya jembatan yang menghubungkan Hong Kong-Zhuhai-Macao.

Tentu saja, tak semua turis datang semata tergoda oleh aset budaya Macao yang mengagumkan. Kota ini juga giat menciptakan beragam kreasi baru dan modern. Layaknya kota wisata yang menyadari pentingnya devisa, Macao senantiasa memberi alasan segar bagi pelancong untuk kembali datang.

Di Macao, Anda bisa menyelami keheningan di kuil renta, menyaksikan mobil balap melesat di ajang Macau Grand Prix, atau menonton pentas teater rakyat di Yueju Opera. Jika punya cukup nyali, usai menyusuri gang-gang cupet, Anda bisa menjajal bungee jumping tertinggi di dunia di Macau Tower. Kontras adalah bagian integral dari wisata di Macao.

Tahun ini, wisatawan punya alasan baru untuk datang. Macao menciptakan sebuah inovasi segar yang membantunya menangkap segmen baru: pencinta seni. Saya datang saat ajang perdana Art Macao siap dibuka. Pergelaran seni internasional garapan pemerintah Macao ini bergulir dari Juni hingga Oktober, sekaligus untuk merayakan ulang tahun Daerah Administratif Khusus Macao ke-20. 

Acara Art Macao digelar dari Juni hingga Oktober 2019.

Art Macao menyajikan beragam acara di beragam lokasi, mulai dari museum, hotel, hingga ruang publik. Di Galaxy Macau misalnya, tersaji pameran unik yang mengeksplorasi bagaimana Grace Kelly menginspirasi banyak seniman, termasuk Andy Warhol dan Alfred Hitchcock. Di MGM Cotai, publik bisa menyaksikan karya multimedia berbasis tinta buatan Wen Ma. Sementara di Riviera Hotel, pematung Prancis Gabrielle Wambaugh merefleksikan integrasi antara ruang dan seni. 

Selain menampilkan instalasi seni, Art Macao bekerja sama dengan The Macao Chinese Orchestra untuk menghadirkan konser orkestra di museum, mulai dari Macao Museum of Art, Dom Pedro V Theatre, hingga Macao Cultural Centre. Keseluruhan isi acara ini diharapkan dapat menjadi media ampuh bagi tuan rumah untuk mulai melambungkan pamornya sebagai destinasi seni.

Kiri-kanan: Jalur belanja di Taipa Village, destinasi wisata yang menempati bekas desa nelayan. (Busana: Tory Burch); Chapel of St. Francis Xavier objek wisata yang populer didatangi turis di Coloane. (Busana: Biasa)

Datangnya jutaan turis juga memberi Macao peluang untuk mengembangkan bisnis kuliner. Turis butuh makan. Hotel perlu restoran. Dari tuntutan itu, ratusan koki, bartender, dan barista berdatangan untuk bekerja di gerai-gerai yang bermunculan mulai dari pencakar langit hingga gang sempit. Di antara mereka, kita bisa menemukan nama-nama besar dengan reputasi yang menyilaukan.  

Dalam daftar bergengsi Asia’s 50 Best Restaurants, Macao rajin menempatkan dutanya. Membuka Michelin Guides 2018, peninsula di selatan Tiongkok ini sukses menyabet total 27 bintang. Jade Dragon, The Eight, Mizumi, dan Robuchon au Dôme adalah beberapa restoran yang rajin tercantum dalam kedua klub bergengsi itu.

Kiri-kanan: Restoran bercat hijau yang berada di Taipa Village; interior Leal senado, balai kota yang dibangun pada 1784. (Busana: Fendi)

Saya sempat datang ke Wong Kun Sio Kung yang juga tercantum dalam buku panduan Michelin. Restoran yang berjarak sembilan menit berjalan kaki dari alun-alun Senado ini meramu beragam hidangan autentik Kanton. Saya mengawali sesi santap dengan mi bambu yang ditaburi ebi, kemudian mencicipi kari kepiting yang sarat bumbu. Meskipun posisinya agak terpencil, Wong Kun Sio Kung acap dikunjungi selebriti lokal berkat kualitas masakannya yang prima.

Berniat mencicipi kuliner Portugis, saya bertamu ke Miramar yang berjarak 10 menit berkendara dari Coloane Town Square. Kreasi andalannya antara lain kerang dengan saus keju serta seafood yang dimasak dalam kuah kental bersama nasi—mirip risotto namun dengan isian melimpah. Pesaingnya ialah Fernando’s, restoran yang digemari warga berkat keberhasilannya memberi sentuhan cita rasa lokal pada masakan Portugis. Interiornya didesain apik untuk menerbangkan imajinasi kita ke Porto. 

Mengoleksi banyak restoran bergengsi, Macao punya status yang dihormati di panggung kuliner global. Pada Oktober 2017, kota ini ditetapkan sebagai anggota jaringan kota kreatif UNESCO di kategori gastronomi. Dengan itu pula, Macao berdiri sejajar dengan destinasi kuliner lain semacam Parma dan Jeonju. Maret 2018, kota ini terpilih sebagai tuan rumah malam penghargaan Asia’s 50 Best Restaurants—sebuah kehormatan yang kembali diraihnya untuk jilid 2019.

Kiri-kanan: Sepasang turis Hong Kong berpose di depan mural di Rua do Cunha; brown sugar milk tea buatan Tiger Sugar.

Dengan perut kenyang, saya bertamu ke Taipa Village, sebuah permukiman yang dibelah gang-gang beralaskan batu dan ditaburi dinding penuh mural meriah. Aneka struktur kuno di sini begitu menggoda untuk dipotret dan diunggah ke Instagram. “Agar lebih leluasa memotret sebaiknya datang sebelum pukul sebelas siang,” tukas seorang penjaga toko asal Indonesia, saat melihat saya asyik berswafoto di muka tokonya.

Awalnya desa tua yang menampung kaum nelayan, Taipa Village dikembangkan sebagai destinasi wisata. Kontras dari Cotai Strip yang dikangkangi banyak bangunan berkilau dan hotel glamor, Taipa Village memancarkan kesederhanaan yang romantis. Banyak kios dan bangunan di sini mengadopsi arsitektur blasteran Portugis dan Tiongkok, plus sedikit sentuhan Mediterania. 

Sejarah yang menarik itu kini bersanding dengan tawaran masa kini yang menggiurkan. Taipa Village juga dikenal sebagai destinasi kuliner. Lebih dari 30 restoran bermarkas, dengan koleksi menu yang relatif ramah kantong. Selain restoran oriental, kita bisa menemukan kedai tapas khas Portugal dan kafe trendi. Selagi di sini, saya singgah di gerai Tiger Sugar untuk menikmati segelas boba milk. Kata seorang teman, minuman ini wajib dicicipi selagi di Macao, meski cabang Tiger Sugar sudah dibuka di Jakarta. “Beli di Jakarta super antre,” pesannya. 

Egg tart di Lord Stow’s Bakery.

Dari Taipa Village, saya bergeser ke selatan dan mengunjungi Coloane. Daerah ini juga tampil hening dan damai. Konon katanya, Coloane pernah berperan sebagai bandar yang vital di masa silam, bukan bagi kaum saudagar, melainkan bajak laut.

Saya menyusuri perkampungan bercat pastel dan ruko-ruko yang menjual benda antik, serta mengeksplorasi Chapel of St. Francis Xavier. Satu pengalaman khas Coloane yang tak saya lewatkan ialah berbelanja egg tart di Lord Stow’s Bakery untuk oleh-oleh. Rasanya tak kalah lezat dari pastel de nata buatan Pastéis de Belém di Lisbon. 

Panduan 

Rute
Tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Macao. Penerbangan ke sini dilayani antara lain oleh AirAsia (airasia.com) via Kuala Lumpur dan Scoot (flyscoot.com) via Singapura. Untuk opsi maskapai yang lebih beragam, pilih penerbangan ke Hong Kong, kemudian teruskan perjalanan menaiki kapal cepat yang dioperasikan oleh TurboJet (turbojet.com.hk) atau Cotai Water Jet (cotaiwaterjet.com). Anda juga bisa menaiki shuttle bus HZMB (hzmb.gov.hk) via jembatan baru Hong Kong-Zhuhai-Macao.

Informasi
Banyak biro perjalanan dan operator tur asal Indonesia menawarkan trip ke Macao. Sejumlah agensi foto juga memiliki jaringan fotografer di sini untuk melayani sesi foto liburan atau pranikah. Untuk menggali informasi tentang acara dan objek wisata di Macao, situs resmi Macao Government Tourism Office (id.macaotourism.gov.mo) telah menyediakan opsi laman berbahasa Indonesia.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Juli/September 2019 (“Macao Magis”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5