Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pariwisata Kritis, Jumlah Turis 2020 Lebih Rendah dari 2017

Seorang peselancar asing di Jawa Timur. Semester pertama 2020, Indonesia menjala hanya sekitar tiga juta kunjungan wisman. (Foto: Jeremy Bishop/Unsplash)

Semester pertama 2020, trio Malaysia, Timor-Leste, dan Singapura bertengger sebagai pemasok turis asing terbanyak ke Indonesia. Ketiganya secara kolektif menyumbang hampir 50% dari total kunjungan.

Sumber turis andalan lainnya, Australia, bercokol di posisi keempat dengan kontribusi hampir 250.000 kunjungan. Tiongkok berada di posisi kelima, sementara Jepang di ranking ketujuh.

Khusus kawasan Eropa, Inggris masuk daftar 10 besar dengan membukukan sekitar 65.000 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Posisi berikutnya dalam klasemen dihuni oleh Belanda dan Rusia.

Statistik turis semester pertama 2020 itu dilansir oleh Badan Pusat Statistik. Secara umum, komposisi feeder tersubur tak banyak berubah. Kendati begitu, jumlah kumulatif kunjungan menderita penurunan kronis.

Semester pertama 2020, Indonesia menjala hanya sekitar tiga juta kunjungan wisman. Angka ini anjlok hampir 60% dibandingkan periode yang sama pada 2019, bahkan sudah lebih rendah dari pencapaian 2017.

Melihat grafik per bulannya, kunjungan wisman secara umum memperlihatkan tren menyusut. Pada Januari 2020, saat pandemi baru menjalar ke beberapa negara, Indonesia masih menjaring 1,2 juta kunjungan. Memasuki Februari, jumlahnya mulai drop konsisten.

Baca Juga: Dr. Jeff Wilks: ‘Pasca-Wabah, Indonesia Akan Populer’

Titik paling kritis terjadi di April 2020 ketika jumlah kunjungan hanya 160.042. Saat itu, dari 15 bandara yang didata BPS, delapan di antaranya tak sekalipun mengecek paspor asing. Bandara yang paling banyak menyambut turis ialah Soekarno-Hatta, dan jumlahnya pun cuma 417 orang. 

Area kongko di Gili Trawangan, pulau yang mengandalkan pasokan turis asing via Bali. (Foto: Kym Ellis/Unsplash)

Pada Mei 2020, grafik turis sempat naik sedikit, antara lain berkat para turis “komuter” asal Timor-Leste dan Sabah-Sarawak. Akan tetapi, sebulan berselang, angkanya kembali terjerembap. Juni 2020, Indonesia membukukan hanya 160.282 kunjungan wisman, drop 88% dibandingkan Juni 2019. 

Membaca laporan pergerakan pelancong asing, mayoritas masuk ke Indonesia via jalur udara. Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai adalah dua gerbang terlaris pada semester pertama 2020. Pintu udara lain yang masih menerima turis ialah Kualanamu, tapi jumlahnya hanya 41.172 orang.

Gerbang terpopuler kedua ialah perbatasan darat. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Atambua dilewati 23.381 warga negara tetangga. Sementara dua PLBN di Kalimantan Barat—Entikong dan Aruk—secara kolektif menstempel hampir 10.000 paspor asing.  

Baca Juga: Negara yang Paling Bergantung Uang Liburan Anda

Khusus jalur laut, pelabuhan-pelabuhan di Batam dan Bintan meladeni hampir 400.000 WNA pada semester pertama 2020. Angka kritis dicatatkan oleh Pelabuhan Tanjung Benoa yang disinggahi hanya 22 wisman, buntut dari pembekuan aktivitas pesiar. Cristian Rahadiansyah

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5