Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dunia dalam Berita di MACAN

(Wo)man of Quality (2007) milik Mella Jaarsma jadi salah satu karya yang hadir di pameran Dunia dalam Berita.

Awal Mei 2019, Museum MACAN kembali gelar pameran baru bertajuk Dunia dalam Berita. Terinspirasi program berita populer di TVRI yang telah ditayangkan sejak 1973, museum yang terletak di kawasan Kebon Jeruk tersebut akan mengeksplorasi dampak jatuhnya Orde Baru dan keterbukaan informasi Era Reformasi terhadap praktik seni di Indonesia antara tahun 1990-an hingga awal 2000-an.

Pameran survei ini menampilkan karya-karya dari 10 perupa kontemporer kenamaan Indonesia: Agus Suwage, FX Harsono, Heri Dono, I GAK Murniasih, I Nyoman Masriadi, Krisna Murti, Mella Jaarsma, Taring Padi, Tisna Sanjaya, dan S. Teddy D. Pameran yang juga menghadirkan pengaruh kultur pop global di Tanah Air—yang muncul dari demokratisasi media dan visual—ini akan berlangsung mulai 1 Mei hingga 21 Juli 2019.

Makanan Tidak Mengenal Ras (1999) karya Krisna Murti ini terdiri dari 12 jenis makanan Indonesia yang dihadirkan bersama proyeksi video dan kloset duduk merah muda. (Foto: Aisha Amira)

Dunia dalam Berita menampilkan dua generasi perupa yang secara longgar dapat dikelompokkan berdasarkan keterlibatan mereka dengan media dan informasi, politik serta cara-cara baru dalam pembuatan visual. Generasi pertama menggunakan bahasa artistik dan visual yang terbentuk dari pengalaman langsung tentang transformasi politik dan sosial yang disebabkan oleh Reformasi. Sedangkan, generasi berikutnya memiliki pendekatan visual yang lebih grafis, meskipun tetap politis, jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Baca juga: Main Karet di Museum MACAN; Seni Berubah di Museum Macan

Bermain Catur (1994 – 1998) karya Heri Dono.

“Kami ingin memberitahu kepada masyarakat bagaimana periode ini menjadi sangat penting bagi dunia seni rupa di Indonesia,” tutur Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN. “Pameran ini juga mengungkapkan cara media berbicara soal reformasi, demokrasi, percakapan soal feminisme, dan lain-lain,” lanjutnya. “Periode ini juga memunculkan akses kebudayaan global,” tambah Asep Topan, selaku kurator pameran di Museum MACAN.

Informasi selengkapnya, kunjungi Museum MACAN.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5