Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Checking In: SO/ Bangkok

Kombinasi elemen desain Siam dan Prancis di Club Signature, executive lounge di lantai 25. (Foto: Accor)

Oleh Nina Hidayat

Namanya belum lama direvisi. Lahir sebagai Sofitel So pada 2012, hotel ini berganti nama jadi So Sofitel, lalu pada akhir 2019 menjadi SO/ Bangkok. Perubahan akta ini tak lepas dari restrukturisasi merek dalam keluarga besar Accor selepas akuisisi sejumlah hotel.

Selain perubahan nama, ada penambahan fasilitas, terutama di dasar bangunan. Ada galeri seni SO Kult yang memperbarui pamerannya setiap tiga bulan. Ada juga gerai Chocolab yang menanggap lokakarya harian membuat cokelat. Di antara keduanya, butik Toineinbangkok menjajakan aneka suvenir unik, contohnya peta kreasi Nancy Chandler dan komik petualangan “fiktif” Tintin di Thailand.

Kiri-Kanan: Christian Lacroix, perancang busana yang terlibat dalam proyek SO/ Bangkok. (Foto: Kristian Dowling/Accor); Tafsir kontemporer mango sticky rice dari koki Ryan Lee. (Foto: SO/Accor)

Di luar semua perubahan tadi, SO/ Bangkok masih mempertahankan ciri khasnya: gaya eksentrik dan teatrikal. Sensasi inilah yang memberinya tempat khusus di Ibu Kota Thailand, juga membuatnya terus memukau, meski sudah sewindu beroperasi.

Baca Juga: Wisata Desain di Bangkok

Menginap di sini, tamu akan dihibur permainan visual energik dari Christian Lacroix, perancang busana asal Prancis. Kreasinya diaplikasikan pada beragam aspek, mulai dari seragam karyawan hingga desain interior.  

Atrium lantai bertema elemen kayu rancangan Nithi Sthapitanonda. (Foto: David Dinh/Accor)

Di lobi misalnya, ada pramutamu yang dibungkus setelan bernuansa festival: celana harem dan blazer ketat dengan motif bertabrakan—satu dari total 17 seragam rancangan Monsieur Lacroix. Berpindah ke executive lounge, terpajang mural karya Lacroix: ilustrasi kostum bangsawan Prancis yang berpadu dengan tafsir sang desainer atas flora fauna khas Thailand.

Dalam hal servis, hotel ini juga masih menjaga sikap inklusif, sejalan dengan budaya urban Thailand yang ramah LGBT. Amenitas di kamar luwes menyesuaikan profil tamu. Kimono dan laci amenitas yang bertuliskan “His” dan “Her” bisa diganti menjadi “His” dan “His” atau “Her” dan “Her” sesuai permintaan.

Kiri-Kanan: Bathtub di kamar bertema elemen air. (Foto: Accor); Detail seragam staf rancangan Christian Lacroix. (Foto: Irene Barlian)

Untuk memahami karakter eksentrik SO/ Bangkok, pertama-tama kita harus mencerna identitas mereknya yang berakar pada semboyan Prancis “joie de vivre,” artinya “kegembiraan dalam hidup.” Identitas ini diaplikasikan komprehensif. Tamu bisa merasakannya sejak mendarat di muka gedung yang dihiasi instalasi Tree of Life, hingga akhirnya tiba di kamar yang ditaburi beragam celetukan jenaka, contohnya pembungkus hairdryer bertuliskan “hot air for hot hair.”

Baca Juga: 3 Hotel Seni di Yogyakarta

Semangat joie de vivre juga diterjemahkan dalam desain. Dalam pencakar langit hitam rancangan arsitek Smith Obayawat, SO/ Bangkok mendemonstrasikan interior trendi bertema lima elemen natural: air, tanah, kayu, besi, dan api. Empat elemen pertama ditafsirkan di lantai berbeda oleh empat desainer interior lokal: Pongthep Sagulku, Vitoon Kunalungkarn, Nithi Sthapitanonda, dan Somchai Jongsaeng. Khusus elemen api, Rujiraporn Wanglee menuangkan interpretasinya di restoran Red Oven.

Kolam renang di lantai 10 menyajikan panorama Taman Lumpini dan lanskap kota. (Foto: David Dinh/Accor)

Identitas joie de vivre membebaskan SO/ Bangkok dari pakem hotel umumnya. Di satu lantai, kita mungkin menangkap citra sebuah galeri. Di lantai lainnya, kita merasa memasuki instalasi dalam festival desain. Hotel ini laksana sebuah selebrasi warna, motif, dan tekstur. Terkejut adalah ekspresi yang wajar saat menginap di sini.  

Satu hal terakhir yang tak berubah dari SO/ Bangkok ialah panorama elok dari kamarnya. Tergantung nomor, kamar-kamarnya menghidangkan lanskap kota atau Taman Lumpini, ruang hijau 57 hektare yang dijuluki Central Park versi Bangkok. Berkat jendela yang melengkung lebar dan tinggi, pemandangan “Instagrammable” itu bisa dinikmati tanpa beranjak dari matras, bahkan sambil berendam di bathtub.

Kamar bertema elemen tanah rancangan Vitoon Kunalungkarn. (Foto: Accor)

Jika ingin menikmati sensasi aerial tanpa pembatas, kunjungi infinity pool di lantai 10 atau rooftop bar di lantai 29. Yang terakhir ini merupakan sarang kongko yang bergengsi di Bangkok, sebuah tempat ideal untuk melewati insomnia di kota yang tak pernah tidur.    

Baca Juga: Hotel Paling ‘Sehat’ di Bangkok

Hingga 2020, properti SO/ tersebar di sembilan lokasi, termasuk Wina, Berlin, dan Auckland. Sempat ada rencana membawanya ke Jakarta, persisnya ke Mega Kuningan, tapi proyek ini sepertinya tertunda. Dalam agenda resmi Accor, cabang SO/ berikutnya akan hadir di Paris dan Andalusia pada 2021.   

2 North Sathorn Road, Bangrak, Bangkok, Thailand; 66-2/6240-000; so-bangkok.com; mulai dari Rp2.042.000.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5