Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prediksi Dunia Pariwisata 2021, Menurut 10 CEO & Pendiri Perusahaan Wisata

Calon penumpang pesawat mengenakan masker di bandara. (Foto: Anna Shvets)

Wawancara oleh Cristian Rahadiansyah

Awal 2021, seiring bergulirnya program vaksinasi, angin optimisme pun berembus, termasuk di sektor pariwisata. Banyak grup hotel telah melansir daftar properti baru di 2021. Sejumlah negara mengumumkan jadwal pembukaan perbatasan. Maskapai siap melayani kembali trayek-trayek yang dibekukan.

Baca Juga: Rapor Pariwisata Indonesia 2020

Bagaimana para pelaku melihat prospek pemulihan pariwisata tahun ini? Apa yang akan berubah, dan bagaimana mereka mempersiapkan diri? Berikut wawancara dengan pelaku industri pariwisata dari 10 perusahaan dan lembaga: TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko; ARTOTEL Group; Singapore Airlines; Tiket.com; Badan Promosi Pariwisata Toraja Utara; Inspiro Group; Piknik Nusantara; Dream Cruises; Seabourn; dan Silolona Sojourns. 

1. OBJEK WISATA
Edy Setijono, Direktur Utama PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko

Kiri-kanan: Edy Setijono, Direktur Utama PT. TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko; Candi Borobudur pada pagi hari (Foto: Bayu Anggoro).

Kapan proses pemulihan pariwisata akan dimulai? Dan kapan industri pariwisata akan kembali ke titik sebelum pandemi?
Dulu kami membayangkan, setelah protokol diterapkan, pariwisata akan pulih, proses bisnis akan berjalan lagi. Tapi ternyata tidak begitu. Urusannya bukan lagi destinasi menyiapkan protokol. Ini urusan yang besar, yang tidak bisa diselesaikan hanya lewat protokol. Faktor penentu kapan kita akan pulih akan sangat banyak, misalnya vaksin. Awal 2021 program vaksinasi sudah berjalan. Semoga bisa jadi faktor mempercepat pemulihan. Walau begitu, beberapa lembaga menyatakan, kita akan kembali ke kondisi 2019 pada 2023. Dalam RKAP [Rencana Kerja Anggaran Perusahaan] kami pun dinyatakan, kami akan pulih pada 2023. Kami berharap 2022 suasana akan mulai kondusif, dan kita akan dapat pasar 2019 di 2023.

Peran yang bisa diambil pemerintah untuk akselerasi pemulihan?
Kami melihat pasar turis asing tidak akan langsung pulih. Tapi kami berharap di 2021 dan 2022 pasar domestik bisa dipulihkan. Pemerintah sudah melakukan banyak hal. Untuk pariwisata misalnya, pemerintah memberi insentif perjalanan domestik, misalnya penghapusan airport tax. Tapi saya coba melihat kondisi ini dari perspektif berbeda. Saya melihat sekarang adalah momentum bagi pelaku pariwisata untuk rejuvenasi. Pada akhir 2019, mulai ada pergeseran pola wisata. Kelas menengah kian banyak. Mereka menuntut pariwisata yang lebih mengutamakan kualitas. Dan tuntutan mereka juga terlihat saat pandemi. Ini momentum untuk kita berbenah, memperbaiki fasilitas dan layanan, dan paket-paket. Ini juga yang sedang kami lakukan. 

Seperti apa Anda industri pariwisata selepas pandemi?
Sejak dulu saya melihat pariwisata dan kesehatan adalah dua sisi mata uang yang sama. Orang akan mencari layanan kesehatan terbaik, dan mencari leisure yang terbaik pula. Di antara keduanya itulah aktivitas terkait wellness mulai tumbuh. Wisata berbasis kesehatan, termasuk yoga dan spa, tumbuh lumayan bagus. Di samping itu, adanya pandemi memunculkan tren baru aktivitas individual, misalnya sepeda. Ini tren yang perlu disikapi, karena bisa menjadi potential market di masa depan.

Selepas pandemi, perubahan terbesar dalam hal perilaku dan ekspektasi pasar?
Kementerian Pariwisata sudah menjalankan program sertifikasi CHSE. Ini bagus. Kelas menengah biasanya lebih mudah percaya dengan hal-hal yang terstandardisasi. Dari sisi konsumen, orang akan terus memakai masker bukan karena kewajiban, tapi perilaku. Begitu pula, cuci tangan sudah menjadi perilaku. Tantangan ke depan ialah mengemas protokol kesehatan sedemikian rupa agar tidak menjadi barrier bagi tamu, melainkan sesuatu yang bisa dinikmati. Layanan kesehatan jadi bagian dari excellent service, bukan sekadar protokol. 

Bulevar di kompleks Candi Prambanan. (Foto: Afif Kusuma)

Sistem slot pengunjung Borobudur akan diterapkan?
Ini sedang jadi pembahasan bersama. Terlebih, dalam hal konservasi, kami tidak bisa terus meladeni pertumbuhan pengunjung yang sangat banyak. Di 2019, angkanya hampir menyentuh empat juta pengunjung. Demi menjaga konservasi, akan dilakukan pembatasan jumlah orang yang naik candi. Kemungkinan akan ada sistem kuota harian. Ada dua kuotanya, yakni kuota pagi dan siang. Angka masing-masingnya belum diputuskan. Tapi kemungkinan sekitar 1.000-an orang, paling tinggi 2.000. Paling lama di 2022 sistem kuota ini akan diimplementasikan.  

Surat keterangan vaksin covid-19 akan disyaratkan untuk pengunjung?
Kami belum bisa memastikan apakah kebijakan semacam ini akan diterapkan. Tapi kalau pun akan diterapkan, prioritasnya mungkin untuk wisatawan asing. Untuk wisatawan domestik, saya kira belum sampai ke titik itu. Setidaknya butuh proses untuk edukasi, bahwa orang harus selalu membawa kartu vaksinnya.  

Agenda terbesar TWC di 2021?
TWC sudah melakukan banyak pembenahan, selaras dengan yang dilakukan oleh pemerintah. Jika program pembenahan selesai di 2021, wisatawan akan merasakan ambience baru. Penataan lingkungan sudah dilakukan. Orang bisa melihat borobudur dengan lebih baik. Trotoar semakin bagus. Penataan permukiman juga sudah semakin bagus. Di koridor-koridor utama, fasad bangunan rumah penduduk sedang di-touch up menggunakan elemen batu bata. Kami juga sedang memproses penataan ulang UMKM di kawasan Borobudur. Banyak wisatawan menaruh perhatian pada hal ini. Nanti akan dilakukan relokasi. Pintu masuk Borobudur akan digeser, dan UMKM akan ditempatkan di lokasi yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk. Semoga penataan ini selesai di 2022. 

Sudah ada jadwal acara di Borobudur dan Prambanan?
Ini sudah dibicarakan. Sudah ada rencana untuk mengadakan lagi Borobudur International Conference. Kemungkinan di September. Akan hadir tokoh-tokoh pemikir dunia di bidang perdamaian. Acara lainnya, Borobudur Marathon, saya kira akan diselenggarakan lagi. Kami juga punya Borobudur Symphony. Semoga bisa dijalankan, setelah ditunda di 2020. Tapi secara umum tahun ini kami masih wait and see apakah peserta acara sudah bisa dibuka luas, apakah acara-acara bisa diadakan secara fisik atau hanya virtual, termasuk untuk Prambanan Jazz dan Tawur Agung.

2. HOTEL
Erastus Radjimin, Founder & CEO ARTOTEL Group

Kiri-kanan: Erastus Radjimin, CEO ARTOTEL Group; ARTOTEL Thamrin Jakarta. (Foto: ARTOTEL)

Kapan proses pemulihan pariwisata akan dimulai? Dan kapan industri pariwisata akan kembali ke titik sebelum pandemi?
Pada 2020, kami sudah mengantisipasi pemulihan akan dimulai di 2021. Tapi prosesnya akan sangat terkait jumlah kasus Covid-19 di tingkat domestik, juga aturan pemerintah terkait perjalanan orang. Jika melihat kondisi sekarang, pemulihan di tingkat domestik akan berjalan pelan, karena bisa dibilang Indonesia memang belum sampai titik kasus tertinggi. Di sisi lain, vaksin sudah terdistribusi, walau belum 100%, tapi ini jadi berita positif untuk pasar. Andaikan vaksinasi berjalan lancar, sektor hospitality akan mengalami perbaikan bertahap. Diperkirakan Indonesia akan kembali ke periode pra-pandemi di 2022.

Prediksi itu terbilang optimistis. Banyak lembaga mengatakan pariwisata akan pulih di 2023 atau 2024
Yang membedakan Indonesia dari negara lain ialah pasar domestiknya cukup kuat, cukup besar untuk membantu pemulihan industri pariwisata. Setidaknya di 2022 pasar domestik akan pulih. Khusus international travel, ada banyak faktor yang berpengaruh. Walaupun Indonesia sudah terbuka menerima turis asing, belum tentu orang asing berani terbang ke Indonesia. Untuk pasar internasional, pemulihan kemungkinan terjadi mulai 2023.

Peran yang bisa diambil pemerintah untuk akselerasi pemulihan?
Nomor satu ialah mengontrol penyebaran Covid-19, misalnya lewat lockdown dan penerapan CHSE. Yang perlu diamankan pemerintah tidak cuma hotel dan restoran, tapi juga daerah di sekitarnya, misalnya lewat tracing, testing yang rutin, dan vaksin yang distribusikan merata. Jika kita ditanya tiga tahun lalu apa pentingnya peran pemerintah, kita mungkin akan menjawab infrastruktur dan pemasaran. Sekarang, terus terang program pemerintah yang paling dinanti ialah vaksinasi. Hal kedua yang bisa dilakukan pemerintah ialah mempromosikan destinasi-destinasi wisata lokal. Walau pemain swasta sudah berlomba mempromosikan diri masing-masing, tapi penting bagi pemerintah untuk membangkitkan keyakinan pasar.

Seperti apa industri pariwisata selepas pandemi?
Secara geografis, di Indonesia, daerah yang lebih dulu pulih ialah daerah yang bisa diakses dengan mobil. Terbukti, performa hotel-hotel kami di Semarang, Yogyakarta, dan Bandung cukup bagus. Di tahap kedua, daerah yang akan pulih ialah daerah yang punya infrastruktur bagus dan nyaman didatangi naik pesawat, seperti Bali dan Manado. Dari sisi sektor bisnisnya, leisure travel akan bangkit lebih dulu. Untuk cruise, mungkin masih lama prosesnya, walau belakangan yang sedang tren ialah pinisi. Orang merasa lebih nyaman untuk cruise tapi intimate. Untuk wellness, saat ini liburan sendiri sudah jadi wellness. Orang tidak akan muluk-muluk terbang untuk meditasi misalnya. Sudah bisa terbang saja akan cukup senang. Dan yang pasti destinasi outdoor akan lebih banyak penggemarnya. 

Selepas pandemi, perubahan terbesar dalam hal perilaku dan ekspektasi konsumen?
Dulu, kenyamanan nomor satu. Sekarang, keamanan nomor satu. Tamu tidak keberatan diminta cuci tangan dan tes suhu, karena sadar ini esensial. Tugas besar pelaku pariwisata ke depan ialah menyediakan keamanan dan kenyamanan bagi tamu.   

Kamar dengan sentuhan karya seni di ARTOTEL Sanur. (Foto: ARTOTEL)

Langkah ARTOTEL Group untuk menyambut perubahan itu?
Pertama, kami sudah berupaya mati-matian mematuhi standar CHSE pemerintah. Kami merasa ini penting untuk pemulihan. Kedua, sejak tahun lalu kami bekerja sama dengan Halodoc. Semua tamu mendapatkan kit gratis hasil kolaborasi dengan Halodoc. Semua tamu juga bisa berkonsultasi gratis dengan dokter spesialis dari Halodoc.  

Surat keterangan vaksin Covid-19 kelak akan disyaratkan untuk tamu?
Ini tergantung aturan pemerintah. Tapi mungkin saja ke depannya akan disyaratkan surat vaksin saat bepergian. Jika kini orang sebelum terbang diminta menunjukkan KTP, mungkin nanti akan diminta menunjukkan surat bukti vaksin. 

Agenda terbesar ARTOTEL Group di 2021?
Di 2021, kami bukan lagi di tahap survival mode, tapi recovery mode. Kebetulan pasar leisure kami cukup kuat. Jadi selama pandemi pun okupansi cukup bagus, misalnya dari staycation. Berkat ini jugalah kami bisa bertahan. Tahun ini pula kami akan membuka enam properti baru, mayoritas di Jawa. Sebenarnya ini proyek-proyek yang tertunda di 2020. Juga akan dibuka ARTOTEL Suites pertama. Ini akan jadi flagship project kami di 2021. Untuk strategi kampanye, fokus kami tidaklah mengajak orang untuk liburan, tapi kami mau orang yang sedang bepergian merasa aman dan nyaman saat menginap di ARTOTEL.  

3. MASKAPAI
Alan Lim, General Manager Indonesia – Singapore Airlines

Kiri-kanan: Alan Lim, General Manager Indonesia – Singapore Airlines; Armada Singapore Airlines dan Scoot di Bandara Changi. (Foto: Shawn Ang)

Kapan proses pemulihan pariwisata akan dimulai? Dan kapan industri pariwisata akan kembali ke titik sebelum pandemi?
Pencabutan kontrol perbatasan dan pembatasan perjalanan global ternyata lebih lambat dari yang diantisipasi. Kami melihat proses pemulihan akan berjalan tertatih, mengingat adanya gelombang baru infeksi di seluruh dunia dan kekhawatiran akan kasus impor. Kendati begitu, ada beberapa tanda awal optimisme. Singapura telah membuka diri dengan cara yang aman dan terukur, ada perbaikan dalam administrasi tes, dan dimulainya program vaksinasi telah membawa harapan. Ini akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan mengembalikan permintaan pasar secara bertahap.

Peran yang bisa diambil pemerintah untuk akselerasi pemulihan?
Sebagai perusahaan, SIA tetap teguh untuk mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah di penjuru dunia, dan akan bekerja sama dengan mereka dalam pembukaan perbatasan secara aman dan terukur.

Seperti apa industri pariwisata selepas pandemi?
Dalam waktu dekat, tes Covid-19 masih akan berlanjut, sebelum terbang ataupun saat kedatangan. Aturan tes akan lebih ketat, dan hasilnya bisa diperoleh cukup cepat. Vaksinasi juga akan menjadi kunci dalam pembukaan perbatasan dan meningkatkan kepercayaan, sementara sertifikat kesehatan digital berisi hasil tes atau status vaksin akan menjadi norma. Kami juga melihat akan ada akselerasi dalam penggunaan teknologi digital, baik di darat maupun di udara. Ini termasuk bekerja dengan banyak pihak untuk memfasilitasi tes Covid-19 bagi wisatawan, digitalisasi hasil tes, dan integrasi sistem verifikasi dalam proses check-in.   

Perubahan terbesar dalam hal perilaku dan ekspektasi konsumen?
Kesehatan dan keselamatan akan terus menjadi prioritas utama para pelanggan kami. Di saat yang sama, mereka masih menginginkan produk dan layanan kelas dunia. Kami akan terus berinvestasi untuk menyediakan keduanya di tahun-tahun mendatang.

Kru Singapore Airlines mengenakan perlengkapan keselamatan selama pandemi. (Foto: Singapore Airlines)

Langkah Singapore Airlines untuk menyambut perubahan itu?
SIA bekerja sama erat dengan para pakar dan mitra di bidang medis, juga regulator dan produsen pesawat, untuk menerapkan langkah-langkah komprehensif di tiap tahap perjalanan pelanggan. SIA juga telah meraih peringkat Diamond—yang merupakan level tertinggi—versi APEX Health Safety. Kami melibatkan para pemangku kepentingan untuk memastikan perjalanan udara yang aman bisa dilanjutkan. Pada 20 Januari 2021, kami meluncurkan layanan baru yang memungkinkan pelanggan SIA memesan tes pra-keberangkatan dan menerima hasilnya lewat portal daring satu atap.  

Surat keterangan vaksin Covid-19 kelak akan disyaratkan untuk penumpang?
SIA akan terus bekerja sama dengan lembaga pemerintah terkait, serta mengikuti panduan dari para profesional kesehatan. Kami juga akan memastikan setiap penerbangan mematuhi aturan kesehatan dan keselamatan, juga persyaratan imigrasi di Singapura dan semua destinasi yang kami layani. Mengingat tes Covid-19 dan vaksinasi akan menjadi bagian integral dari perjalanan udara di masa mendatang, SIA telah memulai uji coba proses verifikasi kesehatan digital baru, yang memungkinkan penumpang menyimpan dan menyajikan info kesehatan mereka dengan aman saat bepergian.  

Agenda terbesar Singapore Airlines di 2021?
Sejalan dengan pembukaan kembali perbatasan Singapura, serta vaksinasi bertahap di penjuru dunia, kami berharap bisa memperluas jaringan penerbangan. Pada akhir Maret 2021 total kapasitas penumpang SIA Group diharapkan mencapai sekitar 25% dari level sebelum Covid-19, dan kami akan melayani sekitar 45% dari titik-titik yang kami tuju sebelum krisis ini. Demi memastikan kami keluar dari krisis dengan lebih kuat, kami meluncurkan program transformasi tiga tahun pada Oktober 2020. Fokusnya ialah memastikan kami terus memberikan produk dan layanan kelas dunia yang relevan dalam lanskap pasca-Covid-19, perusahaan dapat berkelanjutan secara finansial dalam iklim operasi yang baru, serta karyawan kami dilengkapi keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.

4. ONLINE TRAVEL AGENCY
Mikhael Gaery Undarsa, Cofounder & Chief Marketing Officer of Tiket.com 

Kiri-kanan: Kursi bersantai di Ayana Komodo, resor baru di destinasi super prioritas Labuan Bajo. (Foto: Putu Sayoga); Mikhael Gaery Undarsa, Cofounder Tiket.com

Kapan proses pemulihan pariwisata akan dimulai? Dan kapan industri pariwisata akan kembali ke titik sebelum pandemi?
Tiket.com sudah mencatat adanya tanda-tanda akselerasi pemulihan industri pariwisata nasional di akhir 2020. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan double-digit dalam pemesanan tiket pesawat, kereta api, aktivitas obyek wisata, serta kamar hotel. Berdasarkan data kami per Desember 2020, pemesanan hotel di Indonesia meningkat 69% dibandingkan Q3 2020. Transaksi harian pemesanan tiket penerbangan meroket setinggi 85% dibandingkan Q3 2020. Semenjak pelonggaran PSBB pada Mei tahun lalu, terlihat ekonomi nasional perlahan berangsur pulih.

Peran yang bisa diambil pemerintah untuk akselerasi pemulihan?
Bersinergi dengan berbagai pihak, khususnya sektor swasta. Kami baru saja bertemu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bapak Sandiaga Uno untuk bekerjasama mendorong kebangkitan pariwisata, khususnya di lima destinasi wisata super prioritas. Kerjasama ini bertujuan untuk mendukung kebangkitan pariwisata nasional dengan menjunjung protokol kesehatan. Kami percaya kemitraan berkelanjutan merupakan solusi kunci dalam mendorong pemulihan, dan kami optimistis akan pemulihan menyeluruh sepanjang 2021

Seperti apa industri pariwisata selepas pandemi?
Kami optimistis perjalanan domestik akan pulih lebih cepat, sedangkan untuk perjalanan internasional mungkin akan sedikit lebih lama. Dengan skenario realistis seperti itu, maka kami akan terus gerakkan staycation dan ‘liburan dekat rumah’ hingga tahun depan, dengan tetap mengimbau masyarakat untuk taat menerapkan protokol kesehatan. Tanda positif di 2021 untuk pemulihan industri pariwisata Indonesia juga didasari oleh meningkatnya travel demand di Asia Tenggara, pembukaan zona batas lintas negara untuk Indonesia oleh sejumlah negara, dan vaksinasi di Indonesia.   

Selepas pandemi, perubahan terbesar dalam hal perilaku dan ekspektasi publik?
Tentunya wisatawan akan lebih mengedepankan aspek kebersihan, kesehatan dan keselamatan, serta keamanan, sehingga industri harus dapat beradaptasi. Protokol kesehatan pada berbagai moda transportasi diperkirakan akan terus berlanjut. Salah satu contoh yang paling mudah diamati adalah prosedur bepergian dengan pesawat. Di Indonesia sendiri, sektor penerbangan kini mewajibkan para penumpang untuk menyertakan surat keterangan bebas Covid. Meskipun prosedur ini diterapkan dalam masa PSBB, peraturan ini mungkin akan menjadi salah satu persyaratan wajib di masa depan.

Kampanye pakai masker oleh Garuda Indonesia. Menurut data Tiket.com, pemesanan tiket pesawat meningkat pada Desember 2020. (Foto: Garuda Indonesia)

Langkah Tiket.com untuk menyambut perubahan itu?
Melihat pentingnya dokumen kesehatan penumpang, bandara dituntut untuk menyediakan layanan produk pemeriksaan dan tes kesehatan yang dapat dipesan secara langsung, termasuk di platform Tiket.com, juga menyediakan informasi terkini terkait kebutuhan persiapan perjalanan, seperti dokumen dan kebijakan baru yang diterapkan di setiap destinasi.

Surat keterangan vaksin Covid-19 kelak akan disyaratkan untuk turis?
Ada wacana dari Menteri Kesehatan untuk memberikan sertifikat kesehatan digital bagi masyarakat yang telah menerima vaksin Covid-19, yang nantinya sertifikat digital tersebut dapat digunakan sebagai syarat bepergian. Tiket.com sebagai pelaku industri aplikasi online travel siap bermitra dengan Kementerian Kesehatan untuk membantu menyelaraskan program tersebut.

Agenda terbesar Tiket.com di 2021?
Memasuki usia ke-10, Tiket.com optimistis bahwa 2021 akan menjadi tahun kebangkitan industri pariwisata Indonesia, yang didasari oleh hadirnya vaksin, meningkatnya travel demand, dan dibukanya travel ban di Asia Tenggara. Pada Q1 2021, Tiket.com siap menjadi yang pertama mendorong kampanye dan aktivitas untuk menghidupkan kembali industri pariwisata, terutama di lima destinasi super prioritas. Fokus utama Tiket.com ialah tetap menggenjot angka transaksi dan kunjungan ke Indonesia. Walaupun sudah berjalan fase pertama vaksinasi, Tiket.com tidak henti mengingatkan masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik selama perjalanan dan berlibur.   

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5