by Yohanes Sandy 14 March, 2019
Makin Banyak Negara Boikot Boeing 737 MAX
Makin banyak negara yang meminta maskapainya untuk mengandangkan pesawat Boeing 737 MAX menyusul kecelakaan yang menimpa Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019 yang menewaskan 157 orang. Pesawat tersebut jatuh sesaat setelah lepas landas dari Addis Ababa menuju Kenya.
Seruan untuk “mengistirahatkan” pertama kali datang dari otoritas penerbangan Tiongkok pada 10 Maret 2019 yang kemudian diikuti dengan otoritas penerbangan Indonesia. Seperti diketahui, pesawat Boeing 737 MAX juga merupakan tipe pesawat yang sama milik Lion Air yang kecelakaan pada Oktober 2018 dan menewaskan seluruh penumpangnya.
Hong Kong juga mengambil langkah pencegahan kecelakaan dengan menutup wilayah udaranya untuk armada Boeing 737 MAX dari maskapai apapun. “Departemen Penerbangan Sipil (CAD) menghentikan sementara operasional Boeing 737 MAX dari, menuju, dan yang melintasi Hong Kong,” demikian pernyataan otoritas Hong Kong yang dikeluarkan pada 13 Maret 2019 seperti dilansir dari AFP.
Baca juga: Ethiopian Airlines Buka Rute ke Indonesia; 20 Maskapai Teraman 2019
Larangan yang dikeluarkan oleh Tiongkok, Indonesia, dan Hong Kong tersebut akhirnya diikuti oleh negara-negara lain di dunia. Hingga 13 Maret 2019, setidaknya ada 50 negara yang melarang pengoperasian pesawat Boeing 737 MAX. Beberapa negara di daftar tersebut di antaranya Belanda, Singapura, Prancis, Jerman, Swiss, Turki dan India. Bahkan Amerika Serikat, negara asal Boeing, juga meminta para maskapai untuk sementara mengandangkan pesawat Boeing 737 MAX milik mereka.
Dari semua negara yang untuk sementara melarang penerbangan Boeing 737 MAX, maskapai asal Tiongkok dan Amerika Serikat merupakan yang paling banyak mengoperasikan armada anyar tersebut. Southern China Airlines memiliki 24 armada Boeing 737 MAX, disusul Air China dengan 15 unit. Sedangkan maskapai Amerika Serikat ialah Southwest Airlines (34), American Airlines (24), dan United (14). Lion Air, sebagai maskapai pertama yang mengalami kecelakaan fatal dengan Boeing 737 MAX, memiliki 10 armada—terbanyak di Asia Tenggara.