Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

8 Destinasi Memikat di Sri Lanka

Anuradhapura
Peradaban Sri Lanka di milenium pertama ditulis di Anuradhapura. Beberapa warisannya masih bisa dilihat, seperti arca, pahatan, kolam, serta stupa. Tapi bagi umat Buddha, situs paling penting terletak di sebuah bukit suci di dekat kota—Mihintale. Di sinilah Buddhisme pertama kali menginjakkan kakinya di Sri Lanka. Syahdan, seorang biksu bernama Mahinda datang dari India dan menemui Raja Devanampiyatissa guna menyampaikan doktrin Buddha. Kisah inilah yang membuat “Mahinda” menjadi nama populer di Sri Lanka. Guna menghormati pertemuan itu, Mihintale ditetapkan sang raja sebagai zona damai yang terbebas dari segala tindak agresi, termasuk perburuan hewan. “Bisa dibilang Mihintale adalah cagar alam pertama di dunia,” jelas Anoja.

Menikmati panorama matahari terbit di kota penghasil teh, Nuwara Eliya. (Foto: Getty Images)

Nuwara Eliya  
Kota penghasil teh ini didirikan oleh Inggris, kemudian berkembang menjadi tempat tinggal para pegawai sipil Inggris. “Karena itulah dijuluki Little England,” jelas Anoja. Tak jauh dari Nuwara Eliya, terdapat sebuah gunung suci bagi empat agama. “Adam’s Peak menyimpan jejak kaki yang dipercaya umat Islam dan Kristen sebagai milik Nabi Adam, sementara penganut Buddha dan Hindu yakin jejak itu milik Sang Buddha,” jelas Anoja. “Di mana lagi ada tempat yang menyatukan keempat agama ini?” Marco Polo pernah singgah di sini pada abad ke-13, disusul oleh Ibn Battuta seabad berselang. Kata Anoja lagi, Adam’s Peak adalah salah satu obyek favorit turis asal Indonesia.

Kiri-kanan: Sigiriya, bangunan bersejarah yang dibangun dari batu. (Foto: Getty Images); Galle Fort yang dikepung pantai dengan laut berair jernih. (Foto: my-srilanka.com)

Galle Fort
“Benteng ini seperti sejarah yang terus bergulir,” jelas Anoja tentang Galle Fort, benteng yang didirikan Portugis pada abad ke-16, kemudian dipermak oleh Belanda seabad kemudian. Di dalam benteng, sebuah kota merekah. “Saat berkunjung ke Yogyakarta, saya menemukan karakter serupa: permukiman yang dipagari dinding.” Selain gereja, masjid, dan jalan-jalan tua, tempat ini menyimpan beragam hotel butik dan restoran. Galle juga punya reputasi mengagumkan dalam sejarah konstruksi. Kala tsunami menerjang pada 2004, permukiman di dalamnya aman dari hantaman ombak. “Banyak orang bahkan tak sadar tsunami sedang terjadi,” jelas Anoja.

Sigiriya  
Layaknya Piramida, Sigiriya menyisakan pertanyaan besar: bagaimana mungkin manusia di masa lalu sanggup membangunnya? Sigiriya (“Batu Singa”) adalah sebuah istana mewah yang merangkap benteng. Kisahnya dimulai dari sebuah pengkhianatan paling tragis dalam babad kerajaan di Sri Lanka. Alkisah, seorang putra raja bernama Kassapa membunuh ayahnya, kemudian melarikan diri ke daerah Matale dan mendirikan sebuah istana di puncak bukit batu granit. Didesain ultramewah, istana ini dilengkapi kolam renang, mural, kebun, air mancur, bahkan sistem pendingin udara. “Semua ini dibangun pada abad ke-5. Bahkan memakai kaca mata modern, sulit membayangkan bagaimana seseorang bisa mendirikan istana mewah di dalam sebuah batu besar yang begitu tinggi,” ujar Anoja.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2015 (“Local’s Insight: Sri Lanka”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5