Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

6 Restoran di Ubud: Tribute untuk Bali

Salah satu hidangan di Syrco Base (Foto:Instagram/SyrcoBase)

Ubud adalah tempat pelarian terdekat untuk sedikit mendapatkan ketenangan dari hiruk pikuk Jakarta di long weekend.

Sama seperti upaya mencari ketenangan batin, pencarian akan berbagai hidangan lezat untuk memenuhi kebahagiaan jasmani rasanya bukan hal yang berlebihan.

Ketika berkelana, sambangi beberapa restoran di Ubud berikut ini untuk merasakan petualangan rasa yang menyenangkan.

Baca Juga: 7 Tempat Ngopi Terbaik di Hong Kong Pilihan Warga Lokal

1. Gajah Putih

Hidangan di Gajah Putih, Ubud (Foto: Instagram gajahputih)

Nama Gajah Putih pun memiliki kaitan spiritual. Terinspirasi oleh patung Ganesha yang ada di Bali, Maksim Krasyuk pernah meminta restu dari pendeta kuil untuk menato gajah putih di lengannya.

‘Ini adalah mimpi besar bagi semua orang, menemukan seekor gajah putih.’ Dan saya harus memberi nama itu pada proyek saya, karena unik. Tidak banyak tempat seperti ini di dunia.” Hal yang sama, menurut saya, juga berlaku untuk Ubud.”

Restoran ini terkenal dengan penampilan teaternya yang digabungkan dengan petualangan rasa.

“Saya membayangkan dalam benak saya sebuah meja bundar, mungkin tidak untuk banyak orang, di ruangan gelap. Dan di dalam meja bundar ini, Anda memiliki portal khusus di mana Anda bisa melihat cerita tentang keajaiban Bali.”

Baca Juga: Taqueria El Califa de Leon, Kios Pertama Meksiko yang Mendapat Michelin Star

2. Mozaic


Mozaic karya Chris Salans — pionir fine dining independen di Bali — bangkit dari hibernasi era pandemi pada akhir tahun 2022 di bawah kepemimpinan Blake Thornley.

Di setiap meja yang terisi, Discovery Platter yang dihidangkan memungkinkan Anda memegang dan mencium bahan-bahan Indonesia di menu: kemangi dan calamansi yang ditanam di tempat, manggis, berbagai rimpang, dan wadah kecil dari daun pisang yang diisi dengan rumput laut dan andaliman.

Sedikit berbeda dari desain terdahulu, Mozaic sedikit melakukan renovasi pada ruangannya. Mereka mengubahnya tamannya menjadi sebuah tempat makan bergaya piknik.

Thornley percaya bahwa pendekatan fine dining yang lebih longgar dan santai adalah cara terbaik untuk maju.

“Saat ini, tidak ada lagi yang mau duduk di meja selama tiga jam.”

Baca Juga: Emirates Hadirkan Amenities Kit Bulgari Summer Season

3. Herbivore

Salah satu hidangan di Herbivore by Locavore (Foto:Instagram Herbivore)

Arnaud Hauchon, seorang koki Perancis berspesialisasi di masakan nabati selama hampir 20 tahun, memasak di seluruh Skandinavia, San Francisco dan Hong Kong, kini berlabuh di Ubud, Bali.

“Tujuan saya di sini adalah untuk memberikan kesan yang kuat kepada masyarakat tentang cita rasa Bali,” katanya.

Berbagai hidangan plant based, dikreasi ulang menjadi hidangan yang berbeda. Sambal matah bumbu klasik Bali dikonsep ulang sebagai gel di atas hidangan pembuka tomat ceri yang direndam serai, dengan tuile bawang merah yang kuat di sampingnya.

Hidangan utama, yang digambarkan Hauchon sebagai hidangan paling berani di menu, terutama tentang rasa pahit: jamur shiitake yang ditusuk dan kacang hitam yang difermentasi, krim labu pahit dalam kombucha kopi manis-gurih, daun bayam merah yang ditaburi minyak jintan dan kue jagung.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Borobudur, Candi Buddha Terbesar di Dunia

4. Locavore NXT

Salah satu sajian di Locavore NXT (Foto: Locavore NXT)


Restoran di Ubud ini didirikan oleh Ray Adriansyah dan Eelke Plasmeijer, duo Indonesia-Belanda yang penuh semangat, Locavore Group yang berbasis di Ubud berupaya lebih keras lagi untuk memperluas jangkauannya.

Pada Desember lalu, keduanya membuka restoran terbaru mereka, Locavore NXT dan Herbivore.

” “Untuk menu kali ini, kami lebih mendalami bahan-bahan Indonesia dibandingkan sebelumnya,” kata Adriansyah.

“Saya selalu ingin memasukkan picung – picung adalah kluwek muda – ke dalam menu dan kami tidak pernah punya kesempatan.”

Baca Juga: 4 Pameran Seni dan Musik di Long Weekend Waisak

5. Syrco BASÈ
Di ujung Ubud, Syrco Bakker, koki Belanda lainnya juga melakukan hal serupa dengan Syrco BASÈ.

Koki yang dipuji ini mungkin tidak asing lagi dengan rempah-rempah lokal berkat pendidikannya dan juga darah Indo-Belanda yang dimilikinya.

Oleh karenanya, Bakker menggandeng para petani dan juga pemasok local untuk mendapatkan berbagai bumbu dan rempah local. Sedangkan bahan lainnya seperti nanas, lidah buaya, jeruk purut dipetik dari kebunnya.

Bakker sendiri menyajikan makan malam degustasi 17 menu di Syrco BASÈ Ku. Restoran utama yang berlantai dua ini memiliki area di lantai atas untuk menikmati minuman beralkohol dan hidangan penutup seperti jus alpukat yang didekonstruksi dan lainnya.

6. Room4Dessert

Room4Dessert untuk Anda yang sweethtooth (Foto:Instagram Room4Dessert)


Dibuka sejak satu dekade lalu di, Room4Dessert menjadi restoran di Ubud dan ‘tempat manis’ untuk menikmati sepiring hidangan penutup mulut dan secangkir kopi pahit atau teh, Room4Dessert digawangi oleh Chef Will Goldfarb.

Tahun lalu, Goldfarb dan timnya membuka Powder Room di dekatnya, tempat santai untuk minum kopi, teh sore, dan suguhan sarapan seperti “pop tart” murbei dan ricotta dan rosella.

Tak lupa, secangkir jamu-jamu asli Indonesia juga bisa dinikmati di sini.

Artikel ini sudah tayang di DestinAsian Magazine oleh James Louie.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment