by Atikah Zata Amani 17 March, 2020
48 Jam di Sawahlunto
MINGGU
06:00 Puncak Cemara
Kelahirannya menandai peralihan Sawahlunto dari kota tambang menjadi kota wisata, terutama setelah tambang batu bara Ombilin resmi ditutup. Puncak Cemara (Saringan, Barangin) adalah salah satu lokasi pertama yang dikembangkan sebagai atraksi turis. Di lahan sekitar satu hektare, pengunjung bisa menggelar outbound, menyambut matahari pagi, atau berfoto dengan latar tulisan Sawahlunto yang menyerupai Hollywood Sign.
09:00 Pasar Sawahlunto
Sebagaimana pasar tradisional umumnya, Pasar Sawahlunto (Lembah Segar) menjajakan keperluan sehari-hari, aneka oleh-oleh unik seperti kuah pecel, hingga aneka jajanan. Layaknya pasar pula, tempat ini menghadirkan banyak tempat makan, salah satunya Warung Ketupat Pitalah Juli. Hidangannya meliputi lupis ketan, bubur sumsum, bubur kacang hijau, dan tentu saja ketupat pitalah. Berbeda dari ketupat sayur Padang lainnya, ketupat pitalah disiram kuah santan yang berisi tiga macam sayuran: rebung, nangka, dan kol.
11:00 Museum Kereta Api
Setelah penemuan batu bara di Sawahlunto oleh peneliti Belanda Willem de Greve pada 1868, pemerintah kolonial mengucurkan investasi kolosal untuk membangun jalur rel menuju Pelabuhan Emmahaven, yang kini dikenal sebagai Pelabuhan Teluk Bayur. Kisah ini diabadikan di Museum Kereta Api (Jl. Ahmad Yani). Berbagai benda lawas perkeretaapian terpajang apik pada etalasenya, sementara di area belakang terparkir Mak Itam, kereta api legendaris buatan Jerman berkode E1060. Datang sore hari, pengunjung bisa mampir di Mak Itam Resto di dalam gerbong.
14:00 Kawasan Wisata Kandi
Awalnya mengandalkan batu baru, Kandi (Sijantang Koto, Talawi) bergeser jadi destinasi wisata keluarga. Pada 2007, tempat ini meresmikan Taman Satwa dan Kebun Buah. Sekitar 700-an jenis tanaman tumbuh di sini, bersanding dengan lubang-lubang tambang yang sebagian masih menghasilkan batu bara. Bawa tikar dan bekal untuk piknik sembari melihat deretan buah bergelantungan di dahan.
17:00 Danau Biru
Seperti di Yogyakarta, Sawahlunto memiliki tur menaiki jip Willys. Menaiki mobil tua tanpa atap, pengunjung akan dibawa mengarungi jalur berbatu dan mendaki lereng terjal menuju Danau Biru (Tumpuak Tangah, Talawi), sebuah contoh lain bekas tambang yang menemukan nyawa baru sebagai objek wisata. Gambar lubang bekas tambang di sini menjadi foto utama pada portal resmi Pemkot Sawahlunto.