by Myranda Fae 2 days ago
Tren Kuliner 2025 Versi Michelin Guide
Bagi pecinta kuliner, memprediksi tren makanan jadi kegiatan yang menantang.
Di awal tahun, Tim Inspektur Michelin Guide membagikan hasil penemuan mengenai tren kuliner seperti apa yang akan ditemui sepanjang 2025 ke depan.
Penemuan ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan sepanjang 2024 lalu, yaitu dari inovasi-inovasi yang dihadirkan para chef ternama yang mendapat respon baik dari para penikmat hidangan.
Dari bahan-bahan unik hingga komitmen keberlanjutan, berikut delapan tren yang akan mendominasi dunia kuliner tahun 2025:
Baca Juga: 20 Hotel Baru di Asia yang Akan Buka Pada 2025
1. Hidangan plant base
Dulu, hidangan vegan seringkali hanya jadi pelengkap menu. Kini, restoran kelas dunia berlomba menciptakan kreasi berbasis tumbuhan (plant base) yang memikat.
Alasan kesehatan dan lingkungan mendorong koki untuk menyoroti sayur, buah, dan biji-bijian sebagai bahan utama.
Contohnya, Plates di London dan Ark di Kopenhagen yang sepenuhnya vegan, atau Le Clair de la Plume di Prancis yang menawarkan menu musiman berbasis tanaman.
Baca Juga: Bagaimana Aturan Bawa Powerbank Saat Naik Pesawat?
2. Kreasi topping menarik, dari kaviar sampai arang aktif
Tahun 2025 akan jadi era eksperimen dengan bahan tak biasa. Penggunaan kaviar akan semakin populer sebagai topping. Bahan ini bahkan muncul di nugget ayam ala Coqodaq (New York) atau panna cotta di Quince (San Francisco).
Sementara itu, arang aktif jadi bahan ajaib dalam koktail Paloma Negra di Quintonil (Mexico City). Di Prancis, gula tradisional mulai digantikan pemanis alami seperti buah dan birch sugar, seperti di Pavyllon Paris.
3. Panggangan Arang
Memasak di atas api terbuka kembali jadi tren. Rasa smokey dari arang atau kayu bakar dinilai lebih autentik dibanding metode modern. Bar Kar di Kuala Lumpur, Brat di London, dan Embers di Brighton adalah contoh restoran yang mengusung konsep ini. Tak ketinggalan, Texas yang dikenal sebagai surganya BBQ, dikenal dengan 28 restoran yang masuk daftar MICHELIN Guide tahun lalu.
Di Indonesia, beberapa restoran anyar seperti Casa Lena dan Wooboo di Jakarta Selatan juga mengusung konsep grill, tentunya dengan kreasi masing-masing. Bar Marea juga menggunakan kayu rambutan untuk menambah aroma di menu bakarannya.
4. Transformasi masakan Asia Tenggara
Kuliner Asia Tenggara sedang naik daun berkat perpaduan resep turun-temurun dan teknik global. Koki-koki muda yang kembali ke tanah airnya membawa sentuhan modern, seperti Dewakan di Kuala Lumpur yang memadukan timur dan barat, atau Seroja di Singapura yang mengangkat cita rasa Malaysia dengan gaya kontemporer.
Vietnam hingga Hong Kong juga tak ketinggalan, menampilkan warisan kuliner dengan twist baru.
5. Kebangkitan kuliner Tiongkok di panggung global
Deretan restoran di Beijing menghidangkan kembali masakan kekaisaran yang pernah dinikmati kaisar, sementara koki di Shanghai seperti Hakkasan dan Obscura menyulap hidangan klasik seperti bebek Peking dengan sentuhan Barat.
Baca Juga: Menikmati Fine Dining ‘Teatrikal’ ala Jinjoo Jakarta
6. Restoran ramah lingkungan, dari zero waste hingga regeneratif
Sejak diperkenalkannya Michelin Green Star pada 2020, restoran-restoran di dunia semakin serius mengurangi jejak limbah lingkungan.
Di Eropa Timur, Eliksir (Polandia) dan Natura Hill (Hungaria) mengusung gerakan farm-to-table. Sementara di Amerika, Acre (Meksiko) menerapkan zero waste, dan The French Laundry (AS) menggunakan sumber daya berkelanjutan. Prancis pun tak mau kalah dengan hidangan laut yang ditangani secara etis, seperti di Christopher Coutanceau (La Rochelle).
Beberapa restoran dan bar di Indonesia juga sudah mulai untuk mengadaptasi gaya ini, termasuk Rock Bar di Ayana Bali dan Syrco Base di Bali.
7. Pairing drink tidak melulu dengan wine
Prediksi tren kuliner tahun ini menunjukkan bahwa wine bukan lagi satu-satunya yang bisa jadi pendamping hidangan. Restoran-restoran di Asia memimpin tren ini dengan pairing non-alkohol yang kreatif.
Lu Shang Lu di Beijing menawarkan racikan teh spesial oleh sommelier, sementara MAZ di Tokyo menyajikan minuman berbasis infus herbal yang memperkaya rasa. Di London, koktail inovatif dan jus premium mulai menggantikan peran wine.
Kalau di Indonesia, ada Jinjoo yang menghadirkan kuliner fine dining Korea justru memadukan makanannya dengan makgeolli homemade.
Baca Juga: Daftar Maskapai Paling Aman di Dunia untuk 2025
8. Street Food yang mulai mendunia
Street food mulai mendominasi peta kuliner. Setelah meluncurkan panduan Mexico City, Michelin memasukkan lebih dari 20 taqueria, termasuk El Califa de Léon (Restoran Satu Bintang Michelin).
London ramai dengan restoran yang mengangkat masakan Afrika Barat (Akoko) dan Georgia (Kinkally), sementara Prancis memadukan cita rasa Timur Tengah di Kedem (Bordeaux) dan Korea di Sétopa Paris. (chs)