Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sentra Karnivora Baru di Bali

Desain bangunannya menampilkan jendela-jendela raksasa.

Oleh Yohanes Sandy
Foto oleh Putu Sayoga

El Celler de Can Roca. Gaggan. Dinner by Heston Blumenthal. Menyimak daftar elite S. Pellegrino, hanya segelintir restoran di dunia yang memakai nama pendirinya. Nama sang tokoh memang kadang berguna untuk meningkatkan reputasi, memudahkan promosi, juga menjamin mutu.

Lalu, siapakah Robert Marchetti? Reputasi apa yang hendak ditawarkannya? “Ini mimpi saya sejak 25 tahun silam,” ujar Robert tentang restoran barunya yang bernama lengkap “Robert Marchetti The Plantation Grill.” Di sini, dia tidak memasak, melainkan bertindak sebagai—dalam kata-katanya—kurator. “Saya merancang menu, mendesain pakaian para pelayan, hingga memilih dekorasi ruangan.”

Sebelum naik kelas menjadi kurator, Robert bekerja sebagai “seniman.” Pria energik asal Australia ini sudah lebih dari 12 tahun bekerja di dapur profesional sebagai koki, termasuk membidani sejumlah restoran di tanah kelahirannya, sebut saja The North Bondi Italian, Neild Ave, serta Giuseppe Arnaldo & Sons. Plantation Grill adalah proyek pertamanya di Asia. Restoran yang hanya buka di waktu malam ini bersemayam di lantai empat Hotel Double-Six Seminyak.

Steik T-Bone yang menjadi salah satu hidangan andalan di Plantation Grill.

Konsepnya klasik dan maskulin. Inspirasinya dipetik dari era 1920-an. Seperti restoran dalam film Boardwalk Empire, tempat ini menampilkan barisan jendela besar, material marmer dan kulit, langit-langit tinggi, serta warna-warna yang solid.

Desainnya ditangani oleh HC2, firma yang pernah menggarap Semara Uluwatu dan suite Grand Hyatt Bali. Plantation Grill terbagi menjadi tiga area utama. Selain ruang makan, ada Billiard Room yang menampung bar, serta Sling Bar yang berfungsi sebagai wadah pesta. Tampilan restoran memang cukup bonafide, tapi berhubung lokasinya di Bali, tamu tak wajib berdandan flamboyan ala Mad Men. >>