Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perangkat Makan Pesawat Daur Ulang

Pada 2017, lebih dari empat miliar manusia melintas di angkasa. Angkanya melonjak sekitar tujuh persen dari tahun sebelumnya. Hal ini merupakan berita baik tentunya bagi pemilik maskapai dan sektor pariwisata, tapi tidak bagi lingkungan. Semakin padat penerbangan berarti semakin banyak sampah.

Merujuk data terakhir International Air Transport Association, pada 2016 saja penerbangan komersial internasional menghasilkan sekitar 5,2 ton sampah, kira-kira setara bobot 2,6 juta mobil, dan angkanya diprediksi menembus 10 juta ton pada 2030.

Statistik suram itulah yang mendorong industri aviasi berbenah. Demi mengurangi efek buruk limbah udara, sejumlah maskapai kini bertekad mereduksi penggunaan plastik dalam operasional mereka hingga menerapkan system 3RC (reduce, reuse, recycle dan compost).

Dalam rangka membantu mengurangi sampah makanan selama perjalanan berlangsung, baru-baru ini sebuah firma desain asal Inggris, PriestmanGoode menciptakan alat makan ramah lingkungan—bahkan aman untuk dikonsumsi.

Tutup makanan yang biasanya terbuat dari plastik kali ini dirancang dari daun pisang.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap elemen yang ada di peralatan makanan ini ramah lingkungan, dan bisa didaur ulang. Elemen yang ada di peralatan makanan ini semuanya terbuat dari gandum, dan bisa dimakan,” jelas Anna Meyer, selaku perwakilan dari PriestmanGoode. “Meski ini bukan solusi yang sempurna, namun lewat desain ini, kami ingin mendorong maskapai penerbangan untuk mulai menyajikan makanan dengan cara yang lebih ramah lingkungan,” lanjutnya.

Mereka menciptakan baki makanan yang terbuat dari biji kopi yang dicampur dengan gandum, alga, dan daun pisang. Sementara tempat untuk menaruh susu dan saus terbuat dari rumput laut yang bisa dimakan. Selain itu, gelasnya terbuat dari campuran beras dan alga. Alat makan ini juga dilengkapi dengan sendok dan garpu dari kayu kelapa. Ketika para penumpang sudah selesai makan, penutup yang terbuat dari bambu ini membuat sisa makanan lebih mudah untuk dibuang.

Baca juga: 5 Maskapai Paling Ramah Lingkungan; Cara Maskapai Dunia Kurangi Emisi Karbon

Botol mungil ramah lingkungan dari PriestmanGoode.

Selain itu, PriestmanGoode juga membuat botol ramah lingkungan dari gabus dan bioplastik. Botol ini berukuran kecil, sehingga lebih mudah disimpan dan digunakan berulang kali oleh penumpang. Sehingga dapat mengurangi jumlah botol plastik yang kerap dibeli pelancong saat sedang bepergian.

Berupaya mengajak masyarakat untuk menyelami karya PriestmanGoode dan meningkatkan kesadaran akan program ramah lingkungan tersebut, mereka menggelar ekshibisi “Get Onboard: Reduce. Reuse. Rethink” di Design Museum London, yang berlangsung hingga 9 Februari 2020 mendatang.

Informasi lebih lanjut, priestmangoode.com.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5