Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Maskapai Paling Ramah Lingkungan

Pada 2017, lebih dari empat miliar manusia melintas di angkasa. Angkanya melonjak sekitar tujuh persen dari tahun sebelumnya. Hal ini merupakan berita baik tentunya bagi pemilik maskapai dan sektor pariwisata, tapi tidak bagi lingkungan. Semakin padat penerbangan berarti semakin banyak sampah.

Merujuk data terakhir International Air Transport Association, pada 2016 saja penerbangan komersial internasional menghasilkan sekitar 5,2 ton sampah, kira-kira setara bobot 2,6 juta mobil, dan angkanya diprediksi menembus 10 juta ton pada 2030.

Statistik suram itulah yang mendorong industri aviasi berbenah. Demi mengurangi efek buruk limbah udara, sejumlah maskapai kini bertekad mereduksi penggunaan plastik dalam operasional mereka. Beberapa di antaranya:

Alaska Airlines telah mengganti sedotan, pengaduk gelas, dan tusuk gigi berbahan plastik dengan bambu.

Alaska Airlines
Mulai Mei 2018, Alaska Airlines resmi menjadi maskapai pertama di Amerika Serikat yang melarang penggunaan sedotan plastik pada penerbangan mereka. Perusahaan aviasi yang berkantor pusat di Seattle ini mengganti sedotan, pengaduk gelas, dan tusuk gigi berbahan plastik dengan bahan ramah lingkungan, termasuk bambu. Selain itu, mereka juga akan menggantikan jus kotak dengan kaleng aluminium yang mudah didaur ulang. alaskaair.com.

American Airlines menghapus semua penggunaan plastik sekali pakai dalam semua penerbangan mereka. (Foto: American Airlines Newsroom)

American Airlines
Langkah serupa juga ditempuh oleh koleganya, American Airlines, yang secara bertahap mengganti materi plastik di lounge bandara pada Juli 2018, disusul kabin pesawat mulai November. Maskapai ini menggantinya dengan sedotan bambu yang tidak mengandung bahan kimia maupun pewarna. Selain itu, mereka juga menggunakan peralatan makan yang lebih ramah lingkungan. aa.com.

Kru pesawat Iberia Airlines akan langsung memisahkan sampah di pesawat guna memudahkan proses daur ulang.

Iberia Airlines
Selain merilis kebijakan menyunat bahan plastik, Iberia Airlines juga menerapkan solusi lain dengan memisahkan sampah di kabin. Bermitra dengan Ferrovial Servicios, maskapai Spanyol ini menggunakan troli yang dilengkapi kompartemen-kompartemen untuk memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, sehingga lebih mudah didaur ulang. Sekitar 2.500 kru pesawat dilatih untuk menjalankan proses tersebut. iberia.com.

Hi Fly sanggup memangkas 350 kilogram penggunaan plastik sekali pakai dalam empat kali penerbangan.

Hi Fly
Meskipun Alaska Airlines yang pertama kali mengenalkan program anti plastik di seluruh armada mereka, namun maskapai bebas plastik pertama di dunia justru jatuh ke tangan Hi Fly. Pada 27 Desember 2018, maskapai asal Portugal ini telah mengoperasikan penerbangan bebas plastik pertama menggunakan armada Airbus A340, yang bertolak dari Lisbon menuju Natal di Brasil. Persiapan maskapai penerbangan yang berpusat di Lisbon ini dianggap paling matang, karena telah mengganti seluruh peralatan makan dengan kertas, bambu, dan bahan-bahan lain yang dapat dipakai atau didaur ulang. Komitmen tersebut diaplikasikan pada gelas, sendok, piring, wadah mentega, tempat garam dan lada, botol minum, bungkus makanan, hingga sikat gigi. Mereka mengklaim bahwa dengan empat penerbangan, Hi Fly akan mengurangi sebanyak 350 kilogram sampah plastik. hifly.aero.

Qantas jadi maskapai komersial pertama yang menerapkan program zero-waste. (Foto: AAP)

Qantas
Berambisi jadi maskapai paling ramah lingkungan di dunia dalam dua tahun ke depan, Qantas memang menempuh langkah preventif demi mereduksi limbah penerbangan dengan melakukan perubahan besar dalam sistem operasional mereka. Seluruh produk yang digunakan perusahaan aviasi asal Australia tersebut mulai dari gelas kertas BioCups, tempat makan BioCane, tisu BioNapkins, dan alat makan BioPlastic—termasuk kotak susu dan Vegemite, dapat dijadikan kompos, digunakan kembali, atau didaur ulang. Sehingga, maskapai tersebut dapat mengeliminasi 100 juta plastik sekali pakai pada akhir 2020 dan memangkas 75 persen sampah yang dihasilkan pada akhir 2021. Program zero-waste Qantas yang dikenal dengan nama Proyek Bowerbird tersebut juga diterapkan di lounge Qantas di terminal domestik Bandara Sydney. Bahkan, mereka tidak lagi menggunakan boarding pass dan operasional manual. qantas.com.