by Karina Anandya 15 August, 2017
Pameran Patek Philippe di New York
Menyaksikan demonstrasi langsung dari sang ahli jam di Rare Handcrafts Gallery.
Teks oleh Joezer Methusael Mandagi
Berlangsung di Cipriani, 42nd Street, tepatnya dibekas gedung Bowery Savings Bank yang disulap menjadi ruangan berstruktur dua tingkat dengan 10 ruangan tematis. Tiap bilik menyajikan cuplikan sejarah—terutama yang berkaitan dengan Amerika Serikat—hingga memamerkan keahlian teknis maupun artistik khas Patek Philippe.
Dari kesepuluh ruangan, Napoleon Room merupakan awal dari perjalanan penuh cerita yang coba dihadirkan oleh Patek Philippe secara maksimal. Di sini, sederet monitor berukuran besar secara serentak menampilkan video live yang dipancarkan langsung dari Patek Philippe Salon di Rue du Rhone, Jenewa. Dengan gambar-gambar yang ditampilkan, pengunjung serasa dibawa langsung ke gedung bersejarah tersebut.
Selain desain ruangannya yang memikat, di Napoleon Room pengunjung juga dapat melihat koleksi jam tangan edisi terbatas yang dibuat khusus untuk pasar Amerika Serikat. Seperti World Time Minute Repeater Ref. 5531 New York 2017 Special Edition serta Men’s Calatrava Pilot wristwatch Ref. 5522 New York 2017 Special Edition.
Melangkah lebih dalam, pengunjung dapat menemukan Museum Room yang menampilkan koleksi jam bersejarah yang sebagian di antaranya dipinjamkan oleh Patek Philippe Museum di Jenewa. Di sini, pengunjung juga dapat melihat sejumlah penanda waktu paling tua di dunia.
Napoleon dan Museum Room mungkin impresif, tapi zona yang paling populer dari pameran ini adalah U.S. Historic Room. Alasannya simpel: karena barang-barang yang dipamerkan di sini memiliki nilai sejarah penting bagi rakyat AS. Sebut saja sebuah jam meja yang diberikan oleh perusahaan itu kepada John F. Kennedy saat dia berkunjung ke Berlin Barat pada masa Perang Dingin dan menyampaikan pidato Ich bin ein Berliner yang tersohor itu. “Di pameran London pada 2015 terdapat Royal Room. Di New York memang tidak ada keluarga kerajaan, namun bisa dibilang klan Kennedy yang paling mendekati,” ujar Larry Pettinelli, presiden Patek Philippe AS. Selain jam milik mantan presiden AS tersebut, ruangan ini juga menampilkan jam milik Jenderal George S. Patton dan jam saku milik Jack Daniels, pengusaha wiski tersohor.
Berkunjung ke pameran yang digelar pada 13-23 Juli 2017 itu tak hanya untuk melihat koleksi berharga, namun juga melihat langsung proses pembuatan salah satu merek jam tangan paling populer di jagat ini. Di Rare Handcrafts Gallery, para ahli jam yang diterbangkan langsung dari Jenewa mendemonstrasikan empat bentuk seni dekoratif yang digunakan dalam pembuatan jam tradisional. Di ruangan ini, perancang guilloche, pengukir, pembuat enamel, hingga seniman mempertontonkan bakatnya mempercantik jam—hal yang biasanya tak ditunjukkan ke publik.
Spot yang mengundang atensi pengunjung lainnya dapat ditemukan di Watchmaker’s Room yang bertengger di lantai dua gedung. Sedangkan Movement Room yang berjarak beberapa langkah dari situ menyediakan sesuatu yang lebih modern dengan menghadirkan teknologi virtual reality agar pengunjung dapat berinteraksi dan melihat lebih dekat cara kerja mesin-mesin jam Patek Philippe yang mendunia.
Dengan koleksi serta pengalaman yang ditawarkan oleh The Art of Watches Grand Exhibition, tak heran jika pameran ini sanggup menyedot pengunjung segala usia. Tingginya animo pengunjung dari berbagai usia tersebut seakan mengamini slogan Patek Philippe yang kurang lebih memiliki arti Anda tidak pernah benar-benar memiliki sebuah jam Patek Philippe, tapi menjaganya untuk untuk generasi yang akan datang.
Informasi lebih lanjut, kunjungi patek.com.