Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

48 Jam di Perth

Salah satu kafe Northbridge yang disebut-sebut sebagai kutub hipster di Perth. (Foto: Tourism Western Australia)

Oleh Nina Hidayat

SABTU

08:00 Chu Bakery
Lantaran berlokasi di seberang taman kota Hyde Park, Chu Bakery (498 William St, Highgate) bukan hanya rutin dilanggan penggemar makanan manis, tapi juga anjing-anjing yang ngaso usai joging pagi. Dagangan andalannya ialah perkawinan antara pastry Prancis dengan topping khas Asia, misalnya kroasan isi kaya, kue sus aroma yuzu (sejenis jeruk yang lazim ditemui di masakan Asia Timur), serta donat dengan saus unik markisa campur cabai.

Salah satu instalasi menarik yang ada di Elizabeth Quay. (Foto: Jarrad Seng)

10:00 Elizabeth Quay
Memperingati ulang tahun ke-60 Ratu Elizabeth II, Pemkot Perth membangun area publik multifungsi Elizabeth Quay (mra.wa.gov.au) di tepi Sungai Swan yang membelah kota. Isinya antara lain area bermain anak, trek joging, wadah kongko, hingga residensial. Dermaga ini bisa dijangkau dengan mobil, tapi lebih seru menaiki feri Transperth (transperth.wa.gov.au) selama 15 menit dari Mends Street Jetty. Menara lonceng ikonis Bell Tower (thebelltower.com.au) juga berada di sini, sedangkan hotel Ritz-Carlton dan apartemen mewah The Tower sedang dibangun. Lelah berjalan-jalan, nikmati ubi goreng manis dan gurih di kedai V Burger (vburgerbar.com.au).

Salah satu karya seni kontemporer Hyper Prometheus Exhibition Opening di PICA. (Foto: Ok Media. Courtesy Perth Institute of Contemporary)

13:00 Perth Institute of Contemporary Arts
Warisan masa silam dan suguhan masa kini bersatu di dekat pusat perbelanjaan di jantung kota. Dalam gedung warisan kolonial yang dirias ulang, PICA (pica.org.au) memajang beragam karya seni kontemporer dari beragam seniman. Selain pameran yang mengeksplorasi isu sosial, PICA giat menanggap pentas musik dan performans. Alokasikan waktu lebih banyak di sini. PICA, bagian dari kompleks Perth Cultural Centre, bertetangga dengan State Library of Western Australia (slwa.wa.gov.au) dan Art Gallery of Western Australia (artgallery.wa.gov.au) yang memajang karya perupa lokal.

Rak penuh aneka bacaan nyeleneh yang ada di Planet Books. (Foto: Planet Books)

16:00 Planet Books
Mungkin karena banyak toko buku di Indonesia bergeser jadi toko alat tulis, toko buku independen pun menjadi objek wisata yang kian memikat. Di Perth, salah satu nama yang dihormati ialah Planet Books (planetbooks.com.au). Raknya dipenuhi bacaan yang nyeleneh, termasuk komik langka hingga literatur pop seputar LGBT dan tato. Tempat ini juga bisa dilirik untuk mencari suvenir unik. Berkat areanya yang lapang dan ditaburi kursi nyaman untuk membaca, Planet Books rentan membuat kita betah nongkrong berlama-lama.

Piza dengan topping melimpah di Ciao Italia. (Foto: Ciao Italia)

19:00 Ciao Italia
Popularitas Ciao Italia (ciaoitalia.com.au) tak kenal musim. Bahkan di malam musim dingin dengan suhu di bawah 10 derajat, banyak orang rela mengantre di muka kedainya. Piza tipis Ciao (kini tersedia di tiga cabang) yang dipanggang di tungku memenuhi semua standar kelezatan: garing di luar, empuk di dalam, keju yang meleleh, topping yang royal. Loyangnya besar, pas untuk berbagi. Begitu juga dengan pastanya yang hadir dalam porsi dobel dari standar Asia. Rampung bersantap, sisakan ruang di perut untuk sepotong tiramisu yang diguyur saus krim.

Interior Heath Ledger Theatre yang memukau. Di sini sering diadakan bermacam pertunjukan seni. (Foto: Tourism Western Australia)

21:00 Northbridge
Kawasan Northbridge bisa dibilang merupakan kutub hipster Perth. Di sini ada Heath Ledger Theatre (ptt.wa.gov.au) yang rutin mementaskan drama dan balet. Namanya dipinjam dari aktor Australia yang tewas tragis. Sepelemparan batu dari sini, kedai gelato trendi Chicho Gelato (chichogelato.com) menjajakan beragam rasa eksperimental, misalnya rasa eggnog, teh hijau plus beras panggang, serta avokad campur potongan bacon. Bagi kaum nokturnal, bar outdoor bergaya industrial Mechanics Institute (mechanicsinstitutebar.com.au) pemandangan malam kota dari teras di atapnya. Pengunjung bisa bercakap-cakap dengan staf bar yang kebanyakan bertato, berotot, dan berjenggot tentang ramuan alkohol, pilihan bir, dan anggur.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5