by Cristian Rahadiansyah 23 March, 2020
Mencoba 3 Resto Latin di Jakarta
El Asador
Satu hal yang menarik sekaligus langka dari restoran ini ialah kokinya. Usai “mondok” lebih dari setahun di Uruguay untuk mempelajari teknik memasak daging, Wigar Iki Hariyuwono mudik ke Indonesia untuk membuka El Asador. Restoran Amerika Selatan masih minim di Jakarta, dan lebih minim lagi restoran Amerika Selatan dengan koki lokal. El Asador menempati lantai dasar gedung Kemang Point. Dalam ruangan bergaya art deco, tempat ini menyajikan kuliner Uruguay dan Argentina, plus segelintir menu kreatif eklektik semacam pastel empanada isi daging rendang. Untuk mencicipi hidangan andalannya secara komprehensif, pilih paket meat platter berisi short ribs, sirloin, vacio (flank steak), dan picanha (sirloin cap) dengan total bobot 1,2 kilogram dan harga cukup bersahabat—Rp600.000. Demi menjaga autentisitas rasa, seluruh daging dibakar di panggangan parrilla di ujung zona makan. Jl. Kemang Raya 3; elasador.co.id.
La Posta
Terinspirasi tradisi kuliner tanah kelahirannya, Provinsi Salta di belahan utara Argentina, koki ‘Pancho’ Suarez pada 2017 menciptakan La Posta, restoran berkonsep tempat singgah para koboi gaucho. Tipikal restoran Argentina, menu andalannya ialah steik, dengan bahan utama daging impor asal Australia dan Argentina. Tapi tawarannya yang lebih menggiurkan sebenarnya aneka camilan, contohnya empanada (pastel isi daging atau sayur) dan humita en chala (jagung dan keju yang dibungkus daun jagung). Pancho adalah tipe koki yang senantiasa siaga di dapur, bukan semata pasang wajah, jadi tamu tahu mereka diurus oleh orang yang paham apa yang dimasak. Juga menarik, hampir tiap hidangannya hadir dengan porsi besar, seolah disiapkan untuk gaucho yang lapar usai mengarungi sabana, namun harganya cukup bijak: mahal jika memang harus mahal. Daging top loin Argentina 300 gram dihargai Rp390.000; sepiring pasta ravioli dengan salmon Rp95.000; sementara secangkir Americano Rp25.000. Sebelum kalap memesan, siapkan perut untuk bonus sedap di awal berupa biskuit gurih pan de la casa, plus pencuci mulut unik khas Latin seperti puding roti budin de pan. Jl. Karet Pasar Baru Timur V No. 25; laposta.id.
Baca juga: Terobosan Nekat Pantja; 4 Kedai Jamu Trendi di Jakarta
Henshin
Efek samping dari migrasi ribuan buruh Jepang ke Peru pada abad ke-19, nikkei adalah tradisi kuliner yang memadukan bahan dapur Peru dan teknik masak Negeri Sakura. Sudah ada beberapa restoran yang menyajikannya di Jakarta, tapi Henshin punya satu aset yang sulit ditandingi: lokasinya. Menempati tiga lantai teratas The Westin Jakarta dan bertengger di ketinggian 270 meter, Henshin resmi menyandang gelar restoran tertinggi di Ibu Kota. Ditunjang oleh posisinya yang semampai pula, restoran bonafide ini telah merekah sebagai wadah kongko yang populer. Dari bar, lounge, dan area duduk outdoor, tamu bisa menatap cakrawala Jakarta, sembari menyesap koktail yang terinspirasi perjalanan orang Jepang ke Peru, contohnya sakura maru dan the last ronin. Menjaga autentisitas rasa, Henshin menyewa duet koki andal asal Peru: Ivan Casusol dan Sandro Medrano. Sajian andalan keduanya meliputi conchita (scallop dengan saus avokad mentimun), sancochado (rusuk dengan kaldu sapi), beragam paket bento, serta kreasi inovatif semacam Indonikkei sambal. Jl. HR Rasuna Said Kav. C-22; henshinjakarta.com.