by Yohanes Sandy 15 December, 2014
Eksplorasi Destinasi Baru di Bandung
Tapi Little Subway tak cuma hendak mengeksplorasi rasa. Tempat ini juga menghibur mata melalui desain interior yang atraktif. Selain barang-barang dari UNKL347 dan Growbox, kita akan menemukan dinding yang dipercantik instalasi seni sureal, kabel-kabel lampu yang dibiarkan berantakan layaknya benang kusut, serta kursi-kursi santai yang dirakit dari kayu dan kulit.
Tempat hangout lain yang membuat mata susah terpejam—kali ini secara harfiah—adalah Noah’s Barn, kedai kopi yang dicetuskan oleh duet Henky Suhendro dan Guido Mariotti. Kehadirannya berhasil melambungkan pamor Jalan Garuda yang selama ini tersisih dari sirkuit utama turis di Kota Kembang.
Henky dan Guido memperdalam pengetahuan seputar kopi di luar negeri. Guido bahkan sudah mengantongi sertifikat coffee cupping dan roasting dari institusi Wolff Coffee Roasters di Australia. Noah’s Barn tidak memiliki menu. Alih-alih, tamu hanya akan diminta memilih metode peracikan biji kopi, contohnya tradisional, drip, syphon, hingga peracikan dengan mesin Synesso Hydra yang relatif langka. Tiap cangkir diseduh dari biji kopi yang dipanen dari dua hingga tiga daerah produsen kopi di Indonesia. Demi menjaga karakter rasa, seluruh bahan disangrai sendiri oleh sang pemilik.
“Kopi itu dasarnya tidak pahit; teknik sangrainya yang membuat kopi menjadi pahit,” jelas Henky. “Kami adalah third wave coffee movement, di mana kualitas kopi dilihat dari kadar kehitamannya. Proses sangrai yang baik akan menghasilkan warna kopi yang pas dan rasa yang khas.” >>