Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Tur Kampong Glam

Interior Artistry.

Oleh Rachel Will
Video dan foto oleh Dimas Anggakara

Waktu berjalan lambat di Kampong Glam. Gang-gang cupet dipenuhi anak-anak sekolah berseragam serta jalan umum yang lengang menjadi pemandangan sehari-hari di sini. Peradaban di Kampong Glam dimulai pada 1819 dengan hadirnya Sultan Hussein Shah dari Johor yang namanya kini diabadikan sebagai nama masjid utama di distrik tersebut. Penduduk di lingkungan ini didominasi oleh ras Melayu yang bermigrasi ke sini mengikuti Sultan Hussein, serta bangsa Melayu dan Arab yang datang untuk kebutuhan berdagang. Kampung yang namanya diambil dari nama pohon gelam ini terletak di antara stasiun MRT Bugis dan Lavender. Distrik ini perlahan-lahan bertransformasi dari perumahan bagi kaum Melayu dan Arab menjadi salah satu destinasi kuliner dan wisata terkini bersaing dengan Johor Bahru. Perubahan ini diawali dengan hadirnya butik Comme des Garçons di dekat Haji Lane pada 2005 serta kafe-butik-rooftop bar Maison Ikkoku di Kandahar Street. Menghabiskan waktu seharian di sini sambil berdiskusi bersama kaum intelektual dan kreatif sembari menikmati kopi lokal menjadi opsi yang cukup menyenangkan.

Prashant, pengelola Artistry.

Artistry
Dilihat dari desain bangunannya, Artistry bisa difungsikan untuk apa saja. Kafe ini dikenal sebagai tempat brunch, ruang pameran, galeri seni, serta terkadang bar wine. Konsep gado-gado ini diusung pemiliknya akibat mahalnya biaya sewa ruang pameran dan galeri di kota ini guna mempromosikan seni dari seniman pemula lokal. Ketertarikan Prashant Somosundram, pengelola Artistry, terhadap komunitas kreatif Singapura mengilhami lahirnya tempat makan ini. “Jika Anda ingin mengoleksi sesuatu tapi tidak ada wadah yang mumpuni, hal tersebut bakal menjadi penghambat mimpi Anda itu,” ujarnya setengah berfilosofi. Pada November 2012 mimpinya terwujud. Prashant dan timnya membangun ruang untuk menyalurkan ide kreatif serta ambisi kuliner mereka. Untuk brunch di hari Minggu, kafe ini menawarkan hidangan lezat seperti panekuk blueberry, ricotta, dan bacon; atau burger kepiting. Tak hanya kuliner dan seni, tempat ini juga menjual buku diskon yang dipasok dari toko buku independen BooksActually serta biji kopi produksi kafe Liberty Coffee. 17 Jalan Pinang; 65/6298-2420; Artistry; makanan utama dijual mulai dari S$7 >>

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5