by Cristian Rahadiansyah 20 February, 2014
Ikon Arsitektur Terbaru Azerbaijan
Dengan niat menyulap Baku, Ibu Kota Azerbaijan, menjadi destinasi premium dan sentra ekonomi baru, Presiden Ilham Aliyev menggelontorkan sekitar $6 miliar per tahun untuk mendanai proyek-proyek arsitektur. Garapan terbarunya, dan mungkin yang paling kolosal, didedikasikan bagi ayahnya sekaligus perumus ideologi negeri, Heydar Aliyev.
Setelah tujuh tahun dikonstruksi, Heydar Aliyev Center resmi dibuka pada akhir 2013, saat warga Azerbaijan mengenang satu dekade kepergian sang tokoh nasional. Kompleks seluas 11 hektare ini menampung museum, ruang pamer, serta auditorium. Misi utamanya adalah mempromosikan ideologi yang ditanamkan Heydar Aliyev sekaligus mendukung perkembangan studi sejarah dan kebudayaan di negara kaya minyak Azerbaijan.
Zaha Hadid, arsitek tersohor kelahiran Irak, dipilih untuk menerjemahkan misi tersebut. Dan dia menjawabnya melalui rekayasa sipil yang lebih memprioritaskan wujud ketimbang struktur. Berkolaborasi dengan sang mitra, Patrik Schumacher, Hadid bermain-main dengan lekukan untuk menciptakan efek likuid. Hasilnya adalah bangunan yang seolah bersifat organik, mirip ameba raksasa yang tiba-tiba membeku.
Disandingkan dengan area sekitarnya yang dihuni struktur langsing, Heydar Aliyev Center lebih menyerupai arena skateboard alien yang terdampar di bumi. Estetika hiper-modern Hadid berhasil melambungkan Heydar Aliyev Center sebagai monumen baru bagi sebuah negara yang sedang giat menatap masa depan, sembari meninggalkan masa lalunya yang kontroversial. Kita pun membaca pesan-pesan politis yang terselip di tubuh bangunan. Hadid menciptakan landmark tanpa sudut, sebuah desain yang menyiratkan semangat Azerbaijan untuk meniadakan batas bagi ambisinya merengkuh zaman baru.
Panel-panel yang mengalir harmonis di sisi eksterior dan interior ditujukan untuk mengirimkan pesan bahwa Heydar Aliyev Center merupakan ruang bersama yang menyambut semua golongan. Sementara warna putih yang mendominasi tubuh gedung menyimpan harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi Azerbaijan, sebuah negara yang di awal abad ke-20 memasok hampir separuh produksi minyak dunia. Dari Baku, kejayaan itu dikenang dan hendak diulang.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia Jan/Feb 2014. (“Baku Baru”)
1 Comment
by Lhia Aulia Susanti
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai Arsitektur
Sungguh mengisnpirasi untuk orang-orang yang memiliki jiwa seni desain untuk para arsitek.
Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Arsitektur yang bisa anda kunjungi di Arsitektur