by Cristian Rahadiansyah 21 September, 2021
Apa Sebenarnya World Expo, dan Kenapa Biayanya Sangat Mahal?
World Expo adalah kenduri yang sangat boros. Pada jilid terakhirnya di Milan, hajatan global ini menelan anggaran kolosal €3,2 miliar. Tahun ini, di Dubai, biayanya diperkirakan menembus $6,8 miliar—cukup untuk membangun 20 Jakarta International Stadium.
Tak cuma kota tuan rumah, pesertanya juga merogoh kocek. Paviliun Indonesia di Expo 2015 Milan misalnya, dikabarkan menghabiskan Rp80 miliar. Ini hanya untuk konstruksi dan operasional. Untuk membongkarnya dan membawanya mudik, ongkosnya—dikutip dari Detik.com—sekitar Rp7,5 miliar.
Baca Juga: Tampilan Unik Paviliun Negara Peserta Dubai Expo
Apa sebenarnya World Expo? Kenapa banyak negara berhasrat menjadi tuan rumahnya? Dan kenapa pesertanya sudi membayar mahal? Berikut jawabannya:
1. Apa sebenarnya World Expo?
Analogi paling simpel: Taman Mini Indonesia Indah, tapi berskala global. Jika TMII menampung rumah adat dari tiap provinsi, World Expo berisi paviliun negara-negara dunia. Paviliun ini berisi pameran seputar pencapaian negara partisipan di beragam bidang, misalnya pendidikan dan inovasi.
2. Siapa penyelenggaranya?
Struktur organisasinya mirip Olimpiade. Ada komite pengaturnya, yakni Bureau International des Expositions (BIE). Ada pula kota tuan rumahnya, yang berubah setiap edisinya. BIE bermarkas di Paris. Didirikan oleh 31 negara pada 1928, lembaga ini sekarang beranggotakan 169 negara, termasuk Indonesia.
3. Sudah berapa kali digelar?
World Expo dirintis pada 1851 di London. Waktu itu, pesertanya 25 negara dan pengunjungnya sekitar enam juta orang. Hingga kini, ajang ini sudah 36 kali digelar. Merekam sejarah panjangnya, World Expo Museum didirikan pada 2017 di Shanghai.
4. Jadwal tahun ini?
World Expo dijadwalkan berlangsung di Dubai dari 1 Oktober 2021-31 Maret 2022. Nama resminya Expo 2020 Dubai, karena ajang ini sedianya berlangsung di 2020. Ini merupakan World Expo pertama di Timur Tengah.
5. Tuan rumah berikutnya?
Edisi 2025 akan dilangsungkan di Osaka. Ini kedua kalinya Osaka bertindak sebagai tuan rumah. Untuk edisi 2030, tuan rumah belum dilansir. Per hari ini, dua kota sudah mengajukan diri, yakni Moskwa dan Busan. Pemenangnya akan ditentukan lewat sistem voting dalam Sidang Umum BIE.
6. Apa untungnya menjadi tuan rumah?
Dampak paling instan: pemasukan di sektor pariwisata. Tuan rumah akan menjala jutaan turis, terutama dari luar negeri. Expo 2015 Milan misalnya, diikuti 134 negara dan mendulang 21,5 juta pengunjung. Expo 2020 Dubai tahun ini diikuti 191 negara dan menargetkan 25 juta pengunjung. Sebagai perbandingan, pada 2019, Dubai memikat “hanya” 16 juta turis asing.
7. Sudah berapa kali Indonesia berpartisipasi?
Sejak partisipasi perdana pada 1970 di Osaka, Paviliun Indonesia selalu hadir dalam World Expo. Artinya, total sudah enam episode yang diikuti, yakni Osaka 1970, Seville 1992, Hannover 2000, Aichi 2005, Shanghai 2010, serta Milan 2015. Tahun ini, Indonesia ikut serta Expo 2020 Dubai.
8. Untuk apa berpartisipasi?
Alasan paling klasik: promosi. World Expo ibarat sebuah panggung global bagi negara-negara untuk saling unjuk diri, berpromosi, berkompetisi memikat turis, investor, serta bakat-bakat hebat dari penjuru planet. Lewat sesi lobi dan berjejaring, delegasi peserta juga bisa menjajaki kemitraan antar-negara.
9. Kenapa biayanya sangat mahal?
Demi menarik perhatian publik (juga menjaga gengsi), negara peserta lazimnya menyewa arsitek kondang untuk mendesain paviliunnya. Biaya besar lainnya ialah gaji SDM, berhubung Word Expo berdurasi enam bulan. Bagi tuan rumah, pengeluarannya jauh lebih besar. Selain untuk keperluan dasar, termasuk promosi, tuan rumah lazimnya membangun struktur mercusuar sebagai ikon Expo. Menara Eiffel di Paris, Space Needle di Seattle, serta China Art Museum di Shanghai adalah beberapa contoh bangunan warisan World Expo.