by Karina Anandya 25 October, 2017
Ubud Writers & Readers Festival 2017
Selain penulis-penulis ternama, Ubud Writers & Readers Festival 2017 mendatangkan sejumlah seniman dengan reputasi internasional.
Dirintis pada 2002 sebagai bagian upaya pemulihan Bali pasca-tragedi bom, Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) kemudian bertransformasi menjadi salah satu ajang literatur yang diperhitungkan di dunia. Festival anual ini menghadirkan penulis-penulis ternama dari dalam dan luar negeri, memikat penggemar buku dari penjuru bumi, sekaligus melambungkan pamor Bali dalam peta festival literatur global.
Untuk episode ke-14 yang bergulir pada 25-29 Oktober 2017, UWRF mengusung tema “Origins.” Menurut Janet Deneefe, pendiri sekaligus direktur festival, tema yangdiusung kali ini merupakan pengembangan dari filosofi Tat Tvam Asi (“aku adalah engkau, engkau adalah aku”) yang mengandung anjuran tenggang rasa dan welas asih. “Tema Origins adalah sebuah ajakan untuk memperluas toleransi dan empati, tidak hanya kepada sesama individu, namun juga kepada semesta,” jelasnya.
UWRF 2017 akan menampilkan lebih dari 100 penulis. Dari indonesia akan hadir Leila Chudori, penulis novel Pulang; Seno Gumira Ajidarma, peraih Southeast Asian Writers Award 1997; serta Ahmad Fuadi, pengarang Negeri 5 Menara. Dari luar negeri, bintangnya antara lain Marina Mahathir, penulis dan aktivis asal Malaysia; Ian Rankin, Fellow of the Royal Society of Literature; serta Saroo Brierley, penulis A Long Way Home, karya laris yang telah diadaptasi menjadi film Lion.
Selain nama-nama yang terkenal di jagat literatur, panitia meningkatkan magnet festival dengan mengundang sejumlah seniman ternama, sebut saja grup teater Papermoon; Eko Supriyanto, penari dan pendiri EkosDance Company; serta Erick Est, sutradara film dokumenter Janggan.
Suguhan segar yang tak kalah memikat tahun ini adalah kehadiran para pemenang Emerging Voices, ajang pencarian penulis muda berbakat indonesia. Sempat vakum dua tahun, pergelaran yang dulunya bernama Bali Emerging Writers Festival ini kembali bergulir dari Desember 2016-Februari 2017 dan berhasil menjaring lebih dari 900 karya dari ratusan penulis. Usai melalui proses evaluasi dan seleksi oleh dewan juri yang terdiri dari Warih Wisatsana, Leila Chudori, dan Seno Gumira, 15 penulis terpilih untuk tampil di UWRF.
UWRF 2017 akan menampilkan total 72 acara, mulai dari diskusi hingga pentas seni. program-program utamanya dipusatkan di tiga tempat di Ubud, yakni taman baca, Indus Restaurant, serta Neka Museum.
Informasi lebih lanjut, hubungi 0361/977-408 atau kunjungi ubudwritersfestival.com.