Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Hari Menjelajah North Island

Di etape berikutnya, kami berkendara ke Rotorua, kota yang kerap dijuluki Las Vegas versi Selandia Baru. Daya tarik utamanya adalah pertunjukan tarian-tarian tradisional di Te Puia, semacam pusat kebudayaan Maori. Pentas ini digelar sepanjang tahun, termasuk di malam Natal. Suguhannya mirip Siam Niramit di Bangkok, tapi skalanya lebih kecil.

Pemandangan kawah-kawah panas di Rotorua.

Di luar jantung kotanya yang meriah, Rotorua adalah kawasan yang dipenuhi lubang. Tempat yang berada di atas jalur lava ini menampilkan banyak kolam geotermal. Kami melakoni ekspedisi geologis di Waiotapu Thermal Wonderland, sebuah kompleks berisi kubangan-kubangan panas yang dibingkai oleh hutan. “Hutan di sekelilingnya merupakan buatan manusia. Butuh waktu kurang lebih 100 tahun untuk menanam seluruh pohonnya,” tutur David, pemandu di Waiotapu.

Dari Rotorua yang mendidih, kami berpaling ke Taupo yang sejuk. Agenda hari ini adalah mengayuh pedal dengan menyusuri sungai terpanjang di Selandia Baru. Tur sepeda dimulai dari Air Terjun Huka, titik awal Sungai Waikato. Sejauh mana kita menggenjot, dan seberapa deras kita berkeringat, tergantung pada jenis lintasan yang dipilih. Taupo menawarkan enam rute dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Kami memilih trek
termudah. Saya dan Robin memacu sepeda, mengarungi perbukitan, melewati peternakan, menikmati pemandangan elok yang lazim menghiasi kalender.

Bersepeda juga aktivitas yang populer di Napier, kota lain yang kami kunjungi. Napier terkenal sebagai salah satu penghasil wine terbaik di Selandia Baru. Seperti banyak sentra wine, kota ini menawarkan tur-tur sepeda bertema “winery hopping,” sebuah atraksi unik yang mengombinasikan dua hal yang sepertinya antagonis: memacu jantung dan menenggak alkohol.

Lanskap Danau Taupo dilihat dari teras kamar hotel Hilton Lake Taupo.

Napier juga menyimpan riwayat yang akbar. Kota pelabuhan yang sibuk ini dicatat sejarah sebagai tempat berlabuhnya Kapten James Cook pada 1796. Dialah manusia Eropa pertama yang mengelilingi dan memetakan Selandia Baru. Tapi kisah Napier tak selalu gemilang. Pada 1931, kota ini diguncang gempa dahsyat 7,8 skala Richter. Banyak rumah rata dengan tanah. Lebih dari 200 nyawa melayang. Sebuah danau air asin di tengah kota terangkat dan menciptakan lanskap baru dalam kurun waktu hanya 2,5 menit.

Pascabencana, Napier berbenah, juga belajar. Bangunan-bangunan baru dicetak tahan gempa. Inspirasinya dipetik dari arsitektur art deco yang lazim menggunakan tiang-tiang kokoh. Itu sebabnya kota ini tampil layaknya lokasi syuting Great Gatsby. “Dari semua destinasi yang saya datangi, Napier yang terbaik,” ujar Robin, seorang desainer grafis purnawaktu. Momen terbaik untuk datang adalah Februari, saat kota ini menggelar acara meriah Art Deco Weekend.

Ke Selandia Baru memang tak lengkap tanpa skydiving, tapi aktivitas ini sejatinya bukan untuk semua orang, setidaknya bukan untuk mereka yang lemah jantung atau kelebihan berat badan. Untuk merasakan sensasi quintessential yang terbebas dari batasan apa pun, Hobbiton jawabannya. >>

Lanskap Hobbiton yang hingga kini masih menjadi favorit turis di Selandia Baru.

Hobbiton berlokasi di sebuah distrik bernama unik—Matamata. Seperti kita ketahui, tempat ini merupakan lokasi syuting trilogi box office The Lord of the Rings dan The Hobbit—dua maha karya sutradara Peter Jackson, salah seorang putra kebanggaan Selandia Baru. Hobbiton bercokol di lahan milik penduduk. Luasnya 13 hektare, tapi yang dipakai untuk kampung Hobbit hanya seperempatnya. Sisanya masih berfungsi sebagai peternakan domba hingga sekarang.

“Peter Jackson sangat brilian, bisa mengubah lahan peternakan menjadi sebuah desa fantasi dengan detail yang menakjubkan,” ujar Robin terkesima. Mungkin bukan sekadar brilian, tapi perfeksionis. Shayne, pemandu kami, mengungkapkan beberapa fakta mengejutkan tentang repotnya bekerja dengan sang sutradara. Peter misalnya, meminta pemerintah daerah setempat memberlakukan larangan terbang di atas lokasi syuting. Alkisah, ada satu pesawat yang melanggar, hingga pilotnya ditahan dan kehilangan lisensinya. Contoh lainnya adalah permintaan Peter mengecat ulang 200.000 helai daun pada pohon replika di atas rumah Bilbo Baggins, karena menganggap warnanya kurang sesuai dengan gambaran J.R.R. Tolkien di dalam novel.

Restoran utama Solscape yang rutin menggelar sesi makan besar tiap Minggu di musim panas.

Bagi pencinta film, Hobbiton adalah memorabilia yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Di sini kita juga bisa mempelajari bagaimana sinema sanggup dijadikan materi promosi wisata. Meledaknya The Lord of the Rings dan The Hobbit turut mengerek pamor Selandia Baru, sampai-sampai maskapai nasional negeri ini memasang julukan “Airline of Middle-earth.”

“Di jalanan ini,” tutur Shayne di pintu keluar Hobbiton seraya merujuk pada sebuah adegan fenomenal di seri pertama The Hobbit, “Bilbo berlari untuk menyambut petualangan barunya.” Selandia Baru, dalam batasan tertentu, adalah negeri yang menantang semua orang untuk menjadi Bilbo: untuk meninggalkan zona nyaman dan mencicipi petualangan; untuk melupakan fobia dan bertindak spontan.

Rute
Penerbangan ke Auckland dilayani oleh Singapore Airlines (singaporeair.com) dan Air New Zealand (airnewzealand.com) via Singapura. Klik situs resmi Tourism New Zealand (newzealand.com/id) untuk menggali informasi seputar objek wisata serta memesan paket-paket tur.

Penginapan
Di kota pesisir Raglan, 90 menit dari Auckland, Solscape (solscape.co.nz; doubles mulai dari Rp250.000) menawarkan beragam akomodasi ramah lingkungan, mulai dari tenda, gerbong kereta yang disulap menjadi barak, hingga Eco Bach studio yang dilengkapi dapur. Di tepi Danau Rotorua, Black Swan Lakeside Boutique Hotel (blackswanhotel.co.nz; doubles mulai dari Rp3.600.000) menaungi hanya delapan kamar premium yang dikelola oleh sepasang suami istri. Jika hendak mencicipi skydiving di Taupo, salah satu persinggahan yang ideal adalah Hilton Lake Taupo (laketaupo.hilton.com; doubles mulai dari Rp1.500.000). Sementara di kota pelabuhan bersejarah Napier, The Dome (thedome.co.nz; doubles mulai dari Rp2.700.000) menawarkan lokasi strategis di jantung kota.

Makan & Minum
Restoran tersohor di distrik hipster Britomart, Ortolana (ortolana.co.nz), meracik hidangan khas Eropa dengan porsi besar. Di musim semi dan panas, The Conscious Kitchen (solscape.co.nz) menyuguhkan Sunday buffet yang bahan makanannya dipetik dari kebun sendiri. Di Taupo, The Brantry (thebrantry.co.nz) adalah restoran fine dining yang ditaburi penghargaan bergengsi. Pesaingnya adalah Bistro Lago (bistrolago.co.nz) yang bersemayam di Hotel Hilton. Jika tiba saatnya menyeruput kopi, kunjungi The Storehouse (storehousetaupo.co.nz) yang tercantum dalam daftar kedai kopi terbaik di Selandia Baru.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi September/Oktober 2015 (“Bintang Utara”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5