Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

48 Jam di Los Angeles

Kiri-kanan: Dua orang turis berfoto dengan latar belakang Hollywood Sign; melihat kota LA dari atas bukit.

Teks dan foto oleh Karina Anandya

Telah lama dikenal dunia sebagai pusat industri film dan hiburan, khususnya Hollywood, Los Angeles memang dianggap sebagai rumah besar bagi pelakon film. Selain itu, para penulis, komposer, seniman, dan pelaku kreatif lainnya juga kerap berlomba merapat dan menggantungkan hidupnya di kota termahal kesembilan versi Economist Intelligence Unit (EIU) tersebut. Namun, tidak hanya memiliki hiburan yang berbasis film semata, Los Angeles juga menyajikan banyak objek wisata yang menarik.

SABTU
09:00 Hollywood Sign
Siapa yang tidak tahu dengan papan nama paling populer sejagat ini? Bersemayam di Mount Lee di kawasan Hollywood Hills, pada awalnya markah ini hanya sebagai iklan salah satu real estate Hollywoodland. Namun pada 1949, setelah kontraknya habis, papan tersebut tetap dilestarikan dan kata land dihilangkan, sehingga menjadi Hollywood. Untuk mencapainya—dan berfoto dengan latar belakang Hollywood—wisatawan harus mendaki menuju beberapa titik yang sudah direkomendasikan oleh pemandu lokal. Oleh karena itu, disarankan untuk datang ke kawasan ini di pagi hari, karena cuaca tidak terlalu panas. hollywoodsign.org

Kiri-kanan: Walk of Fame yang dipotret dari atas; Roosevelt Hotel, hotel yang kerap disinggahi selebriti dan pejabat negara.

11:00 Walk of Fame
Sebagai kota para selebriti, Walk of Fame menjadi saksi bisu popularitas yang diabadikan lewat cap telapak tangan di lantai trotoar pejalan kaki sepanjang 15 blok di Hollywood Boulevard dan tiga blok di Vine Street. Di tempat inilah nama-nama pelaku seni, mulai dari aktris dan aktor internasional, penyanyi, sutradara, produser hingga tokoh kartun diabadikan di sini. Terdapat lebih dari 2.750 nama dituliskan di atas terrazzo dan kuningan. Sayangnya area ini terbilang tidak cukup terawat dan cenderung kotor. Saat saya berkunjung, terdapat banyak tumpahan susu yang sebagian besar menutupi ukiran nama. Masih di Hollywood Boulevard, Anda juga dapat berkunjung ke Hollywood & Highland Center, Dolby Theatre, Chinese Theater, Madame Tussauds Hollywood, dan toko-toko suvenir, serta berfoto di depan Hotel Roosevelt yang tersohor. walkoffame.com

Melangkah ke dalam lukisan Vincent Van Gogh, yang sepenuhnya diselimuti sapuan kuas dan warna.

13:00 Lighthouse Los Angeles – Immersive Van Gogh Los Angeles
Tujuh menit berjalan kaki dari Hollywood Boulevard, Anda bisa berkunjung ke rumah Van Gogh yang berlokasi di Sunset Boulevard. Bangunan seluas 16.764 meter persegi ini menampung beragam karya Vincent Van Gogh dalam bentuk instalasi multimedia interaktif tiga dimensi yang menggabungkan seni, cahaya, musik, dan imajinasi. Pengunjung diajak untuk melihat karya fenomenal sang seniman seperti The Potato Eaters (1885), Sunflowers (1888), Almond Blossoms (1890), dan 40 mahakarya lainnya, yang dihidupkan, kemudian diproyeksikan ke dinding dan lantai, sehingga para pengunjung seolah dapat memegang karya dan berjalan di atasnya. Pameran selama 40 menit yang juga menampilkan perjalanan Van Gogh sebagai seniman ini dibuka untuk umum, setiap pukul 09:00 hingga 20:00. Tiketnya dibanderol mulai dari Rp430.000 untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, Rp575.000 untuk orang dewasa, dan Rp1.500.000 untuk tiket VIP Flex, yang dilengkapi dengan akses prioritas, tiket masuk fleksibel, poster edisi terbatas, suvenir, dan bantal. vangoghla.com

Kiri-kanan: Pertokoan mewah yang tersebar di sepanjang jalan; selain belanja, turis biasanya kerap berfoto di area ini.

15:00 Rodeo Drive
Disebut jadi ‘pasar’ termahal di Amerika, kawasan Rodeo Drive memang mengoleksi gerai mewah. Sebut saja Louis Vuitton, Chanel, hingga Bvlgari, dan Tiffany & Co. Tak hanya itu di Rodeo Drive juga terdapat Rodeo Drive Walk of Style semacam penghargaan Hollywood Walk of Fame milik tokoh yang berpengaruh di dunia fashion. Pusat perbelanjaan ini juga jadi tempat belanja favorit artis Hollywood dan para sosialita. rodeodrive-bh.com

Urban Light, salah satu spot wajib turis yang datang ke Los Angeles.

17:00 Los Angeles County Museum of Art (LACMA)
Museum seni yang berada di Wilshire Boulevard ini merupakan salah satu museum seni terbesar yang ada di Amerika Serikat bagian barat. Terdapat lebih dari 150.000 karya seni yang berasal dari Amerika, Yunani, Tiongkok, Turki, hingga Mesir. Lebih baik datang menjelang malam, karena lampu-lampu dari instalasi Urban Light karya Chris Burden bakal tampak lebih cantik. Jika ingin masuk, tiket dibanderol Rp350.000 untuk dewasa, Rp150.000 untuk anak-anak, dan gratis untuk anak-anak di bawah usia dua tahun. lacma.org

19:00 Tsujita LA Artisan Noodles
Digadang-gadang sebagai ramen terenak di LA, Tsujita Ramen punya dua cabang yang letaknya berseberangan. Fokus pada sajian tsukemen, yakni hidangan mi dan kuah tersaji dalam mangkuk yang terpisah, Tsujita menyajikan tiga jenis tsukemen. Kuahnya memakai bahan dasar tulang babi yang direbus selama 60 jam, sehingga memiliki rasa fantastis yang mengejutkan lidah. Setidaknya itu yang disebutkan oleh teman saya saat ia menyeruput kuahnya—karena saya lebih memilih vegan ramen dengan kuah yang lebih segar. Tak heran untuk menikmati semangkuk ramen di sini membutuhkan waktu tunggu kurang lebih satu jam. tsujita-la.com

Kiri-kanan: Patung Walt Disney yang seakan menyambut kedatangan turis; Disneyland di malam hari selalu menarik untuk dipotret.

MINGGU
08:00 Disneyland Anaheim, California
Salah satu taman hiburan tertua dan terbesar, Disneyland Anaheim pertama diresmikan pada 17 Juli 1955. Tempat ini adalah satu-satunya taman bermain yang didesain dan pembangunannya disupervisi langsung oleh Walt Disney. Terletak di Anaheim, sekitar 45 menit dengan menggunakan mobil dari pusat kota, taman ini memiliki sembilan zona bertema berbeda, di mana sehari untuk menjelajah tidak cukup. Untuk menuntaskan eksplorasi di Disneyland bisa memakan waktu satu hari penuh. Disneyland Anaheim akan menampilkan Fantasyland yang menampilkan cerita-cerita fantasi; serta Tomorrowland bagi penggila dunia futuristik. Masing-masing areanya dibangun mengelilingi kastelnya yang menawan. disneyland.disney.go.com

Kiri-kanan: Under the Table karya Robert Therrien; eksterior The Broad yang megah.

14:00 The Broad
Puas bermain di Disneyland, Anda bisa mengunjungi The Broad. Museum kontemporer yang berada di Grand Avenue tersebut menghadirkan koleksi seni kontemporer dari tahun 1950-an dengan total ada 2.000 karya seni buatan 200 artis, termasuk Basquiat, Murakami, Roy Lichtenstein, serta Robert Therrien. Desainnya tak kalah memukau. Eksteriornya berkonsep brankas, sementara interiornya memunculkan efek sarang lebah. thebroad.org

Gedung opera Walt Disney Concert Hall yang berbentuk seperti mawar.

16:00 Walt Disney Concert Hall
Tepat di sebelah The Broad, Anda bisa mampir sebentar di Walt Disney Concert Hall. Namun sayang, karena masih pandemi, gedung opera tersebut belum dibuka untuk umum. Sang arsitek, Frank Owen Gehry mewujudkan konsep metamorfosis dari bunga mawar. Bangunan ini didirikan dari rangka baja sebagai struktur utama yang dilapisi oleh lembaran baja. Bangunan yang dibuka pada 2003 silam ini merupakan sebuah kontribusi di bidang seni yang digagas oleh Lilian Disney sekaligus sebagai penghormatan kepada suaminya, Walt Disney. laphil.com

The Last Bookstore menyimpan ribuan buku dan kaset lama. Surga bagi pecinta buku!

17:00 The Last Bookstore
Para pecinta buku wajib datang ke pusat harta karun sastra ini. Toko buku dan kaset bekas terbesar di California yang dibuka pada tahun 2005 tersebut memiliki misi: ‘keep the paper and ink book business alive’. Memang, toko buku independen kian menurun karena kini lebih mudah membeli buku secara daring, namun saya tetap mendukung kehadiran toko buku ini menjadi toko buku ‘terakhir’ yang berdiri. Bagi turis yang berkunjung tanpa mobil, satu-satunya cara untuk menjelajah kota adalah dengan menggunakan opsi transportasi daring, seperti Uber atau Lyft, yang terbilang cukup mahal. Pasalnya, LA memiliki sistem transportasi umum yang tidak terlalu bagus. Untuk mencapai toko buku, setidaknya Ada tetap harus memilih Uber, karena tidak ada bis yang berhenti di area ini, dan perlu jalan cukup jauh untuk menemukan halte. Toko buku di lantai bawah cukup menarik, tetapi harta terbaik disimpan di lantai atas. Pastikan juga Anda mampir melihat terowongan yang dibangun dari buku. Namun bagi Anda yang lumayan sensitif dengan debu, memang tidak disarankan berlama-lama di lantai atas, karena bau apak buku lama sangat tercium. lastbookstorela.com

Kiri-kanan: Menunggu sunset di Santa Monica; gerbang masuk Santa Monica Pier.

18:00 Santa Monica Pier
Bagi wisatawan yang berasal dari Indonesia, iklim di Los Angeles tidak jauh berbeda dengan iklim yang ada di Tanah Air. Sehingga, main ke pantai bisa jadi salah satu opsi terbaik. Sore hari menjelang sunset adalah waktu yang paling indah menyaksikan matahari pelan-pelan terbenam di pantai lepas. Di sini tidak ada tiket masuk menuju pantai maupun dermaga. Namun bagi pengunjung yang ingin menikmati beragam wahana permainan, bisa membeli tiket masuk ke Pacific Park. Aktivitas warga lokal biasanya jogging, bersepeda, dan bermain sepatu roda. Ketika ombaknya cukup besar, Anda bisa melihat banyak peselancar sibuk menyusuri ombak di utara dermaga. Seperti kota-kota lainnya di Amerika, Los Angeles juga lumayan ramah hewan peliharaan. Beberapa kali saya melihat banyak pejalan kaki jalan sore sambil mengajak anjingnya. Saat menyusuri pantai, saya menikmati satu scoop es krim sambil berjalan menyusuri dermaga ditemani suara merdu para penyanyi jalanan yang terbilang niat, karena dilengkapi dengan mic dan speaker mumpuni. santamonica.com

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5