Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

10 Hotel Legendaris di Asia

Kiri-kanan: Interior Restoran Gaddi’s di The Peninsula Hong Kong (Foto: William Furniss/The Peninsula Hong Kong); Marco Polo Suite (Foto: The Peninsula Hong Kong)

8. The Peninsula Hong Kong
Usia: 92 Tahun

Pada 1928, saat Bali membuka hotel pertamanya, Hong Kong meresmikan The Peninsula, properti yang kemudian menjadi ikon sekaligus saksi sejarah kota ini. Salah satu peristiwa paling monumental di sini—persisnya di kamar nomor 336—ialah penyerahan Hong Kong oleh pejabat Inggris kepada pasukan Jepang pada 25 Desember 1941.

Sesuai julukannya, Grand Dame of the Far East, properti ini memadukan secara harmonis dekorasi oriental dan langgam Eropa. Hotel ini menampung 300 kamar dengan luas mulai dari 54 meter persegi, sebagian dilengkapi teleskop bagi tamu yang ingin mengintip detail panorama Victoria Harbour. Mengimbangi jumlah kamarnya, Peninsula menawarkan delapan gerai F&B, dengan magnet utama restoran Spring Moon yang memiliki satu bintang Michelin pada 2019; Felix yang menampilkan interior rancangan Philippe Starck; serta The Lobby yang setia menyajikan paket Classic Afternoon Tea selama lebih dari 80 tahun. Daya tarik lain hotel historis ini tentu saja moda transportasinya. Untuk antar-jemput tamu, tersedia 14 unit Rolls-Royce Phantom. (Anda mungkin pernah melihat versi lawasnya dalam film The Man with the Golden Gun.) Sementara untuk wisata mengarungi Hong Kong, tamu bisa memilih The Peninsula Yacht atau tur helikopter yang bertolak dari atap hotel. Salisbury Road, Tsim Sha Tsui, Hong Kong; peninsula.com.

Interior kamar mandi di hotel yang dibuka pada 1991 silam. (Foto: Hotel Majapahit Surabaya/Accor)

9. Hotel Majapahit Surabaya
Usia: 109 Tahun

Sarkies Brothers, raja hotel pertama di Asia Tenggara, meninggalkan jejaknya di Indonesia dengan nama Hotel Oranje. (Jejak lainnya, Kartika Wijaya di Batu, kini difungsikan sebagai hotel, tapi sebenarnya lahir sebagai vila liburan keluarga Sarkies.) Dalam perjalanannya, properti yang diresmikan pada 1911 ini telah melayani penjajah dan pengelana, menyaksikan perang dan krisis, juga berkali-kali berganti nama, dari Hotel Yamato, Hotel Merdeka, Lucas Martin Sarkies Hotel, hingga akhirnya menjadi Hotel Majapahit. Kita juga ingat, dalam catatan perjuangan kemerdekaan Indonesia, hotel ini dikenang sebagai tempat peristiwa perobekan bagian biru bendera Belanda oleh para pejuang—salah satu insiden yang kemudian memuncak pada pecahnya Pertempuran Surabaya pada Oktober 1945.

Hotel Majapahit kini menaungi 143 kamar dan dua restoran. Lokasinya di Jalan Tunjungan, jalur belanja yang trendi di zaman Hindia Belanda. Sempat dikelola oleh Grup Mandarin Oriental, hotel bintang lima legendaris ini kemudian berpindah manajemen ke Accor. Berkat catatan masa lalunya, Hotel Majapahit telah merekah jadi situs wisata sejarah yang sangat populer di Surabaya. Banyak pelancong mampir ke sini untuk mengenang kisah peperangan, bernostalgia dengan arsitektur hotel, atau sekadar menikmati secangkir kopi atau teh rempah di tamannya yang anggun dan sarat cerita. Jl. Tunjungan 65, Surabaya; accorhotels.com.

Fasad Raffles Grand Hotel d’Angkor yang bergaya kolonial Prancis. (Foto: Raffles Grand Hotel d’Angkor)

10. Raffles Grand Hotel d’Angkor
Usia: 88 Tahun

Setelah enam bulan direnovasi di bawah supervisi firma bergengsi David Grace Designs, Raffles Grand Hotel d’Angkor dibuka kembali pada 1 Oktober 2019 dengan sejumlah tawaran segar. Arsitektur bergaya kolonial Prancis, ornamen Khmer, serta fasilitas antik elevator kayu jati tetap dipertahankan, namun hampir seluruh kamarnya dipermak dan diberi sentuhan baru, termasuk lantai kayu, mesin kopi Segafredo, soket USB, serta tegel asal Italia. Di luar kamar, tambahan anyar di hotel ini meliputi area bermain anak Sugar Palm Club, serta restoran 1932 yang dikepalai oleh Executive Chef Angela Brown, mantan koki SO Sofitel Hua Hin.

Interior salah satu kamar yang didominasi nuansa kayu. (Foto: Raffles Grand Hotel d’Angkor)

Ketika didirikan pada 1932 dengan nama Grand Hotel d’Angkor, properti ini membidik kaum jetset yang bertualang di Indochina, terutama para pengunjung kompleks Candi Angkor yang terpisah sekitar 15 menit berkendara dari lobi hotel. Setelah hampir sembilan dasawarsa beroperasi, misi itu tak banyak yang berubah. Charlie Chaplin, Jackie Kennedy, hingga Michelle Obama adalah beberapa figur kondang yang pernah menginap di sini. Tur ke Candi Angkor juga masih tersedia, tapi dengan opsi moda yang variatif: selain jalan kaki dan naik tuk-tuk, tamu bisa mencoba paket jelajah unik mengendarai Vespa. Vithei Charles de Gaulle 1, Siem Reap, Kamboja; raffles.com.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2020 (“Situs Sintas”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5