by Yohanes Sandy 22 February, 2013
Wisata Golf di Asia
Pernyataan tersebut didukung oleh statistik di lapangan. Lebih dari separuh wisatawan golf di Thailand yang datang dari Britania Raya, Eropa, Australia, Jepang, dan Korea Selatan berstatus turis reguler. Mereka mungkin menjajal lapangan golf yang berbeda dalam setiap kunjungan (Thailand mengoleksi 260 lapangan golf), tapi mereka pasti kembali. Sementara itu, melalui organisasi Malaysian Golf Tourism Association yang baru dibentuk, Malaysia berusaha menjanjikan mereka pengalaman yang sama jika bermain di Malaysia. Kualitas lapangan golf di Negeri Jiran tak perlu diragukan. Contohnya bisa dilihat pada resor-resor di pusat kota maupun pesisir timur seperti Sabah dan Serawak.
Vietnam pun mulai minta jatah. Meskipun negara ini hanya memiliki 30 lapangan golf, namun kota-kota besar seperti Hue, Da Nang, dan Hoi An telah berubah menjadi episentrum golf Vietnam. Puncaknya adalah pembukaan Banyan Tree Lang Co, resor bintang lima yang dilengkapi lapangan golf karya Nick Faldo, November silam.
Indonesia, yang tiap tahunnya berhasil menyedot sekitar 50.000 pegolf asing dari Asia Tenggara, juga sedang menggalakkan wisata golf di bawah komando Menteri Pariwisata Mari Elka Pangestu.
“Nantinya, Indonesia akan berkembang menjadi destinasi golf yang sejati, sekaligus menjadi kompetitor utama Thailand dan Malaysia dalam bisnis ini,” ujar Dennis Kloeth, pemilik dan pengelola IndoGolf, perusahaan papan atas yang fokus pada wisata golf di Indonesia.
Sementara Cina, dengan perkiraan 500 ladang golf, masih belum mampu memaksimalkan potensinya. Kawasan utaranya terbentur dengan musim dingin. Sedangkan provinsi-provinsi bagian selatan seperti Guangdong, Hainan, dan Yunnan memiliki ratusan lapangan golf dan saat ini dikenal sebagai raksasa tidur di industri wisata golf Asia.
Salah satu yang memesona di Cina adalah Mission Hills Haikou, kompleks resor golf mewah di Pulau Hainan. Properti ini menaungi 10 lapangan golf (properti Mission Hills lainnya di Shenzhen memiliki selusin lapangan golf), sebuah tempat hiburan raksasa, mal, dan fasilitas gaya hidup lainnya seperti spa dan pemandian air panas terbesar di Asia. Hotel Renaissance, Ritz-Carlton, dan Hard Rock sudah pasti akan membuka cabangnya di sini. Selain penginapan-penginapan bintang lima tersebut, Hills akan membuka sebuah kota hiburan bertemakan film yang dibangun atas kerja sama dengan maestro film Cina, Feng Xiao Gang; sebuah wahana hiburan dan belanja raksasa milik perusahaan properti Hong Kong, Grup Lan Kwai Fong; serta sebuah wahana golf fantasi dengan ukuran 1:1. Ken Chu, bos Mission Hills, berharap 15 juta orang per tahunnya akan datang tempat yang dijuluki “Hawaii Versi Cina” tersebut usai bermain golf.
Inikah wajah baru dari wisata golf di Cina: menjual golf untuk mempromosikan wahana lainnya? Penemu golf pasti akan tersenyum kecut, tapi waktu akan menjawabnya. Yang jelas, wisata golf kini tak hanya besar di Asia, namun juga telah mengubah dunia pariwisata Asia.
Diterbitkan pertama kali di majalah DestinAsian edisi Desember 2012/Januari 2013 (“Green Days”). Alih bahasa oleh Yohanes Sandy.