Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Turis yang Paling Royal Saat Berlibur di Indonesia

Turis di bungalo Bawah Reserve, resor mewah di Anambas yang membidik turis Singapura. (Foto: Agoes Rudianto)

Premis ini berlaku di bidang pariwisata: jumlah devisa lebih penting ketimbang jumlah kunjungan turis. Itulah sebabnya, banyak negara lebih suka menjaring sedikit turis tapi royal, ketimbang banyak turis tapi irit. Alasannya simpel: berkah ekonominya lebih besar, sementara eksesnya terhadap lingkungan lebih minim.

Pengeluaran pokok turis asing meliputi hotel, makan, transportasi, serta aktivitas wisata. Kian boros mereka, kian besar pula kontribusinya bagi negara tujuan. Dari data inilah kemudian tiap negara menyusun daftar feeder turis yang akan diprioritaskan dalam strategi promosi pariwisata. 

Di Indonesia, pengeluaran turis dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan Passenger Exit Survey. Merujuk data terbaru lembaga ini, turis asal Arab Saudi bertengger di puncak klasemen pengeluaran terbesar pada 2019. Mereka menggelontorkan rata-rata $1.593 per kunjungan ke Indonesia.

Baca juga: Negara yang Paling Bergantung Pada Uang Liburan Anda

Masih di 2019, posisi kedua dihuni oleh turis Belgia dengan pengeluaran rata-rata $1.412 per kunjungan, disusul oleh turis asal Belanda dengan pengeluaran $1.400. Secara kolektif, turis Eropa mendominasi klasemen dalam hal pengeluaran. Dalam kelompok 10 besar, ada enam wakil Eropa. 

Turis mencari sudut terbaik memotret Bromo. (Foto: Ryan Farid/Unsplash)

Beralih ke dasar klasemen, gelar turis paling irit pada 2019 dipegang oleh Brunei Darussalam. Rekening mereka hanya berkurang rata-rata $480 per kunjungan ke Indonesia. Ini fakta yang mengejutkan, mengingat Brunei memiliki pendapatan per kapita $64.000, lebih tinggi dari Arab Saudi.  

Setelah Brunei, wisman paling hemat bersumber dari Malaysia ($495 per kunjungan), disusul oleh Filipina ($823) dan Singapura ($849). Malaysia dan Singapura merupakan pemasok utama turis ke Indonesia. Akan tetapi, dalam hal devisa per kunjungan, kontribusi keduanya ternyata sangat minim.  

Baca Juga: Prediksi Pariwisata 2021, Menurut 9 CEO Perusahaan Wisata

Dibandingkan data 2018, komposisi tabel 2019 mengalami beberapa perubahan. Arab Saudi masih memasok turis paling boros, tapi peringkat berikutnya dihuni oleh Mesir, Rusia, dan Denmark. Sementara di dasar klasemen, komposisi 2018 tak banyak berubah. Turis paling irit berasal dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Cristian Rahadiansyah