inggris-features Archives - DestinAsian Indonesia https://destinasian.co.id/tags/inggris-features/ Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama Fri, 07 Dec 2018 11:51:07 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 Memori Putri Diana https://destinasian.co.id/memori-putri-diana/ Wed, 23 Aug 2017 05:00:03 +0000 http://destinasian.co.id/?p=26164 Untuk mengenang dua dekade kepergian sang putri, London gelar sebuah pameran apik.

The post Memori Putri Diana appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Oleh Yohanes Sandy

Kisahnya adalah sebuah dongeng yang berujung tragedi. Diana Spencer, guru TK yang  dipinang  putra  mahkota  Kerajaan Inggris, pernah menjadi figur pujaan berkat parasnya yang ayu dan aktivitas sosialnya yang menyentuh. Sayang, hidupnya justru ditutup tragis oleh skandal percintaan dan kecelakaan fatal yang mengharukan. Putri Diana pernah berarti, setelah itu mati. Tapi, sebagaimana sebuah dongeng, dia tak pernah dilupakan. Dua dekade selepas kepergiannya, lembaga Historic Royal Palaces menggelar pameran bertajuk Diana: Her Fashion Story. Pergelaran ini dijadwalkan bergulir setahun mulai Februari silam di Kensington Palace.

Sesuai judulnya, pameran ini mengundang publik mengenang sosok sang putri melalui sandangnya, bagian hidup almarhum yang paling steril dari kontroversi. Diana: Her Fashion Story memajang 25 potong busana yang merefleksikan perjalanan hidup Putri Diana secara kronologis, sejak menjadi rakyat jelata hingga anggota istana.

Interior ekshibisi didesain minimalis untuk menonjolkan koleksi busana.

Koleksinya yang menyita perhatian adalah gaun kreasi Regamus yang dikenakan mendiang dalam sebuah gala pada 1979. Magnet ekshibisi lainnya ialah blus sifon jambon rancangan David Emanuel yang dikenakan Diana dalam sesi pemotretan Vogue pada 1981. Dirilis bertepatan dengan berita pertunangannya, baju yang dijuluki Lady Di Blouse itu langsung laris di pasaran—termasuk tiruannya. “Pameran ini mengisahkan perjalanan seorang wanita muda yang dengan cepat belajar aturan busana diplomatik dan kerajaan, yang dalam prosesnya memopulerkan industri fesyen dan perancang busana Inggris,” ujar Eleri Lynn, kurator pameran.

Wajah Putri Diana cukup sering menjadi cover beberapa majalah ternama.

Diana: Her Fashion Story juga menyoroti hubungan dekat Diana dengan Catherine Walker, perancang asal Prancis yang berbasis di London. Mayoritas pakaian yang dipakai Diana selama menjabat Princess of Wales merupakan buah tangannya. Bahkan Catherine jugalah yang menciptakan gaun hitam yang membalut jenazah Diana sebelum dia dimakamkan pada 1997.

Di samping busana-busana ikonis yang senantiasa menjadi pergunjingan, Diana: Her Fashion Story memamerkan beragam memorabilia menarik bertema mode. Kita bisa menemukan antara lain sampul majalah, sketsa dari desainer, hingga baju-baju yang dilelang di New York pada Juni 1997, dua bulan sebelum kematian sang empunya di Paris. Daya tarik lain pameran adalah bangunan yang ditempatinya. Menyambut pergelaran, Sunken Garden di kompleks Kensington Palace dipermak dan diubah menjadi White Garden. Beberapa bunga berwarna putih ditanam, misalnya tulip, mawar, daffodil, dan aster. hrp.org.uk.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Juli/Agustus 2017 (“Memori Putri”).

The post Memori Putri Diana appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Kolaborasi Frasers dan Mercedes-Benz https://destinasian.co.id/kolaborasi-frasers-dan-mercedes-benz/ Wed, 07 Jun 2017 05:45:43 +0000 http://destinasian.co.id/?p=25115 Menjajal kamar hotel yang didesain oleh para ahli dari Mercedes-Benz. Apa serunya?

The post Kolaborasi Frasers dan Mercedes-Benz appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Oleh Yohanes Sandy

Dua merek ternama dari industri yang berbeda, Frasers Hospitality dan Mercedes-Benz, berkolaborasi menciptakan akomodasi berkonsep unik Mercedes-Benz Living @Fraser. Menginap di sini, kita seolah berada di dalam mobil yang telah dipugar menjadi apartemen (atau apartemen yang didesain oleh teknisi mobil).

Proyek perdananya diluncurkan pada akhir 2015 di Fraser Suites Kensington. Total ada enam unit yang mengaplikasikan konsep Mercedes-Benz Living @Fraser. Kontras dengan fasad apartemen yang berlanggam Victoria warisan abad ke-19, interior keenam unit itu mengusung gaya modern yang elegan garapan tim Mercedes-Benz Style.

Ruang tamu yang bergaya futuristik dengan sofa nyaman.

Di ruang keluarga misalnya, kita akan menemukan dua sofa beledu, satu set meja makan, serta sebidang dinding hitam akrilik berisi Smart TV yang terkoneksi ke aplikasi Mercedes me. Kandil di apartemen dirakit oleh Swarovski memakai materi yang sama dengan kristal pada lampu depan S-Class, sementara perangkat hiburannya memakai produk Burmester yang telah bertahun-tahun menyediakan sistem tata suara Mercedes. “Nyaris semua benda didesain meliuk mengikuti bentuk huruf S yang mengacu pada inspirasinya, yakni Mercedes-Benz S-Class,” ujar Juanita, staf Fraser Suites Kensington.

Kiri-kanan: Akses menuju lobi Fraser Kensington Place; dapur di unit Mercedes-Benz Living @Fraser lengkap dengan peralatan.

Keterlibatan perusahaan otomotif dalam dunia hospitality sebenarnya bukan hal baru. BMW pernah meracik sebuah suite untuk Icehotel di Swedia, sementara Ferrari tengah membangun sebuah hotel di Spanyol. Kendati demikian, konsep kemitraan bersifat global yang dijalin Frasers dan Mercedes belum pernah ada rujukannya.

Setelah London, Mercedes-Benz Living @Fraser akan dirilis bertahap di kota-kota lain. Tahun lalu, konsep blasteran ini telah tersaji di Capri by Fraser, Singapura.

75 Stanhope Gardens, Kensington, London; 44-20/7341-2666; frasershospitality.com; doubles mulai dari Rp5.000.000.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Mei/Juni 2017 (“Kreasi Kolaborasi”).

The post Kolaborasi Frasers dan Mercedes-Benz appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
6 Fakta Unik Buckingham Palace https://destinasian.co.id/6-fakta-unik-buckingham-palace/ Wed, 15 Mar 2017 06:23:21 +0000 http://destinasian.co.id/?p=23646 Mulai dari jumlah pengunjung per tahun hingga kasus-kasus penyusupan heboh yang pernah terjadi.

The post 6 Fakta Unik Buckingham Palace appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
 

Mulai April 2017, Buckingham Palace akan direnovasi. Berikut enam hal menarik tentang bangunan ikonis Inggris tersebut.

Riwayat
Buckingham Palace bermula dari sebuah rumah yang dibeli oleh George III untuk Ratu Charlotte pada 1761. Pada 1826, hunian ini disulap menjadi istana, kemudian resmi menjadi pusat monarki Kerajaan Inggris sejak 1837.

Spesifikasi
Istana ini memiliki panjang 108 meter, kira-kira dua kali Gedung Putih. Di dalamnya terdapat 775 ruangan, mencakup 19 ruang kenegaraan, 52 kamar tamu dan bangsawan, 188 kamar staf, 92 ruang kerja, dan 78 kamar mandi.

Pengunjung
Buckingham Palace dikunjungi oleh lebih dari 50.000 orang per tahunnya, baik dalam rangka jamuan kenegaraan maupun pesta kebun. Jadwal rutin lain di istana ini adalah audiensi mingguan antara Ratu dan Perdana Menteri Inggris, serta kunjungan resmi duta besar negara asing yang baru saja dilantik.

Atraksi
Changing the Guard merupakan ritual rutin di pelataran Buckingham Palace yang memikat jutaan penonton saban tahunnya. Kecuali saat hujan deras, prosesi ini bergulir sekali per hari sejak April hingga Juli, dan sekali tiap dua hari sejak Agustus hingga Maret. Para pengawal istana ini bisa saja dipasok dari luar negeri, misalnya Jamaica Regiment pada 2007, Royal Gibraltar Regiment pada 2012, serta Royal Regiment Canada pada 2014.

Kontroversi
Meski dijaga ketat, Buckingham Palace sempat beberapa kali kebobolan. Edward Jones menyusup tiga kali antara 1838-1841, dan pernah tertangkap polisi dengan bukti kejahatan berupa pakaian dalam Ratu Victoria. Pada 1982, Michael Fagan menyelinap ke istana, mencuri wine, bahkan sempat berbincang selama 10 menit dengan Ratu Elizabeth.

Berita
Mulai April 2017, Buckingham Palace akan direnovasi secara bertahap. Ditargetkan rampung dalam 10 tahun, proyek senilai $456 juta ini mencakup antara lain penggantian kabel listrik sepanjang 160 kilometer, 6.500 keping stop kontak, dan panel lantai seluas tiga hektare. Ratu Elizabeth akan terus menetap di sini sepanjang proses renovasi.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Februari 2017. (“Istana Britania”)

The post 6 Fakta Unik Buckingham Palace appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
3 Hotel Milik Atlet https://destinasian.co.id/3-hotel-milik-atlet/ Wed, 14 Dec 2016 09:08:03 +0000 http://destinasian.co.id/?p=22594 Apakah menginap di sini membuat tamunya ingin berolahraga?

The post 3 Hotel Milik Atlet appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Fasad hotel Cromlix.

Sejumlah selebriti olahraga terjun ke bisnis hotel. Wadah bagi fan untuk selangkah lebih dekat dengan bintang pujaan.

Cromlix House
Melihat harganya yang “hanya” Rp36 miliar, setara hadiah turnamen Wimbledon, Andy Murray memang tak perlu ambil pusing untuk membeli Cromlix, rumah megah bertarikh 1874 yang menaungi 15 kamar, sebuah perpustakaan, serta restoran Chez Roux. Properti ini berlokasi di dekat Dunblane, Skotlandia, yang merupakan kampung halaman sang pemilik. Tentu saja, Andy tak akan berdiri di muka pintu menyambut tamu. Manajemen rumah telah diserahkan ke Inverlochy Castle Management International, grup yang menangani belasan properti di Skotlandia. cromlix.com.

Desain eksentrik hotel milik Christiano Ronaldo.

Pestana CR7
Cristiano Ronaldo rajin berburu gol dan trofi. Melalui Pestana CR7, dia kini berharap bisa menjala tamu. Hotel berisi 48 kamar ini bersemayam di Madeira, tanah kelahiran sang megabintang. Kamarnya dihiasi ornamen bertema sang pemilik, sebagian dilengkapi fitur PlayStation 4 dan gawai virtual reality. Sesuai namanya, Pestana CR7 adalah buah kolaborasi Ronaldo dan Pestana, grup hotel asal Portugal. Setelah Madeira, Pestana CR7 diwaralaba ke Lisbon, kemudian ke Madrid dan New York, tentunya dengan harapan Ronaldo terus memasang nomor tujuh di punggungnya. pestanacr7.com.

Ruang olahraga di puncak gedung Hotel Football.

Hotel Football
Dalam sejarah Manchester United, Class of 92 adalah generasi yang paling produktif dalam menyumbang trofi sekaligus melambungkan pamor klub. Kelima punggawanya—Nicky Butt, Paul Scholes, Ryan Giggs, serta Gary dan Phil Neville—terjun ke bisnis akomodasi dengan mendirikan Hotel Football, penginapan bintang empat yang menaungi 133 kamar, sebuah kafe dan restoran, serta lapangan mini “Heaven” di atapnya. Hotel ini populer di kalangan penggemar MU dan kerap menjadi langganan mereka saat melawat ke Manchester, apalagi lokasinya hanya beberapa langkah dari Old Trafford. hotelfootball.com.

The post 3 Hotel Milik Atlet appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Bincang Santai Bersama Tim Manson https://destinasian.co.id/bincang-santai-bersama-tim-manson/ Tue, 05 Apr 2016 04:30:34 +0000 http://destinasian.co.id/?p=19804 Obrolan tentang tren desain kursi pesawat dan desain kursi anyar Garuda Indonesia.

The post Bincang Santai Bersama Tim Manson appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Tim Manson, Design Derictor firma JPA Design.

Oleh Reza Idris

Tantangan merancang kursi pesawat?
Kami tidak hanya merancang untuk masa kini, tapi juga masa depan, dengan cara mengantisipasi kebutuhan, serta memahami tren, gaya hidup, dan teknologi. Semua itu penting agar desain kursi tetap relevan dalam lima hingga 10 tahun mendatang.

Komponen yang paling rumit?
Untuk business class, meja adalah bagian tersulit. Meja harus fungsional dan bisa disimpan secara tersembunyi. Wujudnya sebisa mungkin ramping, cantik, dan kuat menahan berat orang dewasa. Bagian lain yang sulit dirancang adalah kompartemen air minum. Bagian ini harus mudah digapai tanpa mengorbankan sisi estetika.

Konsep JPA untuk kabin baru Garuda Indonesia?
Kami memulai kerja dengan mempelajari ambisi dan budaya klien. Untuk Garuda, desainnya akan merayakan budaya Indonesia. Studio kami tidak asing dengan Indonesia. Tim kami pernah menggarap Grand Nikko Bali.

Desain kursi kelas bisnis dove tail dari JPA Design.

Keistimewaan kursi DoveTail dari JPA?
Desainnya mulus, modern, dan elegan. Kursi ini digarap dengan memikirkan efisiensi ruang, teknologi, dan fleksibilitas. Kursinya bisa menjadi matras tidur. Fiturnya menawarkan privasi. Kendati begitu, cukup menggeser partisi di sisi tengah, Anda bisa berinteraksi dengan penumpang di samping.

Seberapa penting permainan warna?
Warna memengaruhi persepsi terhadap kenyamanan dan kualitas. Uniknya, tidak seperti di rumah, business atau first class pesawat bisa memiliki sekitar 50 varian warna, materi, dan tekstur.

Tren premium economy akan berlanjut?
Kelas ini memungkinkan kita menikmati pengalaman baru. Kendati begitu, tiap maskapai harus berpikir cermat apakah premium economy sesuai dengan strategi dan misi perusahaan.

Desain kursi Premium Economy maskapai Singapore Airlines kreasi JPA Design.

Definisi interior yang baik?
Kursi dan kabin harus menyenangkan. Detail sekecil apa pun berdampak besar. Di pasar yang kompetitif, terutama di dunia jasa, mungkin mudah menawarkan servis yang baik, tapi servis semacam itu menuntut perhatian, keyakinan, presisi, dan gairah.

Desain kursi impian?
Kursi yang memungkinkan penumpang memiliki kontrol penuh pada atmosfer tempat mereka duduk. Kursi, lavatory, dan lorong pesawat harus lebih “pintar,” dalam arti bisa berinteraksi dengan penumpang dan kru agar menghasilkan servis yang optimal. Khusus materi, saya akan lebih banyak memakai grapheme yang super-ringan dan kuat.

Tren desain masa depan?
Inovasi di dunia gajet membuka peluang interaksi antara penumpang dan kru. Di masa depan, kursi akan kian intuitif, pintar, dan responsif. Pencahayaan menjadi fokus. Kursi akan lebih mengutamakan atmosfer, dan lampu berperan vital dalam meramu atmosfer. Lampu bukan cuma elemen penunjang saat kita membaca, tapi juga bisa menciptakan ruang yang nyaman.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2016 (“Konstelasi Kursi”).

The post Bincang Santai Bersama Tim Manson appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Kembali ke Masa Lalu di Cotswolds https://destinasian.co.id/kembali-ke-masa-lalu-di-cotswolds/ Wed, 29 Jan 2014 08:57:49 +0000 http://destinasian.co.id/?p=7027 Melihat keindahan orisinal Oxford dan mampir ke tempat nongkrong Kate Moss.

The post Kembali ke Masa Lalu di Cotswolds appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>
Suasana musim gugur di Cotswolds.

Teks & foto oleh Natasha Dragun

Di perut Gereja St Mary, saya duduk di lorong yang mengular sejak abad ke-14. Langit-langitnya ditopang barisan batu dalam formasi melengkung. Atapnya ditindih oleh kumpulan buku yang tak ternilai harganya. Fungsi lorong sepuh ini telah berubah. Jika dulu menampung markas parlemen kampus, sekarang dihuni salah satu restoran paling memikat di Oxford: Vaults & Garden Café.

Mahasiswa dan turis kerap datang guna memesan menu andalan seperti buncis berbumbu pekat dan dal kelapa. Oxford memancarkan karakter tipikal kota kampus: sepeda lebih banyak dari mobil, bar teronggok di hampir setiap sudut, restoran bertaburan untuk menawarkan makanan berharga terjangkau.

Kita bisa menemukan banyak wadah untuk bersantai-santai selama mungkin, kecuali jika Anda mahasiswa tentu saja. Lanskapnya dihiasi gang-gang beralaskan batu, barisan menara yang menjulang, serta aula-aula megah. Saya mulai menyusun agenda tur sembari makan malam di Cherwell Boathouse, restoran merangkap dermaga berisi lebih dari 80 sampan kayu. Pramusaji menyuguhkan sepiring terrine ditemani acar buah bit dan biji cemara—sajian yang justru mengingatkan saya pada Cotswolds, daerah subur di dekat Oxford, di mana desa-desa cantik mengukir perbukitan dan rumah-rumah makan bersahaja meracik menu mengandalkan bahan-bahan segar dari kebun.

Kiri-kanan: Petunjuk arah di salah satu sudut Oxford; salah satu mobil kuno, Ford Model T, menyeberangi jembatan di Cotswolds.

Saya pun merevisi jadwal: segera beranjak ke Cotswolds dan melupakan keinginan menjelajahi Oxford lebih lama. Catherine, seorang pencinta kuliner sekaligus pemerhati selebriti, menemani saya dalam perjalanan ini. Cotswolds, kawasan menawan yang berlokasi 160 kilometer di barat London, menyuguhkan lanskap yang bergelombang, perbukitan yang diselimuti pepohonan, serta kebun-kebun yang membentang ratusan hektare. Pada 1960-an, pemerintah Inggris menobatkannya sebagai “Area of Outstanding Natural Beauty”—gelar yang merefleksikan realitas. Di sini terdapat banyak desa berparas elok, kendati beberapa namanya harus diakui terlalu sulit dicerna, sebut saja Chipping Sodbury dan Lower Slaughter. Berkat keindahannya pula, beberapa desa pernah dijadikan lokasi syuting film layar lebar dan acara televisi.

Kami menuju barat laut, memutar melalui Stratford-upon-Avon guna melihat rumah-rumah bergaya Tudor. Saban tahunnya, sekitar tiga juta penggemar sastra berkerumun di sini guna melakoni napak tilas di kampung halaman Shakespeare. Kondisi yang kontras tersaji di Stow-on-the-Wold, kurang lebih 40 menit dari jalan utama. Desa di atap bukit ini senantiasa sepi, seolah sudah lama terbengkalai. Tapi kondisi itu mungkin bakal segera berubah, pasalnya Stow-on-the-Wold sedang merekah sebagai kantong kuliner. Restoran marak bermunculan di ruang-ruang sempit, saling bersinggungan siku di antara bangunan bertubuh batu. Salah satunya bernama The Old Butchers. Di sini, Catherine memesan otak sapi muda yang ditemani caper dan lemon, sedangkan saya memilih brandade ikan kod yang disajikan dengan French bean dan poached egg yang melebur manis dengan irisan buah badam.>>

The post Kembali ke Masa Lalu di Cotswolds appeared first on DestinAsian Indonesia.

]]>