Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
venesia

Solusi Nekat Venesia

Dalam beberapa waktu belakangan, pemerintah Venesia kian serius mengatasi masalah besar yang tengah melanda kotanya: polusi turis. Setelah menerapkan larangan dibukanya hotel baru, melarang kapal pesiar berbobot lebih dari 96.000 ton untuk merapat ke dermaga, pembatasan pembangunan restoran cepat saji, hingga membebankan tiket masuk, kini kota kanal tersebut kembali berencana menerapkan kebijakan anyar.

Awal Agustus 2019 silam, Menteri Transportasi Italia, Danilo Toninelli resmi mengungkapkan solusi nekat untuk mengatasi overtourism. Pria berusia 45 tahun tersebut berencana mengalihkan rute kapal pesiar dari tempat-tempat bersejarah menuju pelabuhan alternatif. Sehingga, kapal pesiar yang hendak berkunjung tidak dapat lagi bersandar di Terminal Marittima, Fusina (sebuah pelabuhan kecil di Venesia) atau Lombardia, melainkan di terminal milik pribadi.

Langkah ini diambil karena penduduk lokal kembali protes setelah peristiwa kapal MSC 13-dek yang bertabrakan dengan kapal wisata di Terusan Giudecca pada Juni 2019 silam. Insiden ini membuat lima orang terluka dan memicu kepanikan banyak orang. Tak sampai sebulan, kapal Costa Deliziosa 12-dek kembali nyaris menabrak kapal pesiar lainnya ketika badai mengguncang Venesia.

Namun sayangnya, langkah tegas yang diambil Toninelli tak sepenuhnya didukung oleh anggota parlemen lainnya, sekaligus mendapatkan pandangan skeptis dari aktivis lingkungan, karena hanya dianggap sebagai wacana.

Baca juga: Menikmati Burano, Venesia Versi Sepi; Dilema Bersemayam di Venesia

Sebenarnya, ide mengalihkan rute kapal pesiar bukanlah langkah pertama yang ditempuh pemkot dalam menyelamatkan kotanya. Sebelumnya demi menjaga Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut, sejak 2018 lalu, wisatawan yang akan berlibur di Venesia tidak lagi diperbolehkan melewati Grand Canal dengan perahu motor, kano, kayak, dan paddleboard. Hanya gondola yang telah menjadi ikon kota tersebut yang masih diperbolehkan untuk melintas.

Selain Venesia, beberapa kota di Eropa seperti Amsterdam, Palma de Mallorca, Dubrovnik dan Marseille juga bakal membatasi jumlah kapal pesiar yang memasuki wilayahnya.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5