Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Shangri-La Buka Hotel di Shangri-La

Pada 1933, penulis novel asal Inggris, James Hilton, memopulerkan sebuah destinasi fiktif surgawi bernama Shangri-La di dalam novelnya yang berjudul Last Horison. Dalam cerita tersebut, Shangri-La digambarkan memiliki panorama seperti Tibet. Oleh karena itu, banyak yang percaya bahwa tempat fiktif tersebut merujuk suatu daerah di Tibet. Delapan puluh satu tahun setelah terbitnya naskah fiksi itu, grup Shangri-La Hotels & Resorts membuka properti anyarnya di Lhasa, Tibet. Shangri-La membuka hotel di Shangri-La. Klop!

Shangri-La Lhasa mengusung desain bak kuil dan memayungi 279 kamar. Lokasinya yang strategis membuat tamu mudah untuk menjangkau situs-situs bersejarah semacam Istana Potala dan Norbulingka. Bahkan, stasiun kereta api tertinggi di jagat bisa dicapai dalam waktu 10 menit menggunakan mobil dari hotel ini. Meskipun desainnya menyontek bentuk kuil lawas, amenity yang disematkan di dalam kamarnya tidak berarti kuno. Televisi LCD 40 inci, koneksi WiFi gratis, dan fasilitas meracik teh dan kopi adalah sebagian dari fasilitas penunjang yang tersedia di kamar. Hotel ini memayungi tiga restoran dan satu bar yang siap memanjakan lidah para tamu. Selain itu, mereka juga menyediakan Oxygen Lounge, tempat tamu bisa menikmati pijat refleksi sambil menyaksikan keindahan Lhasa.

19 Norbulingka Road, Lhasa, Tibet; 86-891/655-8888; Shangri-La Lhasa; doubles mulai dari $392.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5