Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sanggingan, Jalur Kuliner Ubud

Oleh Cristian Rahadiansyah
Video oleh Sadam Dwi Satria

Pusat kota Ubud, kawasan yang membentang dari perempatan Puri Ubud hingga Monkey Forest, terus menjadi favorit turis. Tapi tempat ini sebenarnya sudah kelewat sesak dan padat. Di musim liburan, jangankan mobil, sepeda motor dan manusia pun kerap sukar bergerak.

Bergeser sedikit ke arah barat laut, Jalan Raya Sanggingan menawarkan alternatif yang lebih lengang dan tak kalah menyenangkan. Magnet wisata di sini antara lain Neka Art Museum, Pura Penataran, serta beragam galeri mungil yang memajang karya-karya seni lokal. Sanggingan juga melintang sejajar dengan Campuhan Ridge Walk, jalan setapak bebas kendaraan yang diapit dua sungai.

Daya tarik lain Sanggingan adalah koleksi restorannya. Di kalangan pencinta kuliner, jalan ini bahkan telah tersohor sebagai sentra makan yang bergengsi berkat kehadiran sejumlah restoran dengan reputasi internasional. Berikut lima di antaranya.

Interior Uma Cucina yang memiliki nuansa hangat.

Uma Cucina
Cucina berarti “dapur.” Dibuka pada 2013, Uma Cucina merupakan satu dari segelintir restoran Italia di kawasan Ubud. Hidangan andalannya antara lain rosemary suckling pig, tortellini, chicken wings alla diavola, serta dua favorit tamu, frittata dan arancini. Yang terakhir ini berbentuk bola goreng berisi nasi Arborio dan jamur. Uma Cucina juga berfungsi sebagai wadah kongko. Tiap Sabtu malam, restoran milik COMO Uma Ubud ini menggelar pentas musik. Saban Minggu, tamu bisa menikmati Sunday brunch, sesi ideal untuk menikmati beragam kreasi koki Dewa Artana dalam porsi mini. comohotels.com.

Naughty Nuri’s
Saking larisnya, kedai bersahaja ini mengusung moto “Eat, Pay, Leave.” Tamu memang datang silih berganti dalam tempo singkat, hingga kadang mereka terpaksa berbagi meja. Naughty Nuri’s punya banyak opsi hidangan, tapi mayoritas tamu datang demi menyantap hanya satu menu: spare ribs, iga babi panggang dengan bumbu kecap. Berkat kedai ini pula iga babi panggang menjadi salah satu produk ekspor tersukses asal Bali. Dirintis pada 1995 oleh pasangan Brian Aldinger dan Isnuri Suryatmi, Naughty Nuri’s kemudian melebarkan sayapnya ke sejumlah kota, termasuk Makau, Kuala Lumpur, dan Melbourne. naughty-nuris.com.

Baca juga: 5 Tempat Kongko Baru di BaliResor Rejuvenasi di Ubud

Room 4 Dessert asuhan koki Will Goldfarb.

Room 4 Dessert
Salah satu guilty pleasure terpopuler di Ubud, Room 4 Dessert mengoleksi beragam menu pencuci mulut ciptaan koki terampil Will Goldfarb, mantan pastry chef elBulli. Puding ketan hitam passion you, salah satu suguhannya, dibuat dari rambutan, markisa, dan biji chia. Contoh lainnya, sugar refinery 2.0, mengombinasikan gula merah, sari manggis, dan kacang-kacangan Bali. Restoran ini awalnya berdiri di Manhattan. Setelah gulung tikar pada 2007, sang koki bermigrasi ke Bali. Sempat bekerja di Ku De Ta, Will kemudian berpaling ke Ubud dan membangkitkan Room 4 Dessert dari mati surinya pada 2014. room4dessert.asia.

Indus
Buku menunya mencantumkan beragam hidangan, termasuk piza, salmon panggang, omelet, tiramisu, hingga ayam betutu dan nasi campur. Tapi Indus sebenarnya bukan sekadar tempat makan. Restoran yang bersemayam di tepi lembah cantik ini juga merupakan ruang bagi komunitas lokal untuk berkumpul dan berbagi cerita. Indus dirintis pada 1998 oleh Janet DeNeefe, tokoh sentral di balik dua festival tahunan yang melambungkan pamor Ubud di panggung dunia: Ubud Writers & Readers Festival, serta Ubud Food Festival. Ada banyak acara yang bisa diikuti di Indus, salah satunya makan malam bersama Janet. casalunabali.com.

Chris Salans sedang menunjukkan kebolehannya meracik menu-menu sempurna di Mozaic.

Mozaic
Inilah restoran pertama asal Indonesia yang tercantum dalam daftar elite Asia’s 50 Best Restaurants. Pendirinya, Chris Salans, merupakan salah seorang perintis aliran kuliner kontemporer Indonesia. Alumni Le Cordon Bleu Paris ini mengolah beragam bumbu dan menu lokal dengan teknik eksekusi dan presentasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Bisa dibilang, dialah yang membuka jalan bagi kelahiran banyak restoran kontemporer serupa di Bali. Mozaic diresmikan pada 2001. Awalnya hanya beroperasi di waktu malam, mulai Juni 2018 restoran ini menyajikan pula sesi makan siang dengan opsi lima dan tujuh hidangan. mozaic-bali.com.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5