by Myranda Fae 3 days ago
Petualangan Historis di Yogyakarta ‘The Gateway of Java’
Yogyakarta bukan hanya tentang batik dan kuliner, tapi juga sejarah dan nilai budaya yang kental. Di setiap sudutnya, ada filosofi dan cerita dari masa lalu. Mulai dari mitos budaya, hingga cerita tentang kehidupan kerajaan, semua bisa ditemukan di sini.
Dalam trip bertajuk “The Gateway of Java” yang diprakarsai Ambarrukmo Group, tim DestinAsian Indonesia mengeksplorasi berbagai daya tarik kota ini. Ambarrukmo Group sendiri menaungi properti ikonik seperti Royal Ambarrukmo, GRAMM Hotel by Ambarrukmo, PORTA by Ambarrukmo, dan Malyabhara Hotel.
Saya diajak mengunjungi tempat-tempat yang berpotensi menjadi objek wisata populer yang penuh nilai budaya dan sejarah.
Menyelami Sejarah keluarga Kasultanan di Museum Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta, yang dibangun pada 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I, adalah pusat kebudayaan Jawa.
Kedatangan saya kala itu disambut oleh Asa, salah seorang ‘abdi dalem’ yang berbusana adat Jawa, tanpa alas kaki. Asa memandu saya menapaki tiap-tiap sudut Keraton yang memiliki fungsinya masing-masing. Arsitekturnya, yang memadukan tradisi dan kosmologi, menjadi saksi bisu perjalanan sejarah.
Di sini, saya diajak menyusuri silsilah keluarga Sultan, serta kisah Sultan Hamengkubuwono IX yang mendukung kemerdekaan dan Sultan Hamengkubuwono X yang memodernisasi Yogyakarta.
Cerita kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono IX yang inspiratif menarik perhatian saya. Pasca kemerdekaan Indonesia, Sultan Hamengkubuwono IX dengan sukarela menyerahkan wilayah Yogyakarta untuk bergabung dengan Republik Indonesia, serta memberikan dukungan untuk pemerintahan baru.
Catatan kontribusinya, mulai dari dokumen resmi hingga replika surat dukungan kepada pemerintah Republik Indonesia, dapat ditemukan di Museum Keraton Yogyakarta. Kisahnya menunjukkan bagaimana seorang pemimpin mampu mempertahankan identitas budayanya sambil mendukung perkembangan zaman.
7 Pantai Kanigoro dan Jejak Sejarah Prabu Brawijaya V
Petualangan selanjutnya yaitu melintasi Tujuh Pantai Kanigoro yang terletak di Desa Kanigoro, Gunungkidul, Yogyakarta. Meski akses menuju pantai-pantai ini cukup menantang, perjuangan untuk mencapainya terbayar oleh lanskap dan suasana yang memukau.
Ketujuh pantai tersebut adalah Pantai Midodaren, Pantai Ngrawah, Pantai Bopeso, Pantai Torohudan, Pantai Ngrenehan, Pantai Nguyahan, dan Pantai Ngobaran. Beberapa di antaranya terletak berjauhan, sehingga memerlukan usaha ekstra untuk mencapainya.
Satu-satunya Masjid yang menghadao ke Utara. (Foto: Ambarrukmo Group)
Mbah Karso, sesepuh di desa, menceritakan dengan lengkap legenda di tiap pantainya menggunakan Bahasa Jawa kromo inggil. Mbah Karso didampingi oleh Kadarismanto, seorang abdi dalem Kasultanan Yogyakarta, yang menerjemahkan setiap tuturnya.
Kisah Prabu Brawijaya V melekat di desa ini. Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, melarikan diri ke Jawa saat Majapahit jatuh ke tangan Kesultanan Demak pada akhir abad ke-15. Dalam pelariannya, sang raja dikisahkan singgah di beberapa tempat, termasuk pantai-pantai ini.
Pantai Peyuyon, salah satu dari tujuh pantai ini, terkenal dengan susunan tebingnya yang terjal dan bertekstur kasar. Warna oranye kecokelatan dari lapisan bebatuan kapur yang tererosi oleh cuaca menciptakan kontras indah dengan birunya laut. Pemandangan ini memberikan kesan asri dan jarang tersentuh oleh aktivitas manusia.
Pantai Midodaren juga tak boleh terlewat. Suasanya yang tenang, diungkap oleh Mbah Karso, cocok untuk para wisatawan yang hendak membenamkan diri dalam kesunyian. Konon katanya, pantai ini juga jadi tempat para putri Nyi Roro Kidul singgah dan mandi.
Sementara itu, Pantai Ngobaran diyakini menjadi tempat perhentian terakhir Prabu Brawijaya V sebelum memilih untuk Moksa —menghilang secara spiritual dan fisik untuk mencapai kedamaian abadi.
Dalam pelarian ini, Prabu Brawijaya V ditemani oleh kedua istrinya: Dewi Amarwati dan Dewi Aluwuwati. Dewi Amarwati, yang ikut dalam perjalanan moksa, menggambarkan cintanya kepada sang raja sebagai sesuatu yang abadi, seperti kuku yang terus tumbuh meskipun berulang kali dipotong. Sedangkan Dewi Aluwuwati, meski tidak turut dalam perjalanan tersebut, tetap setia dan menjadi saksi yang melanjutkan cerita sejarah ini.
Di Pantai Ngobaran juga terdapat Pura Segara Wukir yang digunakan sebagai tempat penghormatan terhadap perjalanan spiritual sang raja. Pantai ini juga menjadi tempat pertemuan berbagai kepercayaan. Pura Hindu ‘Segara Wukir’, altar Kejawen, dan sebuah masjid kecil yang unik karena menghadap ke Utara, berdiri berdampingan di area ini.
Menyelami Tradisi Keraton di Royal Ambarrukmo
Perjalanan berlanjut ke sebuah hotel legendaris yang berdiri sejak 1965: Royal Ambarrukmo. Meski telah berusia puluhan tahun, hotel bintang lima ini terus menjaga tradisi dan sejarah yang melekat di tiap sudutnya. Kini, bangunannya telah direnovasi namun sejarah dan nilai budayanya dipertahankan.
Manajemen Royal Ambarrukmo menyatakan bahwa nilai-nilai sejarah dalam properti ini jadi kekuatan utama yang membuatnya tetap relevan dan bernilai di tengah persaingan industri perhotelan.
Para tamu dapat menyelami berbagai sejarahnya dalam pengalaman Royal Moment. Dalam penawaran ini, tamu dapat menyelami kemegahan Pendopo yang historis. Selain itu, ada paket untuk mencoba Patehan, sesi afternoon tea ala kerajaan; Ladosan Dhahar, rijsttafel ala Jawa; hingga aktivitas lainnya seperti Tari Kreasi Jawa, Panahan Jemparingan, dan berbagai pengalaman budaya lainnya. Di dekat Pendopo juga terdapat Balekambang, tempat meditasi para Sultan dan mandi para Putra kerajaan.
Untuk fasilitas lainnya, hotel ini memiliki beberapa area yang baru direnovasi, yaitu Royal Court Lounge. Lounge ini menyediakan high tea dan endless wine mulai pukul 18.00 hingga 20.00 WIB. Di depan Executive Lounge, tamu akan dibuat kagum dengan keindahan dinding mozaik yang menggambarkan kehidupan di Yogyakarta. Kemudian, Executive Suitenya juga tengah direnovasi. Kamar ini memiliki luas 80 meter persegi dengan amenitas eksklusif Salvatore Ferragamo.
Petualangan Gateway of Java membuka wawasan mengenai definisi kota budaya yang sesungguhnya, di mana sejarah senantiasa dijunjung sebagai identitas asli suatu wilayah. Tidak melulu tentang Bali, Jakarta, atau Nusa Tenggara, wisatawan dapat mengunjungi Yogyakarta apabila ingin menyelami sejarah autentik Indonesia dan menikmati keindahan alam yang lestari.
Ambarrukmo Group
Info lengkap mengenai Ambarrukmo Group dan program The Gateway of Java, kunjungi Ambarrukmo Group.