Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menyelami Alam dan Budaya di Wakayama

Lanskap trek Kumano Kodo di Wakayama. Beberapa pohonnya berusia lebih dari seabad.

Berjarak sekitar sejam dari “sunset island” terdapat permata Wakayama yang sebenarnya: Kumano Kodo. Tempat ini menampung sirkuit ziarah umat Shinto, agama tradisional Jepang. Terdiri atas lima jalur, rute ziarah Kumano Kodo membentang dari Kyoto hingga Mie dengan panjang 307 kilometer dan cakupan lahan 495 hektare. Medannya beragam, mulai dari pantai hingga hutan.

Tradisi ziarah di Kumano Kodo memiliki riwayat lebih dari 1.200 tahun. Orang-orang di masa lalu melakukannya dengan mengenakan mantel putih byakue. Di sepanjang jalan, mereka meletakkan sesajen di kaki pohon, di atas batu, serta di kuil-kuil. Melihat nilai sejarahnya yang tinggi, UNESCO menobatkan Kumano Kodo sebagai Situs Warisan Dunia pada 2004. Hanya ada dua tempat ziarah di dunia yang masuk daftar elite ini.

Di Wakayama, para penganut Shinto melakukan perjalanan spiritual ke tempat-tempat yang dipercaya sebagai wadah bersemayamnya para dewa. Dua tempat yang paling populer adalah Kuil Seiganto-ji dan Nachi No Otaki, air terjun tertinggi di Jepang. Perjalanan ke kuil dan air terjun keramat tersebut bisa dilakukan melalui Kumano Kodo.

Hari ini, saya melakukan napak tilas kaum Shinto. Di sepanjang perjalanan, saya bersua dengan peziarah lain yang tak pelit melemparkan senyum dan sapa. Bersikap ramah seolah menjadi adat wajib di Kumano Kodo. Dikepung hutan tebal, jalur ziarah ini senantiasa memasok oksigen segar. Paru-paru saya seakan tengah dikuras. Pohon-pohon cemara dan ceri menjulang dalam posisi berimpitan hingga membentuk payung teduh yang memblokade langit. Beberapa pohon berusia nyaris setengah abad.

Dengan berjalan kaki dari kaki bukit, dua obyek wisata paling terkenal di Kumano Kodo—Kuil Seiganto-ji dan Nachi No Otaki—dapat dijangkau dalam waktu sejam. Tapi eksplorasi umumnya bakal berlangsung lebih lama, karena ada tiga kuil lain yang bisa dikunjungi di sepanjang rute, yakni Hayatama Taisha, Hongu Taisha, dan Nachi Taisha. Trio bangunan suci ini kerap dijuluki Kumano Sanzan. Untuk mengunjungi air terjun, kita mesti menyusuri jalan berkelok dari Seigantoji dengan durasi sekitar 10 menit.

Tiap tahunnya, sekitar 15 juta orang mendatangi Kumano Kodo. Sembari hiking, mereka berkenalan dengan agama yang telah memandu rakyat Jepang sejak zaman kekaisaran. Sejarah rute ziarah ini memang sudah menembus satu milenium, tapi energi spiritual yang dipancarkannya masih sanggup memikat manusia.

Detail

Wakayama

Rute
Wakayama bisa dijangkau dari Osaka dengan menaiki bus atau kereta. Penerbangan langsung ke Osaka dilayani oleh Garuda Indonesia (garuda-indonesia.com) dari Jakarta dan Denpasar.

Penginapan
Mayoritas penginapan di Wakayama dilengkapi dengan onsen atau kolam air panas. Salah satu yang terkenal adalah Umedaru Spa Hotel Seamore (1821 Shirahama-cho, Nishimuro-gun; 81-7/3943-1000; mulai dari Rp1.812.000) dengan pilihan kamarbergaya Barat atau Jepang. Opsi lainnya adalah Urashima Resort & Spa (1165-2 Katsuura, Nachikatsuuracho, Higashimurogun; 81-7/3552-1011; hotelurashima.co.jp; mulai dari Rp1.942.000).

Aktivitas
Alam adalah daya tarik utama Wakayama, dan Kumano Kodo adalah primadonanya. Biro Pariwisata Tanabe City Kumano (tb-kumano.jp) telah menciptakan situs resmi yang menyediakan panduan audio, peta, serta bermacam info mengenai Kumano Kodo, termasuk melayani pemesanan penginapan di sepanjang rute dan paket tur bersama pemandu. Tempat lain yang memikat di Wakayama adalah Marina City (marinacity.com). Selain menampung pasar ikan yang menyajikan seafood segar, kompleks ini memiliki taman bermain yang menyerupai Disneyland. Bagi mereka yang menyukai buah-buahan, Wakayama mengoleksi sekitar 28 kebun yang sebagian menawarkan kegiatan agrowisata.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Mei/Juni 2015 (“Spirit Selatan”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5