Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kuliner Autentik Bali Timur di Bali Asli

Oleh Yohanes Sandy
Foto oleh Putu Sayoga

Karangasem menjala segmen baru. Jika awalnya hanya disatroni pendaki gunung, wreck diver, atau pengagum desa adat, sekarang kabupaten subur di timur Bali itu mulai memikat kaum pemburu kuliner autentik. Bali Asli adalah alasannya. Lokasinya terpencil. Menjangkaunya mensyaratkan kesabaran, kemampuan berkendara zigzag, juga fitur GPS di ponsel. Bali Asli berjarak sekitar dua jam dari Jimbaran. Tak banyak yang mengenalnya, namun ulasan-ulasan apik yang bertaburan di dunia maya dari mantan tamunya cukup memicu rasa penasaran.

Kiri-kanan: Pemandangan dari area makan; Pennelope atau Penny, koki asal Australia yang jatuh cinta dengan masakan Bali.

Rasa frustrasi untuk melacak restoran segera sirna saat mendarat di serambinya. Gunung Agung yang menjulang gagah dan hamparan sawah yang elok bisa dilihat langsung tanpa terhalang bangunan hotel. Penelope Williams, pemilik sekaligus koki Bali Asli, turun tangan langsung untuk menerima saya. “Saya selalu menyambut sendiri tamu-tamu Bali Asli,” ujarnya. Penny, begitu dia akrab disapa, bukan orang baru di Bali. Wanita dengan gaya rambut Billy Idol itu mewakili kasus jamak warga Australia yang tersihir keindahan Pulau Dewata. Tiga tahun bekerja di Alila Manggis, dia bersentuhan dengan tradisi dapur lokal dan sejak itu sulit berpaling.

Kiri-kanan: Pintu masuk ke halaman restoran Bali Asli; interior masih menggunakan furnitur lawas.

Panoramanya apik, sambutannya hangat. Kini saatnya mengetes kualitas masakannya. Dapur Bali Asli mengangkat khazanah kuliner dari daerah tempatnya berdiri. Restoran ini menerjemahkan autentisitas sebagai “lokalitas.” Kita memang bisa menemukan menu tipikal semacam nasi megibung, tapi konfigurasinya khas Karangasem. Menu ini lazim disajikan di momen-momen khusus. Syahdan, nasi megibung bermula sebagai suguhan dalam upacara yang digagas Raja Karangasem I. “Saya belajar sendiri pada keluarga kerajaan tentang makanan istimewa ini,” kenang Penny. Dia lalu menuturkan pengalamannya bergabung dengan tim dapur kerajaan untuk menyiapkan nasi megibung. Menu bersejarah ini terdiri atas nasi putih, tiga macam urap, sate lilit, pepes ikan, serta tiga jenis sambal.

Kiri-kanan: Nasi Megibung yang proses pembuatannya didapat Penny dari keluarga kerajaan; camilan dan sambal yang dihidangkan sebelum memulai sesi makan.

Beberapa bahan masak ditanam sendiri oleh staf restoran. Sisanya dibeli di pasar. Ketergantungan pada pasokan sekitar itu membuat daftar menu kerap direvisi. Meski begitu, restoran yang tutup menjelang senja ini memiliki sejumlah menu tetap. Selain nasi megibung, ada jukut kelor meliklik, sup berisi daun kelor dan kuah santan. “Sudah sangat langka di Bali. Selain dianggap kuno, daun kelor sekarang susah dicari,” jelas Penny. Kata fotografer saya yang asli Bali, rasanya mengingatkannya pada masakan neneknya. Jika tangan terampil Australia sanggup membuat orang lokal terkenang masakan rumahan, rasanya Bali Asli layak dipuji atas autentisitasnya. Jl. Raya Gelumpang, Amlapura, Karangasem; 0828-9703-0098; baliasli.com.au.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2014 (“Asli Bali”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5