Bagi turis yang pernah bertandang ke Filipina—khususnya Manila—tentunya tak asing dengan keberadaan jeepney. Angkot ikonis Manila yang kerap disebut sebagai raja jalanan dan menjadi pesaing yellow cab di New York tersebut telah menjadi simbol budaya transportasi murah di Filipina dalam beberapa dekade terakhir. Dapat membawa lebih dari 20 orang sekaligus, jeepney yang bertarif Rp2.000 ini menjadi satu-satunya pilihan paling terjangkau bagi banyak kalangan. Namun, mengawali 2018, pemerintah Filipina resmi menghapus angkutan legendaris peninggalan Perang Dunia II tersebut guna mengurangi polusi dan meningkatkan keamanan berkendara. Seperti yang diketahui, satu jeepney memuntahkan 40 kilogram CO2 per hari. Sebagai salah satu kota dengan kemacetan terparah di dunia, Manila sedang giat mencari cara mengatasi kadar polusi akut. Pemerintah mengakui bahwa hal ini tidak mudah dilaksanakan karena bakal memengaruhi industri transportasi mikro dan pemilik jeepney. Oleh karena itu mereka akan melakukannya secara bertahap dan membantu pemilik jeepney tua agar bisa membeli mobil yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah juga berencana menyediakan moda transportasi yang lebih baik, dengan mesin berstandar emisi Eropa atau mobil listrik yang dilengkapi dengan akses GPS.
Jeepney Resmi Pensiun
17 January, 2018
DUKUNG DESTINASIAN INDONESIA
Tak ada hoax, tak ada clickbait, tak ada paywall – hanya reportase akurat dan berimbang dari penjuru Indonesia dan dunia. Dan semua ini hanya bisa dilakukan dengan dukungan Anda. Sebagai media wisata, DestinAsian Indonesia memberi pemahaman akan suatu tempat, menceritakan realitas yang luput dari brosur dan buku panduan, serta melaporkan berita terbaru dari dunia pariwisata. Kami juga memberi ruang bagi penulis dan fotografer asal Indonesia untuknterus berkarya. Dukung DestinAsian Indonesia dengan nilai kontribusi terkecil Rp10.000, dan Anda hanya butuh satu menit untuk melakukannya. Kontribusi Anda membantu kami untuk bisa terus melayani Anda. Terima kasih.
DUKUNG >