post

Majalah travel premium berbahasa Indonesia pertama

DestinAsian Indonesia

[dropcap]S[/dropcap]ejak lonceng Big Ben resmi direstorasi pada 2017 silam, menara setinggi 96 meter yang menjadi bangunan yang paling sering difoto di Inggris tersebut resmi membisu, dan hanya berdentang untuk merayakan momen penting. Terakhir, lonceng ini berdentang pada Remembrance Day yang dirayakan pada 11 November.
Selama dua tahun terakhir, palu pemukul lonceng seberat 13,7 ton yang telah beroperasi hampir 160 tahun ini dikunci dan dilepas, empat jarum jam diperbaiki, hingga pembaruan pada bagian kerangka besi. Namun, jarum jam akan tetap berputar menggunakan mesin yang berasal dari sistem elektrik, dan hanya membuka satu sisi jam saja.
Baca juga: <a href="https://destinasian.co.id/london-national-portrait-gallery-tutup-sementara/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">London National Portrait Gallery Tutup Sementara</a>; <a href="https://destinasian.co.id/bertemu-van-gogh-di-london/" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Bertemu Van Gogh di London</a>
Sementara, angka dan jarum jam yang dulu hitam telah dicat ulang menjadi biru—yang disebut-sebut oleh para ilmuwan sebagai warna asli jam Big Ben. Pemeliharaan ini diperkirakan memakan biaya hingga empat miliar pound sterling.
Nantinya, lonceng jam besar yang berada di sebelah Gedung Parlemen Inggris tersebut kembali berdentang menyambut Tahun Baru 2020, sekaligus menandai pertama kalinya ia memperlihatkan wajah barunya pada dunia sejak restorasi.

Big Ben Kembali Berdentang Jelang Tahun Baru