Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berkunjung ke Rumah Van Gogh di Los Angeles

Oleh Karina Anandya

Apa yang Anda pikirkan saat melihat lukisan The Starry Night? Indah, sedih, dingin, atau hal lainnya? Salah satu lukisan legendaris Van Gogh ini memang memberikan begitu banyak interpretasi. Lukisan ini menggambarkan pemandangan dari arah timur jendela kamarnya saat Van Gogh sedang dalam masa perawatan di rumah sakit jiwa, setelah ia memotong sebelah telinganya sendiri. Sebenarnya, lukisan yang dilukis pada 1889 ini justru dibuat Van Gogh dari ingatannya akan pemandangan tersebut pada siang hari.

Bagi sebagian pengunjung, berdiri di depan sebuah lukisan untuk mengagumi warna dan bentuknya saja dirasa masih belum cukup. Mereka—termasuk saya—ingin menggali informasi lebih lanjut dan mengetahui arti dari lukisan tersebut. Demi mewujudkan hal tersebut, saya menyempatkan waktu berkunjung ke Lighthouse Los Angeles – Immersive Van Gogh Los Angeles.

Dari area pintu masuk saja sudah membuat siapa saja tak sabar mengabadikan gambar di sini.

Berlokasi di 6400 Sunset Boulevard di Hollywood, bangunan seluas 16.764 meter persegi ini akan menampung beragam karya Vincent Van Gogh dalam bentuk instalasi multimedia interaktif tiga dimensi yang menggabungkan seni, cahaya, musik, dan imajinasi. Pemenang piala Emmy Award dan nominasi Tony Award, desainer David Korins, yang dikenal dengan desain setnya yang ditampilkan dalam berbagai hits Broadway termasuk ‘Hamilton’ dan ‘Dear Evan Hansen’, sukses merancang Lighthouse ArtSpace Los Angeles menjadi lokasi seni yang tak akan terlupakan.

Pameran Immersive Van Gogh sempat muncul sekilas di serial Netflix, Emily in Paris. Di kehidupan nyata, Lily Collins—pemeran Emily Cooper—juga mengunjungi Immersive Van Gogh di Chicago pada April lalu.

Kiri-kanan: Almond Blossoms (1890); pameran yang paling ditunggu-tunggu: Starry Night (1889).

Sepanjang hidupnya, seniman jenius asal Belanda yang mengagumi bintang ini telah menelurkan ribuan karya yang menjadi buruan para kolektor seni. Melalui pameran seni ini, pengunjung diajak untuk melihat karya fenomenal sang seniman seperti The Potato Eaters (1885), Sunflowers (1888), Almond Blossoms (1890), dan 40 mahakarya lainnya, yang dihidupkan, kemudian diproyeksikan ke dinding dan lantai, sehingga para pengunjung seolah dapat memegang karya dan berjalan di atasnya.

Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati sapuan kuas Van Gogh sambil diiringi dengan permainan piano Luca Longobardi. Ekshibisi canggih yang dikurasi oleh Digital Artist ternama, Massimiliano Siccardi tersebut seolah meramu kolaborasi kreatif antara seni, sains, dan teknologi. Dianggap sebagai instalasi seni imersif Stephen Spielberg, Siccardi telah menciptakannya selama tiga dekade. Pameran yang juga menampilkan perjalanan Van Gogh sebagai seniman ini telah dibuka untuk umum, setiap pukul 09:00 hingga 20:00. Tiketnya dibanderol mulai dari Rp430.000 untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, Rp575.000 untuk orang dewasa, dan Rp1.500.000 untuk tiket VIP Flex, yang dilengkapi dengan akses prioritas, tiket masuk fleksibel, poster edisi terbatas, suvenir, dan bantal.

Beberapa karya Van Gogh yang dihidupkan, kemudian diproyeksikan ke dinding dan lantai, sehingga para pengunjung seolah dapat memegang karya dan berjalan di atasnya.

Saat berkeliling ‘rumah Van Gogh’, pengunjung bisa meminta audio guide atau bertanya kepada beberapa staff yang berada di dalam ruangan. Namun, sejak pandemi, opsi ini tidak terlalu disarankan. Demi kenyamanan seluruh pengunjung, untuk memasuki ruang pameran, mereka diminta untuk menunjukkan sertifikat vaksin dan diwajibkan untuk selalu mengenakan masker. Saya sempat bertanya pada staff yang sedikit terlalu bersemangat menemani saya keliling ruangan ketika ia tahu saya bekerja di majalah travel.

“Kami berusaha untuk ‘memanusiakan’ karya Van Gogh. Di masa hidupnya, ia hanya menjual satu lukisan dan semasa hidupnya, ia bergulat dalam kesepian. Namun ia tetap produktif dan berhasil menciptakan karya yang luar biasa. Van Gogh benar-benar mengubah dunia seni, dan kami berharap ia bisa mendapatkan apresiasi yang lebih besar,” tuturnya.

Selain Los Angeles, Anda bisa menikmati pameran ini di San Fransisco, Cleveland, Detroit, Phoenix, New York, Colombus, Houston, Minneapolis, Pittsburgh, Chicago, Dallas, Kansas City, Nashville, Charlotte, Denver, Las Vegas, Orlando, dan San Antonio.

Informasi lebih lanjut, kunjungi Lighthouse Los Angeles – Immersive Van Gogh Los Angeles.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5