Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bedah Merek Bungsu Starwood

Indonesia mendapatkan kehormatan sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki properti Tribute Portfolio. Desember 2015, The Hermitage Jakarta memutuskan untuk bergabung dengan jaringan Starwood di bawah bendera Tribute Portfolio. Kami berbincang sejenak bersama David tentang Tribute Portfolio dan masa depan The Hermitage Jakarta.

Alasan melahirkan Tribute Portfolio?
Kami ingin memenuhi keinginan para anggota Starwood Preferred Guest (SPG) dengan menghadirkan hotel independen berciri khas. Kelahiran merek ke-10 ini tak lain adalah berdasarkan masukan dari para konsumen yang menginginkan hotel independen namun dengan pelayanan khas Starwood. Kunci dari Tribute Portfolio adalah kami menghadirkan pengalaman yang benar-benar berbeda dari satu properti ke properti yang lain. Oleh karena itu kami menggunakan moto “Stay Independent” karena kami mendukung semangat independen yang diusung tiap pemilik.

Gedung The Hermitage Jakarta merupakan bekas kantor telekomunikasi pemerintah Belanda.

Perbedaan dengan merek Starwood lain?
Tribute Portfolio adalah sebuah koleksi hotel high end atau premium yang masing-masing memiliki ciri distingtif. Di portofolio kami, Tribute Portfolio adalah soft brand, sedangkan sembilan merek lainnya lebih berkarakter hard brand. Sebuah merek bisa dikategorikan sebagi hard brand adalah jika tamu merasakan pengalaman yang sama saat mengunjungi properti bermerek sama di lokasi berbeda, seperti Westin atau W Hotel, misalnya. Hal tersebut tidak dapat ditemukan di Tribute Portfolio karena masing-masing propertinya benar-benar unik.

Mengapa memilih The Hermitage Jakarta?
Sebagai salah satu pemain penting ekonomi di Asia Tenggara, Jakarta kerap dikunjungi anggota SPG secara reguler. Selain itu, kami sudah memiliki hubungan dengan pemilik The Hermitage yang selama lebih dari lima tahun. Kita kemudian sepakat bahwa The Hermitage Jakarta cocok sebagai hotel Tribute Portfolio pertama di kawasan ini. Apalagi hotel cantik ini cukup familiar di kalangan anggota SPG dan pelanggan Starwood lainnya sebelumnya.

La Vue, bar rooftop di The Hermitage Jakarta. Furniturnya menggunakan rancangan Alvin Tjitrowirjo.

Strategi pemasaran The Hermitage Jakarta ke depan?
Target pasarnya tetap pelancong bisnis, namun kami akan menambahkan elemen sejarah serta ciri khas Indonesia yang kental dalam strategi pemasarannya. Saat memasuki hotel, tamu akan terpesona dengan keindahan bangunan historis ini, belum lagi kamarnya yang elegan dan lokasinya yang strategis. The Hermitage Jakarta adalah surga di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta. Berbeda dengan city hotel lainnya. Apalagi sekarang pelancong lebih memilih untuk mendapatkan pengalaman berkesan dibanding amenities mahal atau interior “wah.”