by Christina Jacobs 4 days ago

Checking In: Musim Panas yang Sejuk di Club Med Lijiang

Di saat Chongqing tengah viral di media sosial, saya malah setuju untuk pergi ke Lijiang. Sama-sama di China, namun terpisah jarak ribuan kilometer. Lijiang terletak di Provinsi Yunnan dan masih terjaga keasriannya.
Lagipula, tak ada yang sedekat ini dengan pegunungan jade dragon snow selain di Lijiang. Ini juga jadi tempat populer untuk menyaksikan Impression Lijiang Show yang memukau dan ikonik buatan veteran Chinese filmmaker Zhang Yimou.
Selain itu, di sini, Club Med Lijiang juga berdiri. Resort ini berada di kaki gunung Jade Dragon Snow yang populer. Para tamu bisa menikmati udara bersih dari pegunungan sembari ‘cuci mata’ untuk memandang perbukitan hijau dan suhu dingin yang menyegarkan.
Lijiang mungkin belum terlalu familiar di kalangan orang Indonesia, namun resort seluas 8,7 hektar ini memiliki pesonanya sendiri. Memadukan tradisi lokal, alam yang asri, serta resort inklusif, Club Med Lijiang jadi lokasi recharge tubuh dan pikiran yang sempurna.
Berjarak 55 menit dari Lijiang Sanyi Airport, resor ini memiliki 320 kamar dengan 4 tipe yang berbeda, yaitu Deluxe, Family Deluxe, Superior, dan Suite.

Dibuka sejak 2021 lalu, Club Med Lijiang memiliki desain resor yang bergaya tradisional. Ada 8 wing bangunan yang terpisah – namun tetap dalam komplek resor yang sama- bangunan-bangunan ini dipertahankan dalam sentuhan tradisional suku Naxi. Suku Naxi Adalah suku yang tinggal di sekitar Lijiang dan memiliki atap genteng yang khas dengan arsitektur vernakular.
Naxi Culture
Kunjungan saya ke Club Med Lijiang berlangsung di bulan Juni, bertepatan saat musim panas. Namun ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut, membuat musim panas di sini sama sekali tak terasa seperti musim panas. Yang ada hanya embusan angin sejuk dengan sedikit pancaran cahaya matahari. Sesekali bahkan turun hujan dan juga kabut tebal saat malam tiba.
Suhunya langsung berubah saat masuk ke dalam kamar. Pengaturan suhu di angka 27-28 derajat celcius membuat suhunya terasa nyaman seluas 40 m2 ini. Kasur super luas dan nyaman bisa memuat 3 orang dewasa dengan setting ruang tamu aestetik dengan dekorasi motif khas Naxi menjadi center or attention.
Bisa saja saya memutuskan untuk berendam di bathtub yang luas, tiap kamar di sini punya bathtub di kamarnya masing-masing. Namun, seperti khas Club Med lainnya yang serba inklusif, tentu saja menikmati beragam aktivitas di sini pasti sayang untuk dilewatkan.
Lapangan olahraga yang luas, dari basket, tenis, sampai panahan bisa digunakan dengan bebas. Kids club dengan wahana kolam renang berseluncur dan wall climbing jadi favorit anak-anak. Ada juga Amaze Camp yang menyediakan BBQ, kelas meracik teh, jalan-jalan ke Lijiang Ancient Town dan dan lainnya. Resor ini juga menawarkan fasilitas spa sampai ruang karaoke.
Atau coba saja nikmati beragam hidangan dan makanan khas Naxi sepanjang hari. Jangan lupakan untuk menikmati kue mawar yang ikonik. Desa ini memang terkenal dengan kepiawaian mereka untuk meracik hidangan berbahan dasar bunga mawar.
Jamur Pinus Hutan
Namun mushroom forage di kaki gunung jadi pilihan. Dengan agak sedikit berdesakan di mobil, lantaran last minute booking, sang sopir yang tak fasih berbahasa Inggris membawa saya dan guide menuju lokasi perburuan jamur. Seperti diduga, jalanannya berliku dan menanjak, jadi jangan duduk di bagian paling belakang jika Anda mudah mabuk.
“Mau berhenti sebentar dan foto Desa Lijiang dari atas?” kata sang guide. Tentu saja kami tak menolak tawaran tersebut. Apalagi ada kafe mobil kaki lima yang menawarkan kopi-kopi manual brew dan khas China.
Satu per satu, pesanan kopi kami, yang dipesan dengan bantuan guide karena semua menunya dalam bahasa China- pun datang dan kami segera melanjutkan perjalanan.
Usai 1 jam perjalanan, sebuah pedesaan pun tampak di depan mata. Dengan dekorasi khas Naxi, rumah-rumah yang terbuat dari batu dan dikombinasikan dengan bambu menyambut kami. Perburuan jamur, khususnya pine mushroom, yang katanya dihargai mahal jadi target utama.
“Ada yang butuh oksigen?” guide kami menawarkan bagi yang kesulitan bernapas saat mulai menanjak. Namun inilah saatnya saya memenuhi paru-paru saya dengan udara segar dan berhenti bercakap-cakap untuk menghemat udara.
Keranjang kecil di punggung saya, perlahan mulai penuh dengan bermacam jamur. Bukan Cuma jamur, saya dan peserta lain juga memetik bunga liar yang tumbuh liar di sana. Tapi tiba-tiba.
“Awas, ada beberapa bunga yang bisa bikin kamu diare,” kata guide.
Segera saya pun mencuci tangan dengan sabun dan mulai berkumpul untuk menikmati makan siang di sana dengan sup ayam hangat yang super lezat dan jamur pinus yang kami petik sebelum akhirnya kembali ke ruangan kamar yang hangat di Club Med Lijiang.