by Yohanes Sandy 31 January, 2019
Mengenal Kreasi Kain Badui
Oleh Yohanes Sandy
Tentang Lekat di Hati?
Awalnya bisnis aksesori fesyen. Animo pelanggan lumayan bagus, lalu pada medio 2012 memutuskan merambah ke baju siap pakai.
Kenapa memilih kain Badui?
Waktu itu belum ada perancang yang konsisten memakai kain tradisional ini untuk busana komersial. Suku Badui mata pencahariannya membuat kain dan berladang, jadi suplai selalu ada. Dari situ kita yakin untuk menggunakan kain Badui sebagai bahan.
Kendala yang kerap dihadapi?
Suplai ada, tapi tidak bisa masif. Karena para wanita Badui juga sibuk mengurus keluarga dan berladang, maka pengerjaan kainnya tak bisa cepat dan harus memesan jauh-jauh hari. Intinya proyek tidak bisa dadakan.
Keunggulan kain Badui?
Bahannya sejuk di kulit, karena kami menggunakan benang katun. Kemudian motif kainnya biasanya geometris, sehingga cukup mudah dipadukan dengan motif atau warna lain.
Baca juga: Olah Kreatif Tenun Flores; 5 Butik Lokal di Kuala Lumpur
Variasi produk selain baju?
Kami juga memproduksi aksesori lain seperti topi, syal, dan tas. Awalnya kami juga sempat memproduksi sepatu.
Produk pernah ditampilkan di mana saja?
Jakarta Fashion Week 2014 dan 2015. lalu saya menggelar peragaan busana di London Fashion Week 2017, kemudian mengisi pre-show untuk Paris Fashion Week di tahun yang sama.
Agenda berikutnya?
Mengeluarkan second line. Gayanya lebih modern dan tidak 100 persen menggunakan kain Badui. Kami mengombinasikannya dengan kain lain.
Misi jangka panjang?
Membesarkan Lekat Di Hati tak hanya di pasar lokal, namun juga dunia internasional. Caranya dengan mengikuti Amazon Fashion Week serta ajang peragaan busana lain di luar negeri.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Januari/Maret 2019 (“Busana Badui”).