by Cristian Rahadiansyah 28 November, 2017
5 Lokasi Wisata Kuliner di Bali
Oleh Cristian Rahadiansyah & Yohanes Sandy
Da Maria
Da Maria menghadirkan tantangan bagi Maurice Terzini, pendiri gerai populer Icebergs di Pantai Bondi, Sydney. Da Maria tidak memiliki akses ke pantai, tidak pula menyuguhkan panorama laut. Solusi yang diambil Maurice: menyuntikkan atmosfer Pantai Amalfi era 1960-an ke interior resto lewat permainan warna biru dan putih, motif geometris, serta perabot bergaya fer forge. Da Maria fokus pada kuliner Italia. Dapurnya dipimpin Steven Kelly yang pernah bekerja untuk Motel Mexicola. Salah satu kreasi andalannya ialah piza renyah yang dimasak dalam tungku kayu. Momen ideal untuk mampir ke Da Maria adalah Minggu sore ketika tempat ini menggelar 528Hz, acara yang memadukan makan, minum, dan musik. damariabali.com.
Timur Kitchen
Grup Komaneka keluar dari sarangnya di Ubud dengan membuka resor di Pantai Keramas. Restorannya, Timur Kitchen, mengusung desain semi-terbuka, sehingga memudahkan tamu menyerap panorama Selat Badung. “Tamu bisa makan sembari mendengarkan debur ombak,” ujar Randy Santoz, Direktur Pemasaran Komaneka Resorts. Dapurnya dipimpin oleh Dayu, koki yang pernah bekerja untuk Mozaic. Timur Kitchen mengoleksi menu yang memadukan bahan asing dan lokal, lalu menghidangkannya secara modern, contohnya salmon bumbu keluak dan steik sambal kecipir. Tawaran yang juga menarik tersaji di kategori dessert, salah satunya gelato rasa mengkudu. keramas.komaneka.com.
MyWarung
Sosoknya memenuhi stereotip Canggu: sedikit hipster, sedikit industrial, sedikit Bali. MyWarung menempati ruko dua lantai yang ditaburi mebel antic dan ornamen atraktif, misalnya meja tua asal Jepara, poster Andy Warhol, serta instalasi Garuda. “Ide desainnya wabi-sabi, artinya kecantikan dalam ketidaksempurnaan,” jelas Frederic Ferry, salah seorang pemilik. Sajiannya berkutat pada empat tema: smoothie bowl, salad, sandwich, dan wrap. Seluruh menunya dirumuskan oleh Hugo Coudurier, mantan tangan kanan Guy Savoy. Cuma ada dua menu lokal di sini: nasi goreng dan mi goreng. Kopinya diracik oleh Moose Espresso Bar, kedai asal Jalan Batu Belig. mywarung.com.
Frestro
Bali adalah medan bisnis yang untuk cukup kejam bagi pengusaha restoran. Persaingannya amat ketat. Konsumennya peka terhadap tren. Menyiasati kondisi itu, Frestro menyewa konsultan yang telah terbukti mampu memahami selera pasar: Mandif Warokka, koki dengan jejak yang cukup panjang di Bali. Lulus dari Jumana,dia mendirikan Teatro di Seminyak dan Blanco par Mandif di Ubud. Hidangan Frestro antara lain potato gnocchi, black angus tenderloin, dan salmon wrap. Dapurnya dipimpin oleh Jovan Koraag yang pernah bekerja untuk Jamie’s Italian Bali. Tawaran lain Frestro tersaji di meja bar: beragam koktail racikan Ayip Dzuhri, peraih gelar Indonesia’s Bartender of the Year dalam ajang Diageo World Class 2015. frestro.co.id.
Grow
Bermodalkan kesuksesan mengelola Tippling Club di Singapura, Ryan Clift melebarkan sayapnya ke Bali dengan mendirikan Grow. Restoran kasual ini mengoleksi menu eklektik yang diramu dari banyak bahan lokal. Harganya cukup ramah kantong. Steak tartare dibanderol Rp90.000, sementara homemade rigatoni dihargai Rp110.000. “Restoran ini menawarkan kualitas gastronomi yang mumpuni, tapi dengan standar harga bistro,” jelas Ryan.Mei silam, magnet restoran bertambah dengan kehadiran Grow Up, rooftop bar yang menyuguhkan menu bergaya tapas, aneka koktail inovatif, serta panorama Seminyak. Staf barnya dilatih langsung oleh mixologist Tippling Club, institusi yang dihormati di Asia dalam urusan cocktail pairings. growbali.com.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi November-Desember 2017 (“Debut Dapur”).