Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

4 Destinasi Trekking Favorit Rick Morales

Rick Morales.

Oleh Reza Idris

Darien Gap
“Dari perspektif ilmu biologi, Darien Gap adalah rantai terakhir yang menghubungkan hutan lebat di Amerika Tengah dan Selatan,” jelas Morales. Belantara hijau ini membentang 160 kilometer dengan lebar mencapai 50 kilometer, membalut kawasan perbatasan antara Panama dan Kolombia. “Tidak ada jalan yang menghubungkan Panama dan Kolombia. Inilah salah satu alasan Darien Gap relatif masih asri,” tambahnya. “Areanya liar. Menantang bagi profesional.”

Taman Nasional Madidi
Luasnya 19.000 ribu kilometer persegi, hampir setara Provinsi Bengkulu. Kawasannya menghidupi lebih dari 20.000 spesies tanaman dan 1.000 spesies burung. Morales menyebut Madidi sebagai “gambaran Amazon yang sebenarnya.” Suaka yang menawarkan resor-resor ramah lingkungan ini jugalah jugalah destinasi trekking yang populer. Para petualang lazim menyambanginya dari kota Rurrenabaque di Bolivia dengan menaiki feri yang melintasi Sungai Beni. Tapi ekspedisi di sini tak selamanya menampilkan wajah alam yang menawan. Madidi, sebagaimana banyak kawasan Amazon, tengah menderita kerusakan alam akibat pembalakan liar.

Taman Nasional Gunung Leuser
Kawasan konservasi di belahan utara Sumatera ini memayungi ekosistem pantai, bakau, rawa, serta hutan hujan dataran rendah.“Kelebihan hutan tropis, trekking bisa dilakoni hampir sepanjang tahun. Tiap kali datang, kita disambut tantangan yang berbeda,” ujar Morales. Kendati demikian, dia menyarankan pengunjung mewaspadai musim hujan, sebab beberapa area Leuser rawan longsor. Kata Morales lagi, Leuseur cocok bagi pencinta satwa. Taman nasional ini menghidupi 89 spesies yang dilindungi, di antaranya gajah dan badak.

Taman nasional ini juga merupakan tempat konservasi gajah hutan di Afrika.

Taman Nasional Odzala
Odzala, magnet wisata alam Republik Kongo, menyandang status taman nasional sejak 1935, menjadikannya salah satu suaka konservasi tertua di Afrika. “Inilah wajah Afrika sebelum periode glasial membasuh dan mengubah hutan jadi sabana,” ungkap Morales. Guna menjaga warisan bumi itu, Odzala menerapkan kebijakan safari yang cukup ketat: sistem kuota. Operator hanya boleh menghabiskan maksimum enam malam per trip, sebelum kemudian berganti giliran dengan operator lain. “Hindari musim hujan,” saran Morales, “sebab kawasan ini rentan banjir.”

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2017 (“Q&A”).

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5