Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Checking-In: Bangkok Tree House

Oleh Gabrielle Lipton
Video oleh Dimas Anggakara

Seperti Jakarta, ruang hijau di Bangkok juga minim. Namun bukan berarti semua telah berganti menjadi hutan beton. Bang Krachao adalah sebuah daerah asri di tepi Sungai Chao Phraya. Mirip dengan Kepulauan Gili di Lombok, di Bang Krachao mobil dilarang masuk. Jumlah sepeda motor bisa dihitung dengan jari. Transportasi utamanya adalah sepeda. Di “pulau” yang masih terlihat asri inilah hotel unik Bangkok Tree House berdiri. Terinspirasi oleh novel berjudul Walden karya Henry David, hotel ini dibangun untuk mereka yang cinta akan alam.

Opsi penginapan ramah lingkungan di Bangkok yang panas.

Desain
Sesuai dengan namanya, Bangkok Tree House menggabungkan konsep hotel dan rumah pohon. Joey Tulyanond, sang pemilik, menyebut penginapan miliknya ini adalah perwujudan dari mimpi setiap anak-anak. Proses pembangunannya cukup memakan waktu. Joey menemukan lokasinya ketika sedang bersepeda di Bang Krachao. Karena penduduknya masih terbilang konservatif, pria asli Thailand tersebut memerlukan waktu dua tahun untuk meyakinkan mereka. Proses pembangunannya pun memakan waktu yang sama. Pasalnya, semua peralatan dan material bangunan harus dibawa menggunakan tangan karena mobil tidak diizinkan di wilayah tersebut.

Berdiri di kawasan hutan gambut di tepi sungai, desainnya digarap dengan serius. Mengawinkan gaya minimalis dan kontemporer, penginapan dengan 11 kamar ini banyak mengaplikasikan desain terbuka demi meminimalisasi penggunaan listrik untuk pendingin udara dan penerangan. Area resepsionis, misalnya, yang dilebur menjadi satu dengan restoran tanpa dinding guna memaksimalkan sirkulasi udara. Demi mencapai misinya sebagai hotel ramah lingkungan, fasadnya ditutupi dengan kebun vertikal. Seluruh bangunannya menggunakan bahan bambu, kayu, dan bahan daur ulang.

Kamar khusus yang disediakan untuk pasangan. Dilengkapi balkon dengan ranjang berselimutkan kelambu.

Kamar
Sebelas unit “rumah pohon” yang ditawarkan sejatinya adalah bungalo dua lantai. Disebut “nest,” masing-masing bungalo terdiri atas kamar mandi di lantai dasar dan kamar tidur di lantai atas. Kamar mandinya mengaplikasikan desain tanpa atap dengan dinding yang mampu menyerap panas layaknya ruang sauna. Dari kamar tidur, tamu bisa mengakses area atap yang dilengkapi dengan tempat tidur outdoor yang berfungsi sebagai tempat bersantai, membaca buku, atau melihat bintang. Di dalam kamar tidur, tamu akan dimanjakan dengan matras nyaman dan amenity organik yang dipesan dari penduduk sekitar. Berkat penggunaan jendela yang luas, pemandangan hijau menjadi daya tarik tersendiri dari dalam kamar.

Selain kamar ukuran standar, Bangkok Tree House juga menyediakan akomodasi untuk keluarga dengan dua kamar tidur terpisah. Bagi mereka yang berbulan madu atau ingin privasi lebih, penginapan ini juga menyediakan kamar yang terletak di paling ujung properti. Kamar ini dilengkapi dengan kamar tidur outdoor yang dipercantik kelambu. >>

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5