Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berburu Karya Yayoi Kusama di 8 Kota

honolulu matsumoto lisbon lille jakarta anyang naoshima california
Pada dinding utara stasiun di Lisbon, Yayoi meramu mural berbahan ubin keramik. (Foto: José Carlos Nascimento/Metropolitano de Lisboa)

Oleh Cristian Rahadiansyah

Honolulu
Memajang labu polkadot karya Yayoi Kusama telah menjadi jurus andalan banyak properti untuk menciptakan gaung di media. Jika Gandaria City menempatkan Pumpkin di lobi, Ala Moana Center memasangnya persis di tengah taman.

Matsumoto
Yayoi lahir di kota ini pada 1929. Tak ingin dunia lupa sejarah itu, Matsumoto City Museum of Art menyewa sang seniman untuk menciptakan Visionary Flowers di muka museum dan melapisi sekujur badan bus museum dengan motif polkadot.

Lisbon
Menyambut Expo ‘98, Ibu Kota Portugal ini mengerek sejumlah stasiun metro, salah satunya Oriente yang dihiasi instalasi dan mural kreasi 11 seniman dari lima benua. Pada dinding utara stasiun, Yayoi meramu mural berbahan ubin keramik.

Lille
Pada 2004, Lille menyandang status Ibu Kota Budaya Eropa. Merayakannya, kota ini menggelar sejumlah proyek guna membuat wajahnya lebih “berbudaya,” salah satunya dengan menempatkan Shangri-La Tulips di Esplanade Franҫois Mitterrand.

Jakarta
Pada 2016, Yayoi masuk daftar manusia berpengaruh versi Time. Setahun berselang, Jakarta melihat seberapa kuat pengaruh sang seniman di Museum Macan. Infinity Mirrored Room, instalasi dari Yayoi, diantre ribuan orang tiap pekannya.

Anyang
Kota ini, tulis Yayoi dalam anotasi patung Hello, Anyang with Love, “mirip negeri impian.” Karya ini dibuat untuk Anyang Public Art Project, pergelaran yang mengajak pesertanya menuangkan persepsi mereka atas kota Anyang.

Naoshima
Yayoi mulai menekuni open-air sculpture pada 1994, dan salah satu kreasi tersuksesnya terpasang di Naoshima, bagian dari proyek Benesse Art Site Naoshima. Pumpkin di sini agaknya disukai banyak orang berkat latarnya yang fotogenik.

California
Amerika punya jejak penting dalam karier Yayoi. Pada 1957, dia bermukim di sini, meracik Infinity Mirror Room pertama, dan memproduksi film Kusama’s Self-Obliteration. Salah satu warisannya, Hymn of Life: Tulips, terpajang di California.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi April/Juni 2018 (“Mencari Yayoi”).

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5