by Karina Anandya 07 April, 2017
8 Destinasi Terbaik Swedia
Marstrand
“Kaum pengusaha gemar berlibur ke Marstrand; mereka umumnya memiliki rumah liburan di sini,” ujar Johanna. Marstrand bersemayam di pesisir barat Swedia, sekitar satu jam penerbangan dari Stockholm. Lautnya tersohor. Ajang balap perahu layar internasional World Match Racing Tour digelar di sini. Dan layaknya destinasi relaksasi bagi kaum kaya, Marstrand menawarkan kehidupan yang glamor, terutama sepanjang musim panas ketika tempat ini menjelma jadi kota pesta. “Kita bisa berlayar dengan yacht, lalu kembali ke kota untuk menikmati pesta-pesta yang meriah,” kata Johanna. Aktivitas lain yang populer adalah island hopping ke pulau-pulau tak bertuan. “Banyak hal menarik yang bisa dilakoni di sini, karena itu Anda perlu menyusun rencana trip dengan matang.”
Abisko
Bagi kaum petualang, satu tempat yang layak didatangi adalah Taman Nasional Abisko. Rute trekking di sini telah dipetakan, tapi untuk kebutuhan lainnya, wisatawan harus mempersiapkannya sendiri. Abisko tidak memiliki jasa penyewaan perlengkapan outdoor. Penginapan berbentuk hut atau losmen tersedia, tapi makanannya mesti dibawa sendiri. Abisko, suaka seluas 77 kilometer persegi, menampung hutan rindang dan sungai-sungai jernih. Periode bertualang terbaik adalah musim panas di mana rute trekking lebih ramah. “Tiga sampai empat hari adalah waktu liburan yang ideal di sini,” pesan Johanna.
Osterland
Usai menjelajahi kota-kota Swedia, Johanna menyarankan turis menyewa mobil dan berkendara ke kawasan terpencil Osterland. Tempat ini merupakan destinasi andalan bagi kaum pencinta alam. Magnet utamanya adalah Ales Stenar, monumen megalitik yang menampilkan bebatuan dalam formasi oval. “Sekilas mengingatkan kita akan Stonehenge di Inggris,” ujar Johanna. Sekitar 10 menit dari sini, kita bisa menemukan kompleks kastel tua dan hamparan pasir.
Jukkasjärvi
Ketika suhu susut di bawa titik beku, desa kecil Jukkasjärvi di utara Swedia berubah menjadi permukiman yang disemuti manusia. Tiap musim dingin, orang-orang dari banyak negara menyerbunya guna menikmati salju dan menyapa warga pribumi Sami. Tentu saja, mereka juga datang untuk menyaksikan, memasuki, juga menginap di Icehotel, akomodasi bertubuh es. Arsiteknya berganti setiap tahun, dengan begitu tampilannya selalu segar dan tamu memiliki alasan baru untuk kembali menginap. “Saat dikunjungi grup asal Afrika, salah satu kamarnya menampilkan pahatan gajah yang unik,” kenang Johanna. Ice Hotel umumnya beroperasi selama enam bulan.
Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2017 (“Local’s Insight: Swedia”)