web analytics
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

6 Hal Tentang Pameran Yayoi Kusama di Jakarta

Yayoi Kusama Museum MACAN 02 Yayoi Kusama Museum MACAN 01 Yayoi Kusama Museum MACAN 03 Yayoi Kusama Museum MACAN 04 Yayoi Kusama Museum MACAN 05 Yayoi Kusama Museum MACAN 06 Yayoi Kusama Museum MACAN 07 Yayoi Kusama Museum MACAN 08
Interior lampu yang dapat berubah warna di I Want to Love on the Festival Night.

Teks dan foto oleh Yohanes Sandy

Pameran Yayoi Kusama: Life is The Heart of A Rainbow di Museum MACAN bakal resmi dibuka pada 8 Mei 2018. Yayoi Kusama merupakan seniman ikonis asal Jepang yang tersohor akan karya-karya seninya yang kerap menampilkan tema polkadot, jaring-jaring, serta labu. Selain itu, wanita berusia 89 tahun tersebut juga suka bermain dengan ruang dengan menghadirkan instalasi-instalasi seni berukuran masif. “Banyak seniman muda yang terpengaruh oleh karya Yayoi Kusama. Kreativitas dan konsistensinya dalam berkarier di balik kondisi kejiwaannya sampai kini, patut dihadirkan di Jakarta,” kata Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN.

Di Jakarta, pameran karya seniman asal Jepang tersebut baru dibuka untuk umum pada 12 Mei 2018. Kami menjadi salah satu yang pertama kali melihat pamerannya. Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang pameran yang berlangsung hingga 9 September 2018 ini:

1. Ada lebih dari 130 karya seni yang akan dipamerkan, mulai dari lukisan hingga instalasi seni. Setidaknya ada tiga instalasi seni atraktif yang akan mengajak pengunjung terlibat di dalamnya.

2. Life is the Heart of A Rainbow ditampilkan dalam tiga zona periode. Zona pertama adalah zona periode awal berkarya di era 1950-an ketika ia menciptakan motif-motif polkadot, bunga, dan jaring. Zona kedua adalah periode saat Kusama hijrah ke Amerika Serikat dan mulai berkarya di sana. Sedangkan zona terakhir adalah periode Kusama kembali ke Negeri Matahari Terbit yang merupakan masa-masa dirinya merasa rapuh serta mulai berobat ke rumah sakit jiwa yang kebetulan terletak di seberang studionya di Shinjuku, Tokyo.

3. Museum MACAN merupakan pemberhentian terakhir untuk rangkaian pameran Life is The Heart of A Rainbow. Sebelumnya, pameran ini pernah digelar di National Gallery Singapore dan Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art (QAGOMA). Jadi ini merupakan kesempatan terakhir bagi pencinta seni untuk menikmati karya-karya Kusama dalam rangkaian tur tersebut.

4. Museum MACAN membatasi jumlah pengunjung maksimum 3.000 orang setiap harinya. Guna mengantisipasi antrean yang mengular, loket pemeriksaan dan penjualan tiket dipindah satu lantai di bawah museum. “Kami belajar dari pameran pertama kami yang mendapatkan sambutan sangat antusias dari publik,” ujar Fenessa Adikoesoemo, Chairwoman Museum Macan Foundation dalam konferensi pers.

5. Di pameran di Jakarta ini, ada sejumlah karya tambahan yang sebelumnya tidak ditampilkan di Singapura dan Brisbane, yakni Flower dan Untitled (Child Mannequin). Karya Flower sebelumnya dapat dilihat di Matsumoto City Museum. Selain itu, di sini juga akan ada I Want to Love on the Festival Night yang baru saja diakuisisi oleh Museum MACAN. Sementara itu, jika Dots Obsession sebelumnya ditampilkan dengan warna hitam dan merah, di pameran kali ini kubah tersebut dibangun dengan warna kuning dan hitam, warna ciri khas Kusama.

6. Life is The Heart of A Rainbow juga menampilkan karya-karya Kusama yang paling populer, yakni, Narcissus Garden, The Spirit of Pumpkins Descended Into The Heavens, serta instalasi seni interaktif karyanya, The Obliteration Room, di mana pengunjung diajak untuk menempelkan stiker bulat warna-warna di sebuah ruang serba-putih. Karya seni ini telah dipamerkan dilebih dari 20 tempat di 15 negara serta dikunjungi lebih dari lima juta orang.

Tiket pameran ini sudah dapat dibeli di situs Museum MACAN dengan harga Rp100.000 per orang (kecuali anak-anak dan manula/pelajar/mahasiswa). Pameran beroperasi sepanjang hari mulai dari pukul 10:00 hingga 20:00 (pengunjung terakhir pukul 19:00). Perlu dicatat, pameran ini tutup saban Senin.

Informasi lebih lanjut, kunjungi Museum MACAN.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5