Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

48 Jam di Gorontalo

Juru angkut memasukan ikan tuna segar ke dalam boks pendingin untuk didistribusikan kepada pedagang di Tempat Pelelangan Ikan, Kota Gorontalo.

Oleh Geril Dwira
Foto oleh Adiwinata Solihin

SABTU

06:00 Tempat Pelelangan Ikan  
Kaum nelayan mendiami pesisir selatan Gorontalo, kawasan yang berbatasan dengan Teluk Tomini. Mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (Kelurahan Tenda, Hulonthalangi) di ujung Sungai Bone, kita bisa menyaksikan aktivitas mereka, sekaligus berbelanja beragam hasil laut segar seperti cakalang, tuna, kakap, dan kerapu dengan harga miring, tergantung kemampuan negosiasi. 

Seorang warga menunaikan salat di Masjid Hunto Sultan Amay Gorontalo yang merupakan tempat bersejarah dalam penyebaran Islam di daerah tersebut.

10:00 Masjid Hunto Sultan Amay
Didirikan pada 1495, Masjid Hunto (Kelurahan Biawu, Kota Selatan) merupakan masjid tertua di Gorontalo yang masih beroperasi hingga kini, sekaligus saksi penyebaran Islam di kawasan utara Sulawesi. Nama “Hunto” adalah kependekan dari “Ilohuntungo” yang artinya “pangkalan.” Syahdan, Cagar Budaya ini dibangun oleh Sultan Amay sebagai mahar pernikahannya dengan Boki Owutango, putri Raja Palasa yang berasal dari Sulawesi Tengah. Masjid ini menyimpan benda-benda bersejarah dari awal peradaban Islam di Gorontalo, serta makam Sultan Amay dan Syekh Syarif Abdul Aziz.

Milu siram atau binthe biluhuta merupakan salah satu kuliner khas Gorontalo berbahan dasar jagung, parutan kelapa segar dan ikan yang dipadukan dengan berbagai jenis bumbu dapur.

12:00 Rumah Makan Bulotadaa
Kuliner lokal milu siram atau binthe biluhuta tersaji di banyak restoran, tapi RM. Bulotadaa (Jl. Tondano, Bulotadaa) senantiasa laris berkat kualitas masakannya. Milu siram dibuat dari jagung yang dicampur kuah rempah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, parutan kelapa, daun kemangi, serta jeruk nipis. Rasanya kian lezat dengan suwiran ikan tongkol atau cakalang di atasnya. Di RM. Bulotadaa, pengunjung bisa memilih memakai jagung lokal milu pulo yang berwarna putih.  

Seorang wisatawan melakukan snorkeling ditemani oleh ratusan ekor ikan karang di Taman Laut Olele.

14:00 Taman Laut Olele
Salah satu destinasi selam paling terkenal di utara Sulawesi, Taman Laut Olele (Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango) mengoleksi karang-karang fotogenik yang merekah bak bunga raksasa, salah satunya begitu ajaib hingga dijuluki Salvador Dali. Daya tarik lain Taman Laut Olele ialah arusnya yang relatif jinak, sehingga cocok bagi penyelam pemula. Tempat ini berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota Gorontalo.

Pantai Botutonuo di Kabupaten Bone Bolango termasuk salah satu tempat yang romantis untuk menikmati senja jingga.

17:00 Pantai Botutonuo
Usai berkendara sekitar 30 menit menuju pesisir Kecamatan Kabila Bone, lalu melewati koridor di sela rumah warga, Anda akan menemukan pantai elok dengan panjang sekitar satu kilometer. Pantai Botutonuo (Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango) umumnya ramai di akhir pekan dan musim liburan. Datang di sore hari, Anda bisa duduk di pondok-pondok bersantai yang disewakan warga untuk kemudian menyaksikan prosesi tenggelamnya mentari di ufuk Teluk Tomini.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5