Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

15 Tempat Makan & Minum di Sekitar Borobudur

SARAPAN

Sop Empal Bu Haryoko
Hidangannya cuma satu. Tapi cukup untuk menggoda banyak turis meninggalkan sarapan di hotel. Supnya terdiri dari bihun, irisan kol, bawang goreng, nasi dalam kuah bening. Sambalnya rawan bikin ketagihan. Daging empalnya selembut wagyu. Bisa tambah paru kalau mau. Hidangan Sop Empal Bu Haryoko, kata Bu Haryoko, dibuat dari resep warisan nenek. Rampung makan, jangan buru-buru pulang. Beberapa langkah dari sini, Toko Ny. Pang menjual aneka jajanan. Pastel dan roti pisangnya punya banyak penggemar—alasan lain untuk malas sarapan di hotel esok harinya. 

Enam Langit by Plataran
Resto ini berada di atas semua pesaingnya—secara harfiah. Lokasinya di salah satu puncak Menoreh, 700 meter di atas permukaan laut. Nama Enam Langit mewakili enam gunung. Sundoro, Sumbing, Andong, Telomoyo, Merbabu, Merapi. Semua bisa terlihat. Asalkan langit cerah, umumnya di pagi hari. Karena itu tempat ini lebih pas untuk sarapan. Berkat panoramanya pula, makan bukan satu-satunya alasan orang datang. Memotret, dan dipotret, ibarat hobi nasional di sini. Belakangan, ada alasan lain orang datang. Di samping resto, gedung pernikahan belum lama diresmikan.

Truntum Gasblock Borobudur
Bagi pengidap akrofobia, alternatif bagi Enam Langit adalah Truntum Gasblock. Pemandangannya juga menawan: sawah dan Perbukitan Menoreh. Resto ini mewakili tren baru di kawasan Borobudur. Desainnya trendi. Pramusajinya dibalut seragam. Sebagian menunya dipengaruhi Yogya dan Bali—dengan harga yang juga menyaingi Yogya dan Bali. Resto ini berada di belakang Balai Ekonomi Desa yang disponsori PGN. Dari sinilah nama Gasblock berasal.

MAKAN SIANG

Kupat Tahu Dompleng
Kupat tahu adalah “produk ekspor” tersukses asal Magelang. Konon katanya, masakan ini menginspirasi kelahiran banyak varian di daerah lain. Tak sulit mencarinya di sekitar Borobudur. Tapi ada satu tempat yang sukses menjala penggemar loyal: Kupat Tahu Dompleng. Warungnya kecil. Tamu duduk bersinggungan siku. Di jam makan siang, antrean bisa mengular panjang. Apalagi di musim liburan.   

Omah Kayoman
Yogya punya mangut lele. Magelang punya mangut beong. Sama-sama bersantan. Sama-sama pedas. Ikannya pun mirip, walau jenisnya berbeda. Beong hidup di Sungai Progo yang membelah Magelang, lalu memasok Selokan Mataram di Yogya. Mangut beong bisa ditemukan di banyak tempat, tapi Omah Kayoman punya reputasi yang sulit disaingi. Bukan cuma karena rasa masakannya, tapi juga kualitas bahan bakunya. Ikannya gemuk. Dagingnya sedap, terutama di kepala—bagian favorit para pelanggan.

Taste Java
Andaikan juri Michelin datang ke Magelang, Taste Java mungkin akan dapat bintang. Servisnya prima. Begitu pula desainnya: pendopo yang dialasi tegel, dinaungi blandar tumpang sari, diterangi lampu kerek. Tak kalah penting: kualitas masakannya, terutama untuk menu Indonesia. Walau berada di hotel, dapurnya tak berkompromi dengan bumbu demi menjaga lidah nyaman turis. Jika ada daya tarik lainnya, jawabannya ialah pemandangan. Sambil bersantap, kita bisa melihat Borobudur dari lereng Menoreh.

KOPI

Uprus Coffee & Co.
Gayanya khas kedai-kedai trendi di Canggu. Fasadnya diterangi neon. Interiornya dihiasi dekorasi bertema sepeda dan motor. Tampilan ini sejalan dengan segmennya. Uprus adalah wadah mangkal yang populer di kalangan remaja lokal. Harga kopinya pun bersahabat, rata-rata di bawah Rp20.000 per cangkir. Padahal, kedai ini berlokasi di jalur elite. 

Callme Coffee Roaster
Kedai guyub ini berada di pelataran rumah. Lokasinya di Kalinegoro. Sedikit di luar kawasan Borobudur. Tapi upaya ke sini akan terbayar sepadan. Callme adalah motor third wave coffee movement di Magelang. Tempat ini mempromosikan kopi lokal, melalui kemitraan dengan petani. Bijinya dipasok dari lereng-lereng gunung sekitar, juga dikirim ke banyak kedai. Callme jugalah episentrum para pelaku industri. Obrolan seputar kopi—dari isu tengkulak, harga green bean, hingga mesin giling—mengalir bersama manual brew racikan kedua baristanya: Vera, juara Barista Championship Maxx Coffee; dan Ariep Setiawan, juara Indonesia Roasting Championship.

Janji Hati Coffee & Kitchen
Kehadirannya pada 2022 menjawab kebutuhan: wadah kongko kelas menengah di dekat Borobudur. Kapasitasnya besar. Desainnya industrial. Pentas musik ditanggap reguler. Semua ini sebelumnya hanya tersaji di hotel-hotel. Membuka buku menu Janji Hati, ada banyak hidangan untuk disantap bersama teman atau keluarga. Tapi kopi masih menjadi bintang utamanya.

JAJAN SORE

Limanjawi Art House
Galeri ini giat menanggap acara. Tapi bukan cuma itu alasan orang datang. Di terasnya, sebuah kafe menyajikan beragam kuliner Jepang. Untuk jajan sore, dua menu yang patut dipesan ialah imagawayaki dan takoyaki. Untuk minuman, pilih wedang Jawa. Autentisitas rasanya dikawal oleh duet pemilik Limanjawi: Pak Umar, tokoh seni lokal; dan Bu Yasumi, wanita asal Jepang. Nikmati hidangan di kursi-kursi kayu yang menatap kebun sayur dan Perbukitan Menoreh.

Balana Kitchen & Coffee
Membuka buku menunya, tempat ini membidik kaum karnivor. Andalannya steik. Tapi justru piza bintang utamanya. Tiap loyang disajikan tipis, renyah, dengan topping yang lumayan royal. Dalam hal rasa, cukup bersaing dengan sang legenda JWB Pizza Jimbaran. Balana baru dibuka tahun ini. Lokasinya di tengah dusun, yang lazim dilewati turis dari Yogya ke Borobudur. Datang Sabtu malam, tamu dapat bonus pentas musik.

Shailendra Bistro
Ini resto baru. Lokasinya di Jalan Balaputradewa yang berujung di Candi Borobudur. Alamat termahal di kawasan ini. Shailendra menyajikan gelato. Saban harinya, 18 varian rasa tersedia, termasuk racikan khasnya: gula aren dan yogurt. Di samping kios gelato, ada butik cokelat. Rak-raknya memajang produk D’Lanier, Monnier, serta Ndalem. Ketiganya merek lokal.  

MAKAN MALAM

Warung Pak Parno
Ini fenomena jamak di banyak daerah: warung yang fenomenal masakannya, sampai-sampai selebriti dan pejabat teras berdatangan. Di Magelang, namanya Warung Pak Parno. Wujudnya sederhana. Dapurnya di sisi muka. Tungkunya pakai arang. Menunya simpel: nasi, mi, serta bihun. Tinggal sebut mau diolah versi goreng atau godok. Kalau mau, boleh tambah ceker atau jeroan. Tampilan masakannya biasa saja. Keunggulannya terletak pada rasa ayam dan kaldunya. Karakternya mengingatkan pada ramen. Kombinasi asin, manis, gurih, dengan tekstur sedikit pekat. Inikah umami versi Jawa? Silakan dicoba.

Patio Colonial Hall
Bangunannya rasa kolonial. Klasik dan anggun. Terkesan warisan Belanda. Padahal baru dibangun di zaman Presiden SBY. Di interiornya, tamu makan di bawah kandil kristal. Geser ke serambi, bisa makan sembari melihat candi. Jarak Borobudur cuma 1,3 kilometer. Cukup pakai kamera HP, turis-turis bisa tertangkap di antara stupa. Hidangan andalan Patio ialah sup buntut. Tapi yang paling menarik mungkin menthok mentel. Bahan utamanya entok. Mirip bebek, tapi pakai eyeshadow merah, dan dagingnya lebih lembut. Semua hidangan ini disupervisi oleh Iqbal Batubara, Corporate Executive Chef Plataran, yang kebetulan bermarkas di Borobudur.  

La Table
Ini resto baru, di hotel yang juga baru. Grand opening akan digelar akhir tahun ini. Pemiliknya orang Swiss (dari canton yang berbahasa Prancis) dan investor lokal. Buku menunya mencerminkan kombinasi itu. Ada, misalnya, trancam dan escargot. Ada pula tongseng dan ratatouille. Di luar itu, koleksi andalan La Table ialah daging-daging premium, contohnya tenderloin wagyu marble 7. Ini tawaran yang langka. Sebelumnya, daging sekaliber ini hanya tersaji di Jakarta atau Bali. Kehadiran resto ini turut memperkaya lanskap fine dining di sekitar Borobudur.

—Cristian Rahadiansyah
*Reportase ke tiap tempat dalam artikel ini dilakukan di waktu yang berbeda-beda dalam kurun 2021-2023. Pembaca mungkin akan menemukan perbedaan antara apa yang tertulis dan kondisi terbaru di tiap tempat.

Show CommentsClose Comments

Leave a comment